Kamis, 14 Juni 2018

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah hirobbil'alamin... Akhirnya kita semua bisa merasakan lagi suasana lebaran tahun ini. Sungguh ini merupakan suatu pencapaian dan kemenangan bagi kita. Untuk menyambut hari kemenangan ini marilah kita saling memaafkan. Mohon maaf apabila kata-kata saya telah banyak menyakiti. Perbuatan saya telah banyak melukai hati kalian. Berbuat khilaf adalah sifat manusia. Meminta maaf adalah kewajiban manusia. Dan kembalinya Fitrah adalah tujuan manusia.


Semoga coretan kata yang saya tulis kali ini mampu menjadi jembatan di hari yang penuh dengan kemenangan. Semoga di hari raya ini, kita semua sudah dihapus dosa-dosa yang telah lalu. Akhir kata saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H, Taqobbalallahu minna wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum Wataqobbal ya kariim Ja'alnallahu minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin sob!


Read More

Rabu, 06 Juni 2018

Bosan Tidur Lagi

Aku sadar. Dengan tidur seharian, tak akan bisa menyelesaikan masalah apa pun. Yang ada hanya memperpanjang masalahku tuk dapat diselesaikan. Tentu saja aku tak ingin terus berlama-lama terlelap dalam kegelapan. Aku ingin bebas dari derita yang membelenggu hati ini. Aku sudah muak sebagai manusia hanya memikirkan kenikmatan sesaat. Kesenangan dunia yang tak terbatas hanya membuatku berpaling dari tujuan utama. Aku jadi tak bisa bermimpi lagi karena sudah menghabiskan waktu terlalu banyak tuk sesuatu yang kurang berfaedah.

Setiap aku ingin tidur, entah kenapa mataku ini tak bisa terpejam, selalu saja terbayang-bayang kesalahan terbesarku. Menyesali diri sendiri karena terlalu lama tenggelam dalam kegelapan. Padahal aku sudah mengerti sepenuhnya bahwa kegelapan ini hanya akan menyeretku ke dalam jurang kenistaan. Menciptakan luka batin yang sangat berbekas. Luka batin yang berpotensi menimbulkan dendam. Jika aku biarkan terus menumpuk, dapat berujung pada tindakan yang berbahaya. Aku tak ingin bila itu sampai terjadi. Keyakinan pun dipertanyakan, kemana kau pergi? Aku disini sedang tersiksa dengan diriku sendiri.


Sekarang aku hanyalah seorang pendosa hebat yang tak fokus pada masa depan yang telah dicanangkan sebelumnya. Dulu aku sangat bersemangat untuk menjemput masa depan karena aku tau bahwa jalanku sama dengan jalanmu. Tapi kini, kau salah satu alasan kenapa aku ikut terperosok ke dalam dunia hitam ini. Kau hanya bermain-main dengan keberuntunganmu. Membuatku tak bergairah lagi menghadapi tantangan. Waktu seakan tak berjalan. Menimbulkan angan-angan dan penderitaan yang semakin menjadi-jadi. Merobek malamku yang kosong. Merusak apa yang telah dibangun dan menyisakan pondasinya saja. Yang berarti aku harus memulainya lagi dari awal. Awal yang benar-benar baru, tanpa ada ikatan dari masa lalu.


Kini aku butuh waktu tuk sendiri. Sendiri untuk memperbaiki diri. Untuk berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan musuh sejati. Dan berdamai dengan.... (sangat jujur aku katakan bahwa dari awal perjalanan menjemput masa depan, ada sesuatu yang menjauh. Selama ini di dalam benak terdalam ku, secara tak sadar aku telah menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Maka dari itu yang utama dan yang harus diutamakan adalah.....)  Sang Pencipta. Agar aku tak semakin terjerat dalam godaan semu. Yang mengakibatkan diriku ini tak bisa merasakan kenikmatan hidup yang sebenarnya. Aku butuh tindakan nyata untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Aku ingin sekali ada perubahan besar dalam perjalanan hidupku yang singkat ini. Aku ingin suatu saat nanti, diriku bisa bangun dengan tekad yang kuat dan pergi tidur dengan kepuasan yang luar biasa.


Read More