TJVZ
10.06.19
TJVZ
10.06.19
Aku sadar. Dengan tidur seharian, tak akan bisa menyelesaikan masalah apa pun. Yang ada hanya memperpanjang masalahku tuk dapat diselesaikan. Tentu saja aku tak ingin terus berlama-lama terlelap dalam kegelapan. Aku ingin bebas dari derita yang membelenggu hati ini. Aku sudah muak sebagai manusia hanya memikirkan kenikmatan sesaat. Kesenangan dunia yang tak terbatas hanya membuatku berpaling dari tujuan utama. Aku jadi tak bisa bermimpi lagi karena sudah menghabiskan waktu terlalu banyak tuk sesuatu yang kurang berfaedah.
Setiap aku ingin tidur, entah kenapa mataku ini tak bisa terpejam, selalu saja terbayang-bayang kesalahan terbesarku. Menyesali diri sendiri karena terlalu lama tenggelam dalam kegelapan. Padahal aku sudah mengerti sepenuhnya bahwa kegelapan ini hanya akan menyeretku ke dalam jurang kenistaan. Menciptakan luka batin yang sangat berbekas. Luka batin yang berpotensi menimbulkan dendam. Jika aku biarkan terus menumpuk, dapat berujung pada tindakan yang berbahaya. Aku tak ingin bila itu sampai terjadi. Keyakinan pun dipertanyakan, kemana kau pergi? Aku disini sedang tersiksa dengan diriku sendiri.
Sekarang aku hanyalah seorang pendosa hebat yang tak fokus pada masa depan yang telah dicanangkan sebelumnya. Dulu aku sangat bersemangat untuk menjemput masa depan karena aku tau bahwa jalanku sama dengan jalanmu. Tapi kini, kau salah satu alasan kenapa aku ikut terperosok ke dalam dunia hitam ini. Kau hanya bermain-main dengan keberuntunganmu. Membuatku tak bergairah lagi menghadapi tantangan. Waktu seakan tak berjalan. Menimbulkan angan-angan dan penderitaan yang semakin menjadi-jadi. Merobek malamku yang kosong. Merusak apa yang telah dibangun dan menyisakan pondasinya saja. Yang berarti aku harus memulainya lagi dari awal. Awal yang benar-benar baru, tanpa ada ikatan dari masa lalu.
Kini aku butuh waktu tuk sendiri. Sendiri untuk memperbaiki diri. Untuk berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan musuh sejati. Dan berdamai dengan.... (sangat jujur aku katakan bahwa dari awal perjalanan menjemput masa depan, ada sesuatu yang menjauh. Selama ini di dalam benak terdalam ku, secara tak sadar aku telah menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Maka dari itu yang utama dan yang harus diutamakan adalah.....) Sang Pencipta. Agar aku tak semakin terjerat dalam godaan semu. Yang mengakibatkan diriku ini tak bisa merasakan kenikmatan hidup yang sebenarnya. Aku butuh tindakan nyata untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Aku ingin sekali ada perubahan besar dalam perjalanan hidupku yang singkat ini. Aku ingin suatu saat nanti, diriku bisa bangun dengan tekad yang kuat dan pergi tidur dengan kepuasan yang luar biasa.
Galaunya hati kembali kurasa. Saat Tuhan mengizinkanku tuk berkomunikasi lagi dengan dia. Aku mencoba untuk bersikap biasa saja ketika obrolan ini berlangsung, walau aku masih ingat dengan jelas apa yang telah dia lakukan tujuh bulan yang lalu. Senyumnya yang palsu mengambang tepat di pelupuk mataku. Seakan mengajakku ke dalam dunianya lagi. Padahal aku sudah menegaskan bahwa aku tak ingin terus berada dalam kondisi seperti ini. Tetapi perasaan was-was ini terus berdatangan, menghampiri ingatanku tentang sifatnya yang sedang berlebihan. Pertengkaran hebat antara hati dan pikiran seakan tak mau berhenti. Kapan waktu keduanya bisa saling memahami? Hmm..
Kukira kisah ini memang cukup rumit. Mungkin karena aku telah menyadari bahwa jalanku mulai berbeda dengan jalanmu. Pada hari ketika aku sadari itu, aku merasa jalan kita benar-benar telah berbeda. Bertolak belakang dengan apa yang selama ini aku bayangkan dan impikan. Kukira kau adalah sosok yang ditakdirkan untuk menemaniku, tapi nyatanya malah menghancurkanku. Hingga aku memutuskan untuk menutup pintu hatiku. Bukannya aku mengasingkan diri tak mau lagi dicintai, tapi aku perlu menyeleksi dengan sangat ketat siapakah yang benar-benar layak untuk dapat menetap. Cintaku kini tersisa sedikit, sedangkan lukaku masih terus mengakar. Aku hanya tak ingin salah langkah lagi.
Ingin aku menolak kehadiranmu di benakku, lelah sudah aku membayangkan namanya. Dari berbagai penjuru yang datangnya, aku berusaha menyembunyikan hatiku untuk tak lagi menerimanya. Tapi apakah bisa selamanya aku membohongi rasa ini? bergelut dengan nurani yang hampir mati. Begitu rapi kususun perasaan dan terkubur bersama luka batin di dalam tubuh seorang lelaki pendosa, jauh dari bentuk berbagai namamu yang indah.
Namun, apa yang bisa aku lakukan? Aku hanyalah gelas plastik di tengah samudera, yang akan tersapu dari kuatnya arus laut. Dan itu nyata, di suatu hari aku tertampar dari hati yang terdalam, bahwa aku sudah tak sanggup lagi. Aku ingin berhenti. Ingin aku katakan yang sebenarnya bahwa, aku ingin menjaga jarak denganmu, aku tidak mau lagi balik seperti dulu. Aku ingin fokus pada masa depan yang telah kususun. Dilema pun kembali hadir. Lain kemarin, lain juga sekarang. Aneh betul rasanya. Hatiku terus bergejolak hebat menghadapi kondisi yang menguji daya juangku sebagai manusia.
Pada satu titik aku ragu-ragu untuk kembali mempercayaimu lagi setelah semua yang telah kau lakukan akhir-akhir ini. Luka yang kau berikan padaku waktu itu masih tak masuk akal. Sebab setelah kejadian menyakitkan itu terjadi, kau masih terlihat baik-baik saja sampai saat ini. Kau bahkan terlihat dengan mudahnya melempar senyum juga tertawa lepas ke beberapa orang. Seakan-akan kau tak memiliki beban dalam hidup.
Sedangkan aku, aku hanya bisa melakukan hal yang tak bermafaat yaitu pura-pura bahagia. Iya, sampai saat ini aku hanya berpura-pura. Aku menggunakan berbagai macam topeng agar terlihat bahagia, seperti tak terjadi apa-apa. Diamku juga adalah kepura-puraan, ngobrol dengan banyak orang seolah tanpa beban dan tersenyum seperti anak kecil kepada beberapa orang juga merupakan kepura-puraan yang sering aku lakukan. Sungguh merepotkan bukan?
Ribuan luka dalam masa laluku telah menghadirkan beberapa komponen sakit hati. Keteguhan jiwa dengan mudahnya menelan hal-hal kecil yang tidak lagi menghasilkan kesenangan secara langsung, melainkan untuk dapat bertahan hidup dalam kondisi seperti saat ini. Perlahan apa yang aku rasa semakin memudar. Aku bertanya kepada hati, "mengapa kau padamkan rasaku padanya?" Hatiku tidak menjawab.
Mungkin bukan sekarang waktu yang tepat untuk menjabarkan rasa yang hilang ini. Di sisi lain, aku terlalu khawatir dengan apa yang telah terjadi dengan perubahan tersebut. Rasanya ingin lenyap saat rindu menyesakan dada. Sekilas kenangan masa lalu kembali muncul. Saat pertemuan pertama kita dulu. Kasih dan sayangmu begitu besar kau curahkan padaku. Kau begitu perhatian.. Namun kini perhatianmu terkikis tanpa kau sadari. Dan perlahan akan menjadi debu yang terbawa angin yang menghempas. Lenyap tak berbekas. Perlahan... Secara perlahan.. Keterikatan ini akan musnah.
Jiwa dan raga kita ini sudah mulai bertentangan. Mungkin sulit dimengerti oleh akal sehat, tapi masih dapat dimengerti oleh hati. Kebahagian bukan lagi kita yang mengatur, tapi waktu. Sejauh ini, waktu lah yang membuat kita bisa merasakan semuanya. Waktu begitu cepat sekali membawa masa terus berganti menjadi masa yang lain.
Saat kita tidak mengenal apapun bahkan tidak mengingat apa apa. Sampai saat mata dan hati kita mulai dapat merekam setiap detil cerita yang kita jalani. Dahulu Ketika pertama melihatmu, aku seolah melihat keindahan duniawi. Saat itu aku belum memiliki rasa. Lambat laun, semua seakan telah mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat. Dan memori didalam otak, yang memiliki ribuan sel yang mampu menyimpan semua hal, terus saja menyimpan segala hal yang terjadi dalam hidupku. Ternyata waktu yang telah dilewati kita begitu panjang, hingga sampai di tempat kita saat ini berdiri. Namun terasa singkat seakan baru sekejap saja kita melaluinya.
Setelah ini semua terjadi, aku seakan mulai tersadar. Aku membutuhkan pengganti yang baru. Aku ingin seperti dahulu, dengan jiwa yang berbeda. Seperti pertemuan masa lalu yang indah. Di mana banyak hal yang telah ku lalui. Menjadi sebuah rasa yang sangat indah. Dengan banyak tawa, canda, air mata, kemarahan, kesedihan, keacuhan, kasih sayang, dan kerinduan. Kenangan yang takkan pernah terlupa dan akan selalu tersimpan dalam tempat terindah di dasar jiwa. Satu detik yang berharga tentang kita terus akan menjadi kenangan. Karena Semakin dewasa suatu hubungan, akan naik tingkat jadi soal mengembangkan diri. Waktu lah yang membuatku naik ke atas, berusaha bangkit dan coba tuk meninggalkan beberapa jejak di bawah sana. Salah satunya yaitu, keyakinan bahwa kau akan kembali. Semua bisa berubah seperti apapun terserah sang waktu.
Kurasa telah cukup lama kita saling kenal. Namun pada akhirnya ku harus bertanya dalam renung sendiriku. Apakah rasa kebersamaan saling terpaut setelah sekian lama? Ahh.. Kurasakan diri ini terabaikan. Padahal, telah kusimpan lama sebuah asa. Yang setiap saat kucoba tepiskan. Karena bertahan selama ini telah menjadi kepedihan yang berlangsung lama. Bahkan sampai saat dirimu mulai terjauhkan.
Kisahmu masih tertulis di beberapa karya tulisku. Walaupun kita tak saling menyapa seperti dulu, tiada yang terlewat dari cerita kita semua. Aku mencoba mengabadikan dirimu melalui setiap karya yang kubuat. Sudah mulai terangkap semua disini sejak awal pertemuan hingga akhir kisah kita.
Dan kini, selalu kubaca sebelum aku terlelap. Agar aku dapat menemuimu di dalam mimpiku.
Seiring berjalannya waktu dengan keyakinan di hatimu tumbuh , jadi satu hal yang tersisa bagiku untuk dilakukan. Dan biarkan aku terus merasakan itu. Mau jadi apapun kamu dalam hidupku. Kamu sudah punya cerita dan porsi tersendiri di dalam jiwa ini. Kamu akan selalu menjadi sebutir gula manis. Karena ketulusan bukan untuk disebut dan dipamerkan, tapi untuk dirasakan. Menyatu itu tak harus dalam satu ikatan, cukup keyakinan yang kuat. Jadi mulai sekarang aku ingin sekali perlahan-lahan melepaskanmu.
Ahh.. Aku ingin bebas dari semua perasaan yang sengaja kau tinggalkan. Rasa yang telah menghantam nuraniku sejak awal bertemu. Karena setiap kali melihatmu, kepedihan itu masih terasa jelas. Semua yang telah berubah tak akan kembali seperti dulu. Ya pada akhirnya seperti yang kau tahu. Ini nyata dan menyakitkan, memang.
Ahh.. Aku ingin berdiam diri, tak lagi berbicara atau pun bekerja. Membuang jauh perdebatan yang tak berujung, menikmati detak jam tanpa merasa harus diburu, menikmati tanggalan di kalender yang berganti, tanpa harus ada patokan harus begini begitu. Tak ada batasan waktu. Walau begitu, Diamku tak berarti mengabaikanmu. Sebab dalam diam, aku diam-diam menyapamu dalam doa dan puisi.
Hidup harus tetap berjuang, meski lelah terasa. Tapi inilah kenyataan, yang mengharuskanku tetap bertahan. Aku sempat berpikir, terkadang apa yang dilihat dengan mata berbeda dengan apa yang dilihat oleh hati. Dan setelah diamati, ternyata memang benar. Perbedaan itulah yang harus coba dinikmati, agar terbiasa nantinya. Dan pada akhirnya kau pun memberikan nasihat terakhir untukku,
"Cobalah untuk Ikhlas seperti gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna. Tak ada lagi rasa sakit dan pahit, saat keikhlasan terpilih sebagai wasit, dalam permainan dunia yang sengit. Ikhlaslah seperti gula. Larutlah seperti gula. Hiduplah seperti gula.. "
Malam semakin larut, entah kenapa aku teringat tentang dirimu. Namun ketika aku menyadari kau pergi begitu cepat, kenangan itu selalu menghampiri. Ada semacam garis, yang menghubungkan antara aku dan kau. Meski berulang kali kau telah memutuskan, tetap saja garis itu ada. Tak terlihat, tersimpan dalam pikiran dan hati.
Aku mencoba menjadi lebih kuat saat mengingat semua kenangan tentang dirimu, jadi tolong jangan buat aku lemah sebelum berkembang. Aku terus berlatih tuk mengejarmu. Kau memang mudah dipandang namun sulit bagiku tuk menyentuh. Terkadang aku berpikir, tak akan pernah bisa ikut serta dalam kesenanganmu.
Setiap waktu, setiap hari, setiap jam aku merasakannya. Aku berfikir tidak akan bisa melihatmu lagi. Yang sudah pergi tak tau pasti dimana sekarang. Aku tahu aku tidak akan kuat saat mencoba melupakanmu. postur tubuhmu, wajahmu, senyumanmu. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kamu pasti selalu melintas di pikiran, walau hanya sekilas.
Kau adalah bunga camelia yang menebar wangi didalam hatiJauh sebelum ku mengenalmu,
Jauh sebelum aku tau isi hatimu,
Jauh sebelum aku menelusuri siapa dirimu,
Aku sudah temukan tempat untuk menyandingkan tubuhku
Ditempat ini, dikota ini
Aku menemukanmu.
Kau mengubah caraku memandang masa depan
Rasa ini tetap ada di ingatan
Sekali rasa ini ditanam dalam ingatanku
Itu akan mengubah realitas hidupku - selamanya.
TJVZ
19.07.15
Masa depan hidupku tak bisa kurasakan saat itu, Saat aku masih polos. Dulu aku melakukannya karena keinginan, tapi sekarang sebuah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Masih teringat saat aku menginjak kelas lima, guru ku pernah berkata "Jadikanlah pengalaman sebagai dasar dari masa depanmu." Sekarang aku baru mengerti maksud dari perkataan tersebut, saat kita ingin mengejar masa depan hal pertama yang harus disiapkan adalah pengalaman. Sejak saat itu aku terus mencari pengalaman. Dari pengalaman tersebut, aku mulai berkembang dan selalu mempunyai harapan.
Aku memiliki sebuah ruangan istimewa di dalam khayalan. Setiap kali aku ingin membuat harapan, aku selalu datang ke tempat tersebut. Saat mereka bertanya mengapa harus tempat ini lagi, aku hanya bisa terdiam, tak bisa dijelaskan dengan ucapan, hanya bisa dijabarkan dengan kata². Menurutku tempat ini lebih dari sekedar ruangan, tempat inilah yang membuatku mengetahui apa itu rasa sakit, yang membuatku bersemangat menjalani hari, dan yang membuat hidupku berubah.
Dalam perjalanan menuju masa depan, aku memiliki keyakinan penuh terhadap kebebasan. Menurutku, dunia ini tak sesempit tempat kita tinggal. Dunia ini sangat luas, Kita harus terus mengikuti masa depan yang sudah tersusun, karena yang serius ga akan pernah gagal. Itulah yang membuatku bergairah menjemputnya.
Setelah aku keterima disana, langkah menuju masa depan dimulai. Tantangan yang sebenarnya mulai berjalan. Yang kubutuhkan sekarang adalah persiapan menghadapi masa depan tersebut dengan tenang dan rendah hati. Karena aku yakin pasti ada hari dimana semua misteri masa depanku akan terungkap. Hari dimana aku bisa menyatukan seluruh harapan. Itulah yang kusebut menjemput masa depan yang indah.
Sudah cukup lama aku tertidur, tanpa disadari banyak mimpi yang sudah tercipta. Selama aku hidup di alam bawah sadar, hampir tak ada batasan antara kau dan aku. Ini bukan apa yang selama ini aku tulis di pikiranku. Pada mulanya aku melakukan ini dengan mudah. Sampai pada hari ke tiga puluh enam aku merasakan hal aneh, awan kelabu pada malam itu sangat terasa. Hawa dingin merangkul begitu erat. Harapan baru yang telah dibuat terjatuh pada malam itu dengan sayap patah disebuah tempat yang sangat sepi, sunyi, dan tenang.
Khayalanku bersemi di taman hati, yang slalu penuh dengan obsesi. Tersenyum iri menyambut rasa dalam hati dan bintang berkicau melantunkan senandung keinginan pada sesuatu hal. Ditunjukan dengan gairah yang sangat besar, fantasi yang sangat liar, keganasan dan bahkan kegilaan. Ketika obsesi itu adalah lawan jenis, ada kekacauan antara obsesi dan cinta. Perseteruan tak kunjung henti, kegelapan pun datang menghampiri.
Mengenali kamu lebih dekat mungkin mustahil. Kau berasal dari kalangan elit, hapenya aja iphone. Aku gak bisa berpura-pura bahwa aku sedang baik² aja. Mention kamu aja dikacangin. Apalagi ngobrol bareng, kayaknya itu semua hanya impian belaka. :oops:
Hampir setiap mata ini memandang, terkadang kamu lewat di hadapanku, entah sengaja atau ga sengaja. Yang jelas kamu slalu ada pesona tersendiri di mataku. Namun, gimana mungkin aku dapat memahat rasaku di hatimu sedangkan kau keras bagai batu, dingin bagai salju, dan jutek bagaikan orang yang tidak saling kenal. Ough! :frown:
Salahkah aku, bila aku mengagumimu dlm diam ? Tanpa sepengetahuan kamu ? Hmm.. Lagi² rasaku ini tertinggal. Menunggu sebuah Kesedihan itu datang. Kesedihan itu menghasilkan kesendirian. Dan akhirnya kesendirian melahirkan fantasi yg bermain di ruang imajinasi. :-x
Mungkin hanya lewat mimpi aku bisa ngobrol denganmu, bercengkrama layaknya sebuah teman. Aku bisa leluasa membuat imajinasi di dalam mimpi. Ketertarikan ku mulai dibangun. Dengan terciptanya mimpi, aku disini masih mempunyai harapan. Yaa paling tidak harapan itu tak pernah hilang di dalam mimpi. Karena rasa penasaran itu akan slalu ada.
Malam semakin sepi, di kampung ini ga nampak ada kehidupan, mungkin hanya hansip yang masih hidup. Udara malam pun semakin dingin, hanya dengan ditemani hape satu²nya. Aku teringat setiap kali, aku melihat senyuman kamu. Suasana berubah, seakan ada yang indah. Kita berdua berada dalam kendali cinta. Kamu selalu jadi penyebab senyuman aku mengembang saat menulis. Kamu selalu jadi pokus utama dalam merumuskan diksi. Dan kamu selalu jadi penyebab mengapa aku berani bermimpi.
Dan aku hanya bisa diam membisu, sering terlintas di pikiran, Sebegitu berpengaruh kah kamu dalam rutinitasku? Sebegitu penting kah kamu dalam hidupku?
jawaban nya, iya, kamu akan selalu ada di dalam hidupku. :idea:
Tapi, aku sadar Ini hanya lamunan saja, lamunan dalam diam dan sunyinya malam ini. Mungkin aku tak pantas melamun seperi ini. Bagiku, kau tak pantas untukku, karna mungkin kita beda status. Hmmm.. :-x Mungkin sampai kapanpun aku nggak bisa menggapai cinta sesosok gadis yang aku kagumi di sekolah. Kau akan hanya menjadi teman dalam perjalanan hidupku. :)
Sepotong kata terungkap dari jiwa, sedikit senyum memberi pesona .. Saya ukir nada tapi tak bersuara, hanya lewat blog ini saya tuliskan.. selamat sore menjelang malam semuanya. Kalian tau sekarang hari apa ? yak, benar sekarang hari rabu! hari yang sangat sederhana namun bersejarah. Satu tahun yang lalu tepatnya pada tgl 24 Desember, blog saya berdiri diatas kaki sendiri :lol: ckcks. Ga terasa udah setahun umur blog saya ada di dunia, maya. Pada tanggal ini lah saya merasa hidup saya semakin indah karna bisa memanfaatkan waktu luang tuk menulis dan menyebarkan apapun yang saya mau.
Semoga kedepannya blog ini makin bermanfaat dan makin banyak postingan nya yang ke index di google ataupun search engine yang lainnya. Dan satu lagi semoga blog ini bisa bersaing dengan blog lainnya terutama blogspot yang udah seo banget ama google. Mmm, Keknya ini post imut banget dah, tapi tak apalah yang penting sekarang blog saya udah satu tahun! yeah! :mrgreen:
Huufftt .. Ga tau kenapa ya, akhir² ini saya ga bersemangat untuk bikin postingan. Mungkin ini disebabkan oleh makin banyak nya temen seperjuangan saya yang ikut²an ngeblog. Jadi begini ceritanya, sebulan yang lalu tepatnya hari rabu sedang belajar TIK kebetulan waktu itu sedang praktek, nah guru TIK saya sebut aja namanya Pak Genji, mengajarkan tentang cara membuat blog .. Ahh pembahasan yang sangat membosankan bagi saya. Bukan bermaksud sombong ya.. Tau sendiri lah sebelum pembahasan ini dibahas saya udah jauh² hari punya blog, walaupun pun baru mau jalan setahun blog saya berdiri, tapi setidaknya saya sudah tau dasar² tentang ngeblog. Dan pada saaat itu juga semua siswa disuruh membuat blog, bikin postingan ini lah itu lah, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan blog.
Mulai dari situ, banyak temen saya menjelma jadi blogger newbie bermunculan bagai jamur di musim pancaroba. Mereka berlomba-lomba tuk Mosting apa pun yang terlintas, mulai dari tulisan sendiri hingga copas pun dilakukan tanpa di sertakan sumbernya, tragis memang. :s
Lambat laun, Pak Genji memamerkan blog seluruh murid kelas saya di labkom, tapi apa daya saya justru tidak bergairah karna blog saya sekarang banyak saingannya (dalam arti teman seperjuangan saya) :oops: Saya pun merasakan ketidaknyamanan karna dulu kan saya mau posting apapun kan bebas, tapi sekarang karena banyak rival yang ga kalah jago tulisan nya ama saya, jadi harus dipikirkan mau posting apa hari ini. :-x
jadi teringat, ini medsos bukan dinsos.
Maka dari itu, saya jadi jarang bikin postingan lagi karna yang tadi udah disebutkan diatas juga karna kesibukan yang makin menjadi di dunia nyata. Berhubung sekarang dah liburan akhir tahun, saya akan berusaha tuk bikin postingan yang lebih banyak dan lebih spektakuler. :wink: