Minggu, 31 Desember 2017

Coretan Akhir Tahun 2017

Selamat malam sobat blogger.. Tahun 2017 beberapa jam lagi akan segera berakhir. Tahun ini cukup berat bagi saya. Maka dari itu sebelum melewatkan tahun yang penuh dengan segala peristiwa suka dan duka ini, saya ingin sekali menuliskan kilas balik peristiwa yang saya alami selama tahun 2017 ini. Yaa bisa dibilang ini merupakan Coretan Akhir tahun 2017. Mungkin isinya gak terlalu lengkap, hanya beberapa kejadian yang saya ingat di tahun ini. Akibat banyaknya aktivitas di dunia nyata daripada mengisi blog. Oke daripada banyak nyimeng langsung aja sob!

► 9 Februari 2017
Yak pada tanggal ini saya melaksanakan sidang PKL. Buat yang belum tau, setiap sehabis PKL murid dituntut untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan selama pkl dengan membuat sebuah laporan dan mempresentasikannya ke guru. Jadi ini masih kelanjutan dari proses prakerin. Saya benar-benar lega bisa melewati masa ini.

► Maret - mei 2017
Nah setelah selesai melaksanakan sidang PKL yang begitu menguras tenaga, sekarang saya ngejar materi sekolah yang beberapa waktu lalu sempat ketinggalan. Tiada hari tanpa tugas. Selalu aja ada kesibukan yang sedang dilakukan di kelas. Rasanya saya begitu lelah menghadapi tantangan ini. Banyak guru yang bahkan tidak masuk kelas tapi tetap memberikan tugas yang tidak logis. Maksudnya dalam artian harus dikumpulkan hari itu juga. Yailah buu... emang tugas dari ibu doang apa. Belum lagi ada satu tugas yang benar-benar menyiksa otak. Yaitu kita disuruh bikin drama teatrikal. Setelah sebelumnya disuruh bikin puisi 16 lembar. Setdah ni guru sbk gak kira-kira kalo ngasih tugas. Dikata kita sangat kreatif kali sampe sebanyak itu. Hmm... Ada-ada aja guru jaman sekarang. Tapi saya coba menikmati itu semua. Saya tetap yakin dan jalani aja seperti air mengalir.

► 24 mei 2017
Hari ini adalah hari 17 tahun saya. Alhamdulillah teman-teman saya membantu merayakannya, dengan cara yang sederhana dan bermoral bagi saya. Gak ada acara cebur ceburan, tepung tepungan, atau bully bully an. Semua dilakukan penuh rasa syukur. Saya sangat berterima kasih sama teman-teman SMK sekalian, terkhusus yang ngadain tumpengan ini Hehehe.. Saya sempet terharu liat keadaan ini. Saya cukup senang hari itu. Hari itu gak bakal saya lupakan.

► juni 2017
Sehabis lebaran tepatnya. Saya diajak sama saudara untuk ikut serta dalam kegiatan kemping. Jadi dia ngadain kemping di gunung gede, Bogor. Berhubung saya jarang sekali naik gunung, begitu ada kesempatan langsung dah saya mengiyakan. Kami berangkat bertujuh ke sana. Pemandangan alamnya indah juga. Hawanya sangat sejuk, benar-benar nikmat sekali menghirup udara bersih pegunungan.

► 19 juli 2017
Yak saya hari ini mengikuti acara demo eskul MOS. Entah kesambet apa saya tiba-tiba nekat aja mengiyakan tawaran waktu itu udh tampil demo. Saya tampil di depan para adek kelas yang baru aja pada masuk. Wahh rasanya lumayan degdegan juga. Tapi saya melakukannya dengan lancar. Setelah acara itu, eskul kita dapat 23 pendatang baru. Yaa lumayan dah. Buat pengalaman juga tampil di depan umum. Wahaha..

► 25 juli 2017
Nah ini dia yang saya tunggu pada tahun ini, yaitu bikin E-KTP. Tahun ini kan 2017, otomatis usia saya juga sudah 17 tahun. Saya sudah bisa bikin E-KTP yang sangat penting untuk berbagai keperluan. Oya tidak hanya E-KTP, saya juga langsung mengurus pembuatan SIM agar bisa pergi kemana-mana hehe..

► Agustus - desember 2017
Nah ini dia yang paling greget pada tahun ini. Saya begitu baru masuk udah langsung kejar target belajar. Jadi pada semester ini materi belajarnya adalah gabungan semester satu dan dua. Behh.. Kebayang gak tuh gimana padatnya bulan-bulan ini. Lebih padat daripada awal tahun. Dobel tugas, dobel materi, dobel pusing. Udah gitu sempet ada konflik pribadi dengan diri sendiri sampai saya sempat nge down, dan merasa bahwa saat ini adalah titik terendah dalam hidup. Bener-bener menyiksa jiwa raga.


Yak.. Cukup segitu saja peristiwa yang memorable. Mudah-mudahan ini dapat menjadi sebuah refleksi, paling tidak untuk saya sendiri. Biar gak mudah lupa juga mengingat masa lalu. Dan pada akhirnya diantara beberapa tulisan saya di tahun ini, saya masih dapat merangkumnya untuk menjadi sebuah Coretan akhir tahun yang cukup mewakili atas segala sesuatu yang terjadi sepanjang tahun 2017.

Bisa dikatakan tahun ini seimbang lah antar kebahagiaan dan penderitaan. Walaupun penderitaan yang paling terasa sih sebenarnya, tapi tahun ini akan selalu saya ingat sebagai seorang Blogger dengan adanya coretan ini. Saya harap rasa sakit ini cepat berakhir. Semoga tahun depan akan lebih baik lagi dari tahun ini. 

Okey cukup sekian.. Terima kasih banyak telah membaca! Selamat akhir tahun 2017 sob!


Read More

Minggu, 24 Desember 2017

Fourth Anniversary

Hari ini empat tahun yang lalu, saya menekan tombol publikasi Post pertama di blog ini. Dulu saya tidak pernah memiliki niat menjadi seorang blogger. Saya hanya suka berselancar di internet. Setiap hari selalu aja ada yang dibaca. Saya bukan penulis, saya tidak memiliki tata bahasa yang baik dan pasti sobat sekalian sering melihat kesalahan ejaan dalam posting saya. Sepanjang empat tahun ini, banyak sekali tantangan yang dihadapi. Khususnya tahun ini, lebih banyak saya melakukan aktivitas di dunia nyata daripada mengisi blog ini. Yaa mau gimana lagi ya, sudah menjadi tuntutan anak sekolah. Hehe :D

fourth-Anniversary.jpg

Sedikit bercerita ni sobat, mungkin banyak yang belum tahu bahwa dulu saya kebanyakan mendapatkan ide ketika ingin beranjak tidur. Itu adalah waktu terbaik bagi saya untuk ngeblog. Saya adalah seorang yang terkadang bosan untuk tidur dan memilih untuk meluapkan seluruh isi kepala setiap harinya. Itu berguna untuk menekan stres agar beban di kepala sedikit berkurang. Dan saya tak sadar sering menemukan diri saya terjaga sepanjang malam. Tapi ketika umur saya semakin berkurang, saya sudah tak bisa lagi begadang seperti dulu. Sebagai pelajar yang masih memiliki satu semester lagi untuk dilalui bukanlah mudah menyeimbangkan antara sekolah dan ngeblog. Terlebih sekarang dan nanti merupakan masa yang sangat sibuk sekali bagi saya. Tugas tak pernah berhenti berdatangan. Saya harus selalu siap menghadapi itu semua. Karena sebentar lagi saya akan memasuki dunia nyata yang sebenarnya.

Empat tahun ini saya berusaha. Empat tahun sudah saya menjelajahi dunia blog. Tapi baru tahun ini blog saya benar-benar sepi pengunjung. Tak ada seorang pun yang berkomentar di salah satu Postingan di tahun ini. Hmm.. Padahal saya sudah menyempatkan sesekali buat mampir kesini, Apa daya belum ada yang komentar. Empat tahun bukan waktu yang lama untuk konsisten mengisi blog. Sangat banyak perubahan yang cukup besar selama empat tahun ini. Rasanya benar-benar beda ngeblog di mywapblog sama di Blogspot. Saya sebenarnya masih belum bisa move on dari MWB. Tapi ya sudahlah lupakan, tak ada yang bisa disesali. Itu sudah menjadi takdir. Saya harus terus berjalan, menatap ke depan. Karena untuk jadi berkelas butuh kerja keras.


Read More

Sabtu, 09 Desember 2017

Kehilangan Arah

Yak selamat malam sobat. Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu datang juga. Libur! Satu kata yang membawa kesegaran. Saya udah gak sabar banget untuk nulis lagi di blog ini. Setelah kurang lebih dua puluh minggu saya menjalani rutinitas kehidupan dengan segala permasalahnya. Sangat berat. Memang berat. Berat sekali. Adanya tekanan yang luar biasa dari lingkungan di sekitar saya, membuat saya frustrasi. Saya sering berfikir yang nggak-nggak tentang hidup ini. Selalu melihat semuanya dengan tatapan yang negatif. Arrgh.. Kacau lah pokoknya mah! Tapi ya sudahlah lupakan, yang penting sekarang sudah masuk liburan dan saya punya waktu untuk ngeblog lagi. Dan pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang saya yang mengalami suatu fase lumrah, yaitu kehilangan arah. Pastinya banyak dari kita yang sudah merasakannya, nah sekarang giliran saya. Jadi begini ceritanya.. 

Saat awal masuk SMK, raga ini bisa dikatakan sangat bersemangat menyambut kehidupan baru sebagai pelajar dengan seragam putih abu-abu. Saya masih ingat sekali pernah menulis kata-kata yang kurang lebih seperti ini, 

Alhamdulillah.. Sekolah baru. Teman baru. Pengalaman baru. Akhirnya aku bisa merasakan masa putih abu-abu juga. Semoga dengan ini aku bisa melupakan masa laluku yang berantakan. 

Terdengar sangat optimis untuk ukuran seorang pemberontak pensiun. Dipikiran saya waktu itu hanyalah belajar, belajar, dan belajar. Berusaha menjadi orang baik-baik dan mencoba sekuat tenaga melupakan masa lalu dengan fokus pada masa depan saat itu yang sudah terbuka. Tak ada beban yang berarti, yang ada hanya kesenangan menjalaninya. Karena saya tau, teman lama saya pun sama masa depannya saat itu, masuk SMK jurusan akuntansi juga. Makin tambah lah semangat saya waktu itu. 

Sampai ketika saya menginjakkan kaki di kelas dua belas. Hal-hal ganjil sudah mulai terasa. Mulai dari temen yang sering mengejek dan mempermainkan saya (secara halus) , sampai banyaknya teman kelas yang membuat geng. Kondisi kelas menjadi terkotak-kotak, semacam ada sekat pemisah antara geng-geng tersebut. Persatuan pun hanya jadi wacana yang dari awal selalu ingin diwujudkan. Sudah terasa jelas kalo ada yang gak beres. Sampai saat tulisan ini dibuat, bisa dikatakan saya sedang menuju puncak dari cobaan yang sulit dilupakan oleh otak. Makin kerasa sekali beban yang harus saya tahan terus menerus agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Hidup dikelilingi dengan lingkaran kegelapan. Tak ada tujuan yang pasti. Keyakinan saya pun mulai goyah, karena adanya satu hambatan besar yang mau tidak mau harus saya jalankan. Saya terjebak dalam kondisi yang sangat amat sulit. Hidup pun berjalan datar, terasa tak berarti. 

kehilangan-arah.jpg

Saya jadi teringat juga dulu saat kelas enam saya ingin cepat-cepat menyelesaikan masa sekolah ini yang bagi saya sangat membosankan. Tapi sekarang saat sudah berada di akhir perjalanan masa sekolah, saya bingung mau kemana arahnya. Seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Saya benar-benar kehilangan arah tujuan hidup. Serasa harapan saya satu per satu mulai hilang. Padahal dulu saya yakin setiap orang yang hidup di dunia ini pasti punya tujuan utama. Kalaupun ada orang yang belum menemukannya, setidaknya ada tujuan untuk terus hidup, seperti memenuhi kebutuhan yaitu makan agar tidak mati sekarang. 

Dan kini saya selalu bertanya pada diri sendiri, sebenarnya saya sedang membimbing diri ini ke arah mana? Tujuan utama saya itu apa? Saya kira diri ini hanya berputar-putar mengelilingi sesuatu yang tak pasti. Tak ada kemajuan yang signifikan antara kemampuan akademik dan keahlian yang saya miliki. Selalu saja saya rasa seperti ada yang kurang walaupun sebenarnya saya sudah merasa cukup. Rasa ketidakmampuan saya melawan cobaan ini bagaikan kawat berduri yang melilit kaki saya agar tak bisa melangkah. Jangankan melangkah, bergerak saja pasti akan terluka. Sungguh tak berdaya saya dikendalikan oleh kondisi yang sangat sulit seperti ini. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, saya iseng searching di internet mengenai permasalahan yang sedang saya hadapi ini. Setelah kurang lebih tiga puluh menit mencari, akhirnya ketemu juga sebuah artikel yang perlahan membuka kembali pikiran dan hati saya. Saya kutip sedikit dari situs ini, inilah pencerahannya.. 

"Bila anda merasa bingung, lelah, tidak punya arah. Maka berhentilah sejenak, istirahatkan diri, dan fokuslah untuk menguatkan diri dahulu, agar Anda menjadi kuat kembali, dan bisa meneruskan kembali sisa perjalanan Anda.
Abaikan untuk sementara urusan dengan manusia, kecuali yang darurat saja. Karena saat Anda lelah atau lemah, Anda harus meringankan dan menurunkan beban di pundak Anda untuk sementara waktu, hingga Anda kuat kembali mengangkatnya dan berjalan lagi."

Wah.. Setelah direnungkan sejenak, ada benarnya juga ya.. Mungkin saya harus mengasingkan diri dari dunia luar. Saya harus rehat sebentar mencari ketenangan agar bisa introspeksi diri sendiri. Terlebih sekarang lagi libur, pas banget nih momen nya. Walaupun liburannya gak lama, Cuma dua minggu. Tetap saja harus saya maksimalkan dengan baik untuk merefresh otak agar bisa bekerja dengan baik kembali. Saya tak ingin berkomunikasi dengan temen selama libur ini tuk mengurangi beban di pundak. Hufft... Entah tulisan macam apa yang saya tulis di blog sunyi kali ini, yang jelas saya hanya ingin mengutarakan isi kepala seorang pendosa yang sedang kehilangan arah dalam hidupnya. Dengan segenap tenaga yang masih tersisa tuk satu semester lagi. InsyaAllah saya akan kuat tuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai. 
Read More

Sabtu, 18 November 2017

Bosan (hidup)?

Saya hanya manusia biasa. Makhluk yang bisa merasakan lelah dan bosan. Bisa juga kehilangan motivasi. Seakan tak ada gairah untuk hidup lebih lama. Dapat dikatakan bahwa, saya memang terlalu jenuh dengan aktivitas maupun masalah yang ada saat ini. Saya tak tahu lagi harus dengan apa mencari. Saya ingin bebas dari masalah diri saya. Saya merasa babak belur secara fisik dan secara emosi. Terlalu banyak hal-hal negatif di pikiran saya. Perjalanan panjang saya sejauh ini terasa sangat putus asa. Sebelumnya saya tak pernah setakut ini dalam menghadapi hari. Tapi sekarang seakan-akan setiap hari adalah 'neraka'. Selalu aja ada yang menusuk pikiran. Inikah rasanya terkurung dalam penderitaan yang tak berujung? Terasa hampa. 

Sudah hampir sebulan belakangan saya dilanda perasaan bosan yang luar biasa ini. Rasanya benar-benar kehilangan semangat. Yaa tak bisa dipungkiri memang, bahwa sebagian orang (termasuk saya) pernah merasakan kebosanan dalam menjalani rutinitas kehidupan dengan segala permasalahnya. Entah itu menyenangkan ataupun membosankan. Pasti ada aja suatu hambatan yang membuat kita bosan dan tak bisa lagi melangkah, seakan berada di jalan buntu. Nahh... sekarang, Hambatan terbesar saya ialah banyaknya orang yang mengejek, meleceh, dan mengusik usaha saya. Apalagi ditambah dengan penyangkalan dari lingkungan sekolah yang kurang mendukung. 


bosan-hidup.jpg 

Apakah saya sanggup melaluinya...? Entahlah. Saya mulai tak semangat. Sungguh tak semangat. Hari-hari berjalan dengan sangat lambat. Setiap jam berlalu dengan perasaan yang resah. Tak ada seorangpun mengerti. Saya dipandang sebelah mata oleh situasi dan kondisi sekarang. Awalnya sih memuji tapi lama kelamaan mulai menjatuhkan, dan bahkan mengubur kecerdasan. Prestasi saya menurun drastis. Berada di titik terendah selama saya bersekolah. Rasanya sungguh sangat tidak mengenakkan. Bukan masalah capaian, tapi harga diri dan kepercayaan saya dipertaruhkan. Untuk sekarang, saya akan berhenti sementara melihat susunan masa depan. Berhenti meratapi segala pikiran yang cukup memberatkan, termasuk ambisi dan impian. Karena terkadang impian juga bisa bikin kepala penat. Pikiran pun melemah. Hati saya sekarang jadi gelisah dan was-was. Setiap hari jadi tak keruan. Setiap malam yang ada hanya penyesalan yang tak terbendung.

Hati kecil saya sering bertanya, "Kenapa kamu nggak menikmatinya saja dam?" hmm.. Gimana ya, saya Nggak tau. Saya nggak tau kenapa sangat sulit sekali menikmati suatu hal yang saat ini kurang disukai. Dalam praktiknya gak segampang yang dikira. Banyak tekanan dari berbagai pihak. Bukan berarti saya tak bersyukur, tapi saya tak ingin rasa sakit ini terus menjadi-jadi. Saya berharap ini bukan masalah besar. Untuk saat ini, saya hanya bisa memendam. Memendam seluruh perlakuan orang-orang yang sering membuat saya sakit. Saya tak pernah membalasnya. Saya tidak berhak, saya hanya mencoba tuk doakan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik. Walaupun logika berkata lain. Pertentangan itu pasti ada. Antara hati dan pikiran. Saya berusaha menutup ekspresi ini agar tak ada yang curiga. Tapi apa daya? Setelah beberapa bulan, akhirnya semua perasaan campur aduk ini pecah berantakan. Saya mendekati depresi. Agar tak semakin parah, saya putuskan untuk mencurahkannya di blog kesayangan ini tuk mengurangi rasa stres yang berlebihan. Entah sampai kapan saya bisa bertahan. Saya tak tau. Saat ini saya benar-benar butuh penerangan batin. Sebuah petunjuk tentang suatu hal yang dapat membimbing saya ke arah kebaikan. (?)  

Read More

Sabtu, 07 Oktober 2017

Jatuh Terdalam

Siapa yang nggak pernah jatuh? Jatuh dalam artian sedang terpuruk dalam hidup. Baik itu patah hati atau putus cinta, Sampai ke hal-hal kerjaan seperti, kena marah atasan, target gak memenuhi syarat, bahkan kena PHK, atau juga saat dirimu dicela, dihina, dilecehkan, direndahkan, dan didzhalimi oleh orang lain. Pokoknya suatu keadaan "terjatuh" dalam hidup. Yang namanya manusia, pasti pernah mengalami dong. Entah itu secara fisik maupun non fisik. Sedikit bercerita, saat ini saya sedang mengalaminya secara non fisik. Bawaannya udah pengen marah aja. Melampiaskannya dengan tidur seharian. Semua jadi serba kacau. 

Saya selalu menangis dalam hati setiap hari. Ketidakmampuan diri ini untuk terus mengontrol gejolak batin yang sangat menggebu gebu, membuat saya menjalankan aktivitas ini dengan penuh kepalsuan. Tanpa sadar saya juga menjatuhkan naluri saya. Rasa keyakinan yang kuat. Saya merasa jauh dari hadapan-Mu. Betapa jahatnya saya telah meragukan nasihat-Mu. Saya merasa jadi orang yang paling kotor. Betapa bodohnya saya mengabaikan semua teguran itu. Seperti orang yang kehilangan sinar harapan dan tenggelam dalam kegelapan. Menjadi seorang pendosa. Pantaskah saya ini jadi penghuni surga?  

jatuh-terdalam.jpg

Namun perlu digaris bawahi bahwa sampai kapanpun anda takkan mampu membuat saya merasa sejahtera. Itu sudah menjadi realita yang paling mudah bagi saya. Hanya tinggal menghitung bulan hingga pada akhirnya saya akan mengakhiri segalanya. Saya harus berusaha kuat tuk menyembunyikan luka yang menyayat jiwa. Tanpa perlu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Saya cuma mau bilang, jatuh non fisik ternyata bisa berakibat lebih parah daripada yang fisik. Kenapa? Karena sakit non fisik yang berupa perasaan marah, dilecehkan, diabaikan, dihancurkan, sungguh bisa merusak tubuh jasmani dan rohani kita. Sakitnya luar dalam. Apalagi ditambah dengan penolakan dari dalam diri sendiri. 

Dan sepedih-pedihnya luka yang bisa di hapus dan ditambal seperti menambal patah hati, gak akan bisa menanggung, mengganti dan menghapus dosa. Karena dosa ini gak bisa dilupakan. Entah kenapa saya selalu ingat. Semacam ada perasaan ditagih dan dikejar-kejar oleh dosa yang menghantui masa lalu. Dosa yang baru saja terbentuk pasti ada balasan dan catatannya di atas sana. Saya yakin, semua penderitaan yang saya rasakan masih dibatas kemampuan saya. Buktinya, sampai saat ini saya masih bisa bertahan. Hanya saja, rasa sakit ini terlalu besar hingga saya terkadang merasa tak mampu untuk menjalani ini semua. Dalam fase terjatuh yang seharusnya tidak perlu diingat ini, apakah saya masih bisa bertahan?

Read More

Senin, 25 September 2017

PARASHIT!

Selamat malam.. Hmm.. Saat kondisi seperti ini, emang yang paling enak hanya mencurahkannya dalam bentuk tulisan. Disaat tak ada seorang pun yang mau mendengarkan. Saya ingin bercerita sedikit tentang manusia yang sifatnya seperti parasit. Setelah pengamatan yang cukup lama, ternyata ada juga manusia yang gak punya malu dengan nyusahin orang lain dan gak tau diri. Bagi sebagian orang, parasit itu adalah tumbuhan yang bertahan hidup dengan cara memanfaatkan tumbuhan lain untuk mendapatkan makanan. Tapi gimana jadinya jika itu terjadi di kehidupan manusia? Menyusahkan sekali bukan? Saat ini saya sedang merasakannya. Saya lagi nge-down banget. Seakan energi saya selalu diserap dengan kehadirannya dalam hidup saya. Gak bersemangat untuk melakukan aktivitas apa pun. Saya rasa emosi ini harus dikeluarkan dari kepala agar beban dunia sedikit berkurang.

PARASHIT.jpeg


Jadi begini ceritanya... Setelah perkenalan pertama saya dengannya, mungkin bisa dibilang, nilai-nilai yang terikat dengan kebebasan dan keutuhan jiwa mulai runtuh. Diri ini mulai menomorduakan peraturan. Ikatan dengan berbagai macam aturan perlahan putus. Jiwa ini mulai lepas kendali dan tak terarah, demi menjawab berbagai tantangan baru yang semakin rumid dan kompleks. Tapi semakin lama saya menjalankan rutinitas sekolah dengan segala tugas bersamanya, saya mulai merasa tak nyaman. Terlebih di episode terakhir masa putih abu-abu ini. Ada semacam penolakan dari hati kecil ini untuk terus bertahan, karena terlalu banyak menyia-nyiakan waktu sekolah dan seringnya 'merugikan' diri sendiri. Jadi fokus ini terpecah kepada hal-hal yang kurang berfaedah. Segalanya berjalan secara berlebihan. Bahkan sudah berada dalam taraf yang membahayakan. Seakan dikendalikan oleh kondisi yang sangat sulit seperti ini.


Memang saya akui bahwa setiap orang yang hadir dalam hidup saya pasti memberikan warna dalam perjalanan hidup yang singkat ini. Sedikit demi sedikit, orang tersebut secara tidak langsung membentuk pribadi saya. Nah ini yang saya takutkan saat dekat dengannya. Saya selalu membayangkan kondisi terburuk yang akan didapat ketika saya lama berteman dengannya, yaitu menjadi manusia parasit juga. Padahal setau saya, tak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin menjadi parasit. Tapi kenyataannya, banyak orang yang gak sadar jadi parasit untuk orang lain. Seperti manusia yang satu ini. Memangnya anda pikir anda ini siapa? Bertingkah seolah anda punya kuasa atas segalanya. Anda selalu merasa paling benar, padahal anda hanya menerapkan apa yang pernah anda lihat, dengar dan rasakan. Dan itu belum tentu benar.

Saya kesal sekali! Kok ada ya manusia yang seperti itu? Apa dia gak malu? atau emang udah gak punya kemaluan? Rasanya saya ingin meledak! kalo saya selalu diam memendam satu demi satu masalah saya yang akhirnya menumpuk jadi pegunungan masalah yang sewaktu-waktu dapat longsor dan mengubur diri saya. Saya butuh pertolongan, tapi hanya dengan ini saya bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan sekarang. Saya belum berani untuk terbuka terhadap siapapun. 


Diumur saya yang baru aja masuk usia 17,  saya belajar banyak hal. Saya gak mau jadi manusia parasit yang bisanya hanya nyusahin orang lain. Karena saya merasakan sekali susahnya kenal dan dekat sama manusia parasit dan efeknya sangat menderita. Benar-benar gak tau diri tuh orang. Kalau bukan karena tuntutan pertemanan di sekolah, saya gak akan pernah mau dekat sama manusia parasit ini seumur hidup. Berhati-hatilah dalam berkawan sob, karena banyak teman yang suka menikam, tapi tidak berasa lukanya. Memang efeknya gak langsung terasa, tapi percayalah setelah beberapa tahun kalian akan menyadari bahwa dia benar-benar merugikan kita. Kita wajib menghargai kedatangannya, namun juga berhak menyeleksi. Bertemanlah dengan semua orang tapi tetaplah dalam batasan sesuai dengan norma yang berlaku. 


Sekian. 


Read More

Kamis, 31 Agustus 2017

Selamat Hari Raya Idul Adha 1438 H

Selamat pagi sobat. Syukur Alhamdulillah hirobbil'alamin. Yak,  kita masih diizinkan bertemu dengan Hari Raya Qurban ini. Sepertinya, cuma dari rangkaian kata ini yang bisa saya sampaikan dari postingan saya yang terkadang tak terjaga. Melalui tulisan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua, apabila masih banyak kesalahan. Air tak selalu jernih, begitu juga ucapan saya. Semoga di hari raya ini, Allah SWT selalu memberikan kemudahan, berkah, rizki, dan kesehatan tentunya pada kita semua.


Akhir kata saya dan keluarga mengucapkan Selamat hari raya idul adha 1438 H. Minal aidin wallfaidin. mohon maaf lahir dan batin. Selamat ber Qurban sob!
Read More

Kamis, 17 Agustus 2017

Selamat HUT Ke-72 Republik Indonesia!

Sosok negeri tercinta ini bila di ukur dengan umur adalah sosok yang cukup tua. Dari awal setelah proklamasi. Semangatnya seakan membakar jiwa. Bergetar hati saya. Saat kerumunan itu riuh bersorak. Suaranya lantang seakan mengguncang seluruh pelosok negeri tercinta. Tak mampu saya menahan air mata mengalir di pipi. Saya ikut berteriak merdeka bersama mereka yang dulu sama teraniaya. Biasanya peringatan hari kemerdekaan diawali dengan upacara bendera merah putih, dan dilanjutkan dengan lomba ini dan itu. Daya juang dan ketangkasan yang tinggi untuk dapat memenangkan perlombaan. Hanya dapat didapatkan melalui persiapan yang matang dan memakan waktu. Tak pandang usia, suku, agama, dan ras yang berbeda. Walau postur tubuh, warna kulit, rambut, mata dan hidung yang tak sama. Kita semua merayakan HUT Indonesia. Jadikanlah semua perbedaan sebagai sebuah keunikan di dalam berbangsa & bernegara, supaya terlihat indah dengan banyak warna.

XOSYS-HUT-RI-72.jpg

Berdiri di usia baru, adalah suatu tantangan yang baru untuk indonesia. 72 tahun merdeka diantara senang dan susah, senyuman dan air mata, adalah hiasan yang cukup indah bagi bangsa. Saya segenap dari rakyat biasa di Indonesia mengucapkan Selamat HUT ke 72 REPUBLIK INDONESIA!

Semoga Indonesia makin canggih lagi khususnya di bidang teknologi, informasi dan komunikasinya. Koneksi internet makin kenceng dan meluas di seluruh penjuru negeri ini. Dan untuk para pelajar di seluruh indonesia, kita harus semangat bersama untuk menjemput masa depan, karena kita adalah generasi penerus dan tulang punggung masa depan bangsa. Belajar bersama, bersama belajar!





*ohh ya btw saya mau bilang makasih sama Alfin temen smp saya atas gambarnya yang telah dibuatin khusus buat HUT RI kali ini. Sekali lagi makasih sob! 

Read More

Sabtu, 22 Juli 2017

Keistimewaan Usia 17 Tahun

Selamat pagi sobat Blogger. Apa kabar nih para pengujung setia Blog yang selalu sepi ini..?  Dimana pun kalian berada semoga dalam kondisi sehat selalu. Yak, setelah kemarin saya berulang tahun yang ke 17. Saya jadi dapat inspirasi untuk bikin postingan tentang keistimewaan usia 17 tahun, yang tentunya punya makna yang banyak. Menurut beberapa orang usia 17 tahun adalah usia yang bagi sebagian kalangan dianggap sakral. Karena pada usia itu, 17 tahun dianggap sebagai sebuah pintu gerbang perubahan kehidupan dari seorang anak menuju kehidupan orang dewasa. 



17 tahun tuh bisa dibilang, masa transisi dari masa kanak-remaja menjadi dewasa. kedewasaan itu menjadi ciri yang dianggap telah mandiri dalam mengambil suatu keputusan. Walaupun terkadang keputusan yang diambil itu salah. Sebenarnya, Ada apa sama usia 17 tahun? Emang ada istimewanya? Dilihat dari segi biologis, psikologis dan dimata hukum, ada beberapa alasan yang membuatnya istimewa. Berikut Penjelasannya. 
1. Biologis
Secara biologis, di usia 17 kita bisa dibilang udah matang. Soalnya diusia segini, tanda-tanda kedewasaan udah nampak ditubuh kita, yang biasa disebut pubertas. Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa anak-anak dan remaja, disebut kanak-kanak tidak tepat disebut dewasa juga belum. Ada beberapa ciri yang bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.

2. Psikologis
Begitu tubuh kita berkembang. Hal-hal psikis di dalam tubuh kita juga ikut berkembang. Tak hanya lingkungan yang menuntut kita lebih bersikap dewasa (enggak boleh manja, cengeng, harus lebih mandiri). 17 tahun memang bukan saat yang mudah juga, kadang kita sebel dengan perlakuan orang tua kita yang masih terus-terusan menganggap kita anak kecil, tapi asal kita sadar aja, kita memang masih perlu bantuan orang tua. Perkembangan psikologis juga bisa dilihat lewat obrolan kita yang udah berkembang, misalnya kita jadi sering ngebahas lawan jenis. 

Pada masa ini, banyak yang mengalami pengalaman emosional yang tak terduga. Dikarenakan pada usia ini sudah memasuki Fase Adolescence (Akhir Masa Remaja). Di Indonesia, batasan usia remaja akhir adalah antara 17 tahun - 21 tahun bagi wanita, 18 tahun - 22 tahun bagi laki-laki. Diantara batasan usia itu, terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak masa-masa sebelumnya, yang mengarah pada kematangan yang sempurna. Pada akhir masa ini hingga masa dewasa awal, pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek psikis dan social terus berlangsung. Perkembangan psikis tersebut diantaranya :
  • Kemampuan berpikir opersional formal nampaknya mencapai kematangan, sehingga mampu menyusun rencana-rencana, menyusun alternatif dan menentukan pilihan dalam hidup dan kehidupanya.
  • Sikap dan perasaan relative stabil inilah yang paling mencolok perbedaannya dengan fase pra remaja atau remaja.
  • Kalau dilihat dari segi perkembangan pribadi, sosial dan moral, maka fase adolescence (remaja akhir) berada dalam periode krisis. Karena mereka berada diambang pintu kedewasaan.
Kematangan konsep diri, penerimaan dan penghargaan soial oleh orang dewasa sekitar serta keharusan bertingkahlaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada pada kelompok orang dewasa menjadi tanda Tanya besar bagi mereka (adolescence), apakah dia sudah mampu menjadi orang dewasa dengan segala tugas dan tanggung jawabnya. (Zakat Darajad)

3. Di mata hukum
"kenapa ada sebutan sweet saventeen? karena di umur segitu di negara kita itu dianggap udah dewasa. Makanya kalau lo udah 17 tahun lo diwajibkan kudu bikin KTP. Di beberapa negara memiliki patokan umur sendiri ketika di anggap dewasa. Di Eropa dan Indonesia, yaitu 17 tahun."

Yak, itu merupakan salah satu komentar dari seseorang yg menganggap bahwa 17 tahun merupakan langkah menuju dewasa. Memang benar, usia 17 ini adalah usia paling didamba dan paling istimewa. Keistimewaan ini mereka rasakan karena, di usia 17 tahun para remaja Indonesia sudah berhak atas kepemilikan KTP, SIM, dan tentunya hak pilih suara pada Pemilu serta dapat serangkaian hak dan kewajiban lainnya. Oh ya, pada usia ini pun kita juga dapet perlakuan yang sama kayak orang dewasa lainnya dimata hukum. Yak, jadi kalau kita melakukan pelanggaran hukum. Kita akan diproses lewat jalur hukum tapa dapat  “keistimewaan” masuk panti rehabilitas anak-anak. Kalau yang masalah yang satu ini, justru keistimewaannya hilang. Hehe..

Dengan segala tanggung jawab usia 17 memang ngeharusin kita bertindak lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab lagi. Jadi jangan salah ya, 17 tahun banyak yang mengira kebebasan tapi justru harus lebih ekstra jaga diri soalnya sudah dianggap dewasa.

Maknanya, dibalik umur 17 tahun ini menjadikan kita untuk mulai memikirkan masa depan, menggapai cita-cita, dan mencari jati diri. Sebagai seseorang yang akan beralih dari remaja menjadi dewasa muda, kamu tetap bisa menikmati kehidupan dengan penuh keceriaan. Namun, perlahan tapi pasti sejak merasakan usia ke-17, kalian juga sebaiknya mulai belajar bertanggung jawab pada diri sendiri. Sebelum melakukan sesuatu baiknya dipikirkan dulu dampaknya. Jangan ceroboh. Hal yang penting lainnya adalah pengendalian diri, jangan terbawa oleh arus terus. Kita harus menyiapkan diri untuk hidup mandiri. Menjadikan masa lalu sebagai pelajaran dan bisa kita jadikan introspeksi pada diri kita, lalu menciptakan semangat baru. Dan ingatlah supaya jangan ragu untuk mengembangkan diri kita demi menjemput masa depan kita yang cerah. Terlebih, dalam waktu satu atau dua tahun ke depan kita akan memasuki masa kuliah atau dunia kerja yang keras. Waktu tak pernah bisa terulang, jadi jangan sia-siakan masa muda kita yang berharga. Karena kita adalah generasi penerus bangsa. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.







Daftar pustaka

  • www.kompasiana.com/srirenny/rahasia-17-tahun_551aafe9813311627f9de0e1
  • www.kompasiana.com/ariyani_12/mengapa-sweet-hanya-pada-angka-17_550e0163813311c32cbc60fe
  • chikalaksmi.blogdetik.com/2013/09/08/mengapa-disebut-“sweet-17”
  • www.bimbingan.org/17-tahun.htm
  • marifahmz.blogspot.co.id/2014/04/psikologi-perkembangan-masa-akhir-remaja.html?m=1
Read More

Sabtu, 24 Juni 2017

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hirobbil'alamin... Akhirnya kita semua bisa bertemu lagi dalam suasana lebaran tahun ini. Sungguh ini merupakan suatu pencapaian dan kemenangan bagi kita. Untuk menyambut hari kemenangan ini marilah kita saling memaafkan.



Mohon maaf bila sudah lama tidak update dan telat membalas komen di blog ini, mohon maaf juga belum sempat berkunjung dan berkomentar di blog teman-teman. Semoga dimulai dari hari ini dan seterusnya, saya bisa kembali berbagi dan lebih berkarya lagi. Semoga dengan adanya saya di Blogger ini bisa memberikan kontribusi dan tambahan ilmu bagi sobat semua maupun diri saya pribadi. Terima kasih kepada sobat semua yang masih sempat mengunjungi blog usang saya dan berbagi saran maupun masukkannya.

Walaupun wajah kita tak sempat berjumpa. Tangan tak bisa saling menjabat. Semoga coretan kata yang saya tulis ini mampu menjadi jembatan di hari penuh kemenangan. Semoga di hari kemenangan ini, kita semua sudah dihapus dosa-dosa yang telah lalu. Karena berbuat salah itu adalah manusiawi, tapi saling memaafkan adalah Surgawi.

Akhir kata saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri1438 H, Taqobbalallahu minna wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum Wataqobbal ya kariim Ja'alnallahu minal aidin wal faizin.
Mohon maaf lahir dan batin.


Read More

Senin, 05 Juni 2017

Kesabaran yang tak terbatas

Hmm.. Pernah suatu ketika saya sedang mendapatkan cobaan yang cukup berat, ibu saya selalu bilang "yang sabar ya dam, karena sabar itu nggak ada batasnya". Saat itu saya masih belum mengerti kesabaran yang sebenarnya dan terlebih masih polos juga. Saya hanya mengiyakan saja perkataan ibu. Ehh sekarang setelah saya tau makna dari kesabaran tak terbatas, waktunya untuk berbagi. Untuk Postingan kali ini saya akan membahas makna dari ungkapan tersebut, berikut Penjelasannya.


Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar ucapan seseorang yang merasa dirinya didzolimi terus menerus lalu ia mengucapkan "Sabar itu ada batasnya.." Ia merasa bahwa kesabarannya telah habis, dan harus segera mengambil tindakan untuk membalas perbuatan orang yang men-dzoliminya. Ini adalah pemahaman yang keliru. Pemahaman kita bahwa sabar itu ada batasnya akan membuat kita lemah dan sulit untuk tegar menerima segala permasalahan yang sebenarnya datang dari Allah SWT. Batin kita akan merasa “kerdil” dan akan cenderung lepas kontrol dengan sebuah alasan bahwa “sabar itu ada batasnya”. Kalau hal ini kita pertahankan, akan menciptakan manusia-manusia pendendam.

Padahal bukankah kita tahu seperti firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 286 yang mengatakan: “Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya ... ”. Allah SWT sangat paham dengan kemampuan kita, karena Dia yang menciptakan kita, tentu Dia sangat maklum dan tahu dengan batas kemampuan kita.

Lalu pertanyaannya adalah benarkah bahwa kesabaran itu bisa habis? Apakah kesabaran itu ada batasnya? sehingga ketika telah mencapai garis akhir kita bisa berbuat diluar kesabaran itu? untuk menjelaskan masalah ini, marilah kita telusuri secara mendalam tentang hakikat kesabaran. Pertama kita akan membahas definisi sabar itu sendiri.

Definisi sabar
  • Sabar adalah sebuah kesadaran yang timbul dan manifestasi iman dan ikhlas
  • Sabar secara konkret tidak terbatas pada tempat dan waktu
  • Sabar adalah menahan diri dan menanggung penderitaan baik dalam sesuatu yang diinginkan ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang amat dicintai / disenangi
  • Imam al-Ghazali berkata "Sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan agama

Pondasi sabar
Pondasi sabar adalah mengakarnya keimanan seseorang kepada Allah Swt. sebagaimana dinyatakan dalam hadits "Sabar itu sebagian dari iman" , iman seseorang yang tebal atau tinggi akan melahirkan watak yang ikhlas, sifat yang ikhlas, berbuat sesuatu hanya karena Allah Swt, Lillahi robbil 'alamin. Orang yang sabar sukar untuk merasakan kekecewaan dan penderitaan, karena orang beriman sudah pasti percaya adanya takdir Allah dan segala karunia merupakan pilihan terbaik dari Allah untuk hamba-Nya.

Maka jika kita melihat keterangan diatas, (terutama pada definisi poin dua) akan dapat diambil kesimpulan bahwa sabar itu tidak terbatas. Karena iman tidak akan sempurna tanpa kesabaran, sehingga tatkala seseorang mengaku kesabarannya telah habis, itu berarti sebaian imannya telah hilang. Dan bagi Mu'min sejati pasti tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia akan terus menjaga sekuat tenaga agar imannya tetap kokoh, yang salah satunya yaitu dengan menjaga kesabarannya agar tetap melekat kuat dalam setiap langkah kehidupannya.
Sesungguhnya sabar ini adalah perintah dari Allah SWT yang wajib kita laksanakan seperti halnya dengan kewajiban sholat fardhu. Cuma bedanya sholat dilaksanakan pada waktu-waktu yang ditentukan, sedangkan sabar dan ikhlas wajib dilaksanakan semenjak awal tertimpa masalah. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT dalam surah Al Kahfi ayat 7 yang artinya: “sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, agar kamu menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya”.

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi yang terbaik seseorang perlu diuji terlebih dahulu. Sebagai contoh : dalam kehidupan sehari-haripun kita selalu dibekali dengan ujian untuk naik kelas ketika bersekolah. Begitupun juga dengan tingkat keimanan seseorang yang kualitasnya jauh lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan sebatas kualitas prestasi dunia. Keimanan dan ketaqwaan adalah prestasi terbesar yang bisa didapatkan oleh umat manusia di hadapan Allah. Oleh karena itu, mari kita buang jauh-jauh pemikiran bahwa sabar itu ada batasnya. Allah tidak pernah memberikan batas apapun untuk kebaikan, begitu juga dengan kesabaran dan keikhlasan. Bersabarlah, sesungguhnya sabar itu indah..

Wallahu a'lam bis shawab.

Source 1 Source 2 | Dengan perubahan seperlunya
Read More

Sabtu, 27 Mei 2017

17 Tahun

Selamat Malam sobat blogger. Rabu kemarin saya berulang tahun yang ke 17. Alhamdulillah teman-teman saya membantu merayakannya, dengan cara yang sederhana dan bermoral bagi saya. Untuk postingan kali ini saya bakal nyeritain tentang kesan pertama saya saat sudah resmi berusia 17 tahun. Awalnya saya berpikir saat saya ulang tahun yang ke 17 ini, kira-kira gak bakal seindah kenyataannya.

Di usia ini, yang katanya merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Saya menerima kenyataan bahwa ini adalah awal dari sebuah mimpi besar. Proses pendewasaan yang sudah memasuki tahap akhir. Saya selalu dituntut untuk lebih bisa berpikir dewasa, lebih mandiri serta matang dalam bersikap dan bertingkah laku. Membuat saya harus lebih banyak berfikir sebelum bertindak.

Di usia ini, tak jarang orang lain pada umumnya ketika memperingati hari jadinya yang ke 17, ada yang merayakannya dengan cara yang mereka anggap istimewa. Contohnya seperti mengadakan pesta gitu. Mengingat pada usia inilah seseorang akan memulai sebuah kehidupan yang diwarnai kebebasan. Tapi kalau saya si tidak. Saya sendiri lebih memilih untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan, meski tak semeriah yang lain. Sederhana dan penuh makna, bisa dikatakan itulah tema yang di usung dalam syukuran waktu itu.

Jadi ceritanya begini, di kelas saya kan ada teman yang tanggal lahir nya sama persis kayak saya. Nah dia mengadakan semacam acara syukuran gitu. Dia niat banget nih sampe bikin tumpengan segala.

Saya sebenarnya tidak mau merayakannya, karena saya pikir di usia ini sudah bukannya untuk bersenang-senang dan emang aslinya dari dulu saya gak pernah ngerayain. Ehh.. Berhubung si dia ini ngadain acara ini dengan penuh semangat, saya pun akhirnya diajak untuk ikut turut serta dalam syukuran tersebut.

Yaudah dah, akhirnya saya ikut berpartisipasi dalam acara itu. Dengan cara, ikut nambahin beli keperluan ini itu. Hmm.. Dalam hati sempat berkata, "ya gapapa kali ya sekali-kali ngadain syukuran. Lagian diajak ini kan. Nikmatin aja dah." Beruntunglah saya punya teman seperti dia. Bisa syukuran bareng-bareng. Jadinya saya bisa merasakan kebersamaan lebih kuat dengan dia dan teman-teman tentunya. Yak, sesederhana itulah perayaan nya. Walaupun begitu saya sangat menghargai usaha dia yang niat bisa bikin acara syukuran ini. Saya tak habis pikir dengannya. Atau karena dia itu cewek. Entahlah. Karena dari dulu saya punya temen itu cowok semua, belum pernah ada cewek. Sekalinya ada, ketemunya yang seperti ini. Hari itu tuh cukup istimewa buat saya. Saya sempet terharu liat keadaan ini. Saya cukup senang hari itu. Hari itu gak bakal saya lupakan. Karena dia yang pertama ngajakin syukuran bareng-bareng gini.  Jarang-jarang ngerayain bareng gini, bahkan bisa dikatakan ini yang pertama kali. Saya bersyukur banget punya teman seperti dia.

17


Setelah beberapa hari kemudian saya rasakan. Entah kenapa, usia 17 tahun itu kalau menurut saya sih itu gak terlalu spesial. Cuma sekedar perayaan diawal aja yang sangat di besar-besar kan. Bahkan, bagi saya ini merupakan suatu peringatan bahwa umur semakin berkurang. Sama seperti tahun kemarin, Bedanya dengan tahun ini yaitu dirayakan. Itu pun karena teman saya yang mengadakannya. Jadinya saya ikut nimbrung aja.

Lagi pula, 17 tahun itu bukan saatnya kita
bersenang-senang lagi, itu udah waktunya
menentukan apa yang akan kita lakukan
ke depannya, mulai berusaha mencari tau
siapa kita dan apa tujuan kita kelak. Bisa dibilang ini adalah sebuah titik awal, bahwa dunia yang sesungguhnya akan segera kita rasakan. Berubah menjadi seorang yang lebih dewasa dimulai saat umur segini. Saya harus lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan hidup.

Orang tua saya selalu memberi nasihat berkali-kali agar dapat berpikir jangka panjang, bukan hanya berpikir kenikmatan sekejap saja. Terdengarnya mudah, tapi saat dijalankan ternyata cukup sulit. Saya belum bisa konsisten pada diri sendiri. Masih sering menyia-yiakan waktu. Yak waktu, sesuatu yang sangat sederhana tetapi berharga.

Hmm.. Intinya tanggal 24 Mei kali ini lumayan berkesan. Dan yaa... Gak kerasa umur saya udah 17 tahun aja. Jalan untuk menjemput masa depan semakin terbuka lebar. Yang harus saya lakukan adalah melangkah dengan penuh keyakinan. Saya berharap saya bisa memperbaiki diri dan membangun diri menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa sepenuhnya. Aamiin..


Read More

Minggu, 07 Mei 2017

TJVZ #2

Galaunya hati kembali kurasa. Saat Tuhan mengizinkanku tuk berkomunikasi lagi dengan dia. Aku mencoba untuk bersikap biasa saja ketika obrolan ini berlangsung, walau aku masih ingat dengan jelas apa yang telah dia lakukan tujuh bulan yang lalu. Senyumnya yang palsu mengambang tepat di pelupuk mataku. Seakan mengajakku ke dalam dunianya lagi. Padahal aku sudah menegaskan bahwa aku tak ingin terus berada dalam kondisi seperti ini. Tetapi perasaan was-was ini terus berdatangan, menghampiri ingatanku tentang sifatnya yang sedang berlebihan.  Pertengkaran hebat antara hati dan pikiran seakan tak mau berhenti. Kapan waktu keduanya bisa saling memahami? Hmm.. 

Kukira kisah ini memang cukup rumit. Mungkin karena aku telah menyadari bahwa jalanku mulai berbeda dengan jalanmu. Pada hari ketika aku sadari itu, aku merasa jalan kita benar-benar telah berbeda. Bertolak belakang dengan apa yang selama ini aku bayangkan dan impikan. Kukira kau adalah sosok yang ditakdirkan untuk menemaniku, tapi nyatanya malah menghancurkanku. Hingga aku memutuskan untuk menutup pintu hatiku. Bukannya aku mengasingkan diri tak mau lagi dicintai, tapi aku perlu menyeleksi dengan sangat ketat siapakah yang benar-benar layak untuk dapat menetap. Cintaku kini tersisa sedikit, sedangkan lukaku masih terus mengakar. Aku hanya tak ingin salah langkah lagi. 

Ingin aku menolak kehadiranmu di benakku, lelah sudah aku membayangkan namanya. Dari berbagai penjuru yang datangnya, aku berusaha menyembunyikan hatiku untuk tak lagi menerimanya. Tapi apakah bisa selamanya aku membohongi rasa ini? bergelut dengan nurani yang hampir mati. Begitu rapi kususun perasaan dan terkubur bersama luka batin di dalam tubuh seorang lelaki pendosa, jauh dari bentuk berbagai namamu yang indah. 

Namun, apa yang bisa aku lakukan? Aku hanyalah gelas plastik di tengah samudera, yang akan tersapu dari kuatnya arus laut. Dan itu nyata, di suatu hari aku tertampar dari hati yang terdalam, bahwa aku sudah tak sanggup lagi. Aku ingin berhenti. Ingin aku katakan yang sebenarnya bahwa, aku ingin menjaga jarak denganmu, aku tidak mau lagi balik seperti dulu. Aku ingin fokus pada masa depan yang telah kususun. Dilema pun kembali hadir. Lain kemarin, lain juga sekarang. Aneh betul rasanya. Hatiku terus bergejolak hebat menghadapi kondisi yang menguji daya juangku sebagai manusia. 

Pada satu titik aku ragu-ragu untuk kembali mempercayaimu lagi setelah semua yang telah kau lakukan akhir-akhir ini. Luka yang kau berikan padaku waktu itu masih tak masuk akal. Sebab setelah kejadian menyakitkan itu terjadi, kau masih terlihat baik-baik saja sampai saat ini. Kau bahkan terlihat dengan mudahnya melempar senyum juga tertawa lepas ke beberapa orang. Seakan-akan kau tak memiliki beban dalam hidup. 

Sedangkan aku, aku hanya bisa melakukan hal yang tak bermafaat yaitu pura-pura bahagia. Iya, sampai saat ini aku hanya berpura-pura. Aku menggunakan berbagai macam topeng agar terlihat bahagia, seperti tak terjadi apa-apa. Diamku juga adalah kepura-puraan, ngobrol dengan banyak orang seolah tanpa beban dan tersenyum seperti anak kecil kepada beberapa orang juga merupakan kepura-puraan yang sering aku lakukan. Sungguh merepotkan bukan? 

Ribuan luka dalam masa laluku telah menghadirkan beberapa komponen sakit hati. Keteguhan jiwa dengan mudahnya menelan hal-hal kecil yang tidak lagi menghasilkan kesenangan secara langsung, melainkan untuk dapat bertahan hidup dalam kondisi seperti saat ini. Perlahan apa yang aku rasa semakin memudar. Aku bertanya kepada hati, "mengapa kau padamkan rasaku padanya?" Hatiku tidak menjawab. 

Mungkin bukan sekarang waktu yang tepat untuk menjabarkan rasa yang hilang ini. Di sisi lain, aku terlalu khawatir dengan apa yang telah terjadi dengan perubahan tersebut. Rasanya ingin lenyap saat rindu menyesakan dada. Sekilas kenangan masa lalu kembali muncul. Saat pertemuan pertama kita dulu. Kasih dan sayangmu begitu besar kau curahkan padaku. Kau begitu perhatian.. Namun kini perhatianmu terkikis tanpa kau sadari. Dan perlahan akan menjadi debu yang terbawa angin yang menghempas. Lenyap tak berbekas. Perlahan... Secara perlahan.. Keterikatan ini akan musnah. 


Read More

Sabtu, 08 April 2017

Orang Keempat

Terdiam akan suasana sepi
Menatap monitor usang
Berisi album masa lampau 
Sembari menyeruput kopi di pojok kamar yang damai.
Sejenak aku renungkan kembali
Akan rasa yang jadi tanya di benakku selama ini 
Ternyata.. 
Tak hanya kau, 
Ada lebih dari dua, 
Selain kamu juga ada dia dan dia ..
Read More

Rabu, 05 April 2017

Libur Lagi

Selamat malam sobat. Saya baru balik nge-blog lagi ni, mumpung lagi libur. Kalau minggu kemarin libur ujian sekolah, sekarang libur ujian nasional. Emang nikmat banget kalo libur terus seperti ini, punya cukup banyak waktu. Saya berusaha nyempetin buka blog usang ini, yang makin hari makin sunyi. Tak ada pengunjung yang mampir akhir-akhir ini. Tapi tak apalah, itu memang dari saya nya juga yang pemalas. Mungkin butuh waktu juga ya untuk bisa terbiasa dengan kondisi dunia baru blogging ini. Jujur ya semenjak pindah ke blogspot, saya jadi makin susah nyari ide untuk bikin postingan. Entah kenapa belum menemukan kenyamanan yang pas gitu. Hmm..

Saya sempat sesekali bikin postingan abstrak. Yang isinya tentang kesenjangan dan kesabaran. Tapi apa daya? Pengunjung gak ada yang meningkat. Tetap weh segitu-gitu juga. Apanya yang salah ya. Padahal dulu saat masih di MWB, postingan saya pasti ada aja yang komen. Entah itu cuma nyimak, numpang lewat, ataupun nitip sandal. Pasti selalu ada. Hufft.. Kalau seperti ini terus, saya jadi lesu. Tak ada pendorong untuk tetap produktif.

Mau blogwalking juga ribet kalo di Blogger mah. Kudu follow dulu blog orang lain biar dapet Update terbaru. Sedangkan dulu blogwalking mah gampang sangat. Soalnya ada fitur katalog blog gitu, didalam nya ada beberapa entri sesuai keinginan untuk baca-baca. Ini saya nya yang belum terbiasa apa emang seperti ini ya. Atau saya yang belum tau semua fitur Blogger? Mmm.. Entahlah. Saya harus banyak belajar dari para mastah Blogger. Satu-satunya cara saya untuk ngakalin blogwalking tanpa harus follow orang lain ya dengan cara pantengin Twitter komunitas blog gitu. Yang isinya RT-an postingan blog orang lain. Postingan nya pun macam-macam, ada yang terlihat masih newbie, sampai ada yang udah master. Ini dia kebiasaan baru saya di dunia blogging. Jadinya 5 bulan terakhir ini, saya sering on Twitter lagi.



Nah.. Selama liburan ini juga saya hanya mengisinya dengan bermain game dan menonton film. Dua aktivitas yang tak bisa di hindari. Kalau gak main ya nonton, itu sudah menjadi rutinitas pengisi waktu luang. Kadang, di sela-sela rutinitas tersebut saya menemukan ide. Saat saya coba menuliskan nya, baru satu paragraf eh stuck lagi bae. Akhirnya weh saya hanya mencatat tulisan yang tidak tuntas. Dan itu sering terjadi, hingga menumpuk draf tulisan saya yang tak pernah selesai. (Yaa.. gitu aja terus sampe draf nya jadi novel)

Yak, itulah sedikit keluh kesah saya selama beberapa bulan belakangan ini ngeblog. Sengaja saya hanya cerita biar lebih banyakan lagi postingannya. Oh iya, ini bisa dibilang libur ujian terakhir yang saya nikmati. Karena tahun depan, yang akan menghadapi ujian nasional adalah saya. (Oh tidak... :o) Yaa.. Itu benar. Tahun depan saya dan seluruh angkatan 2015 yang akan bertarung melawan Ujian Nasional. Itu pun kalau masih ada. Soalnya si, dengar-dengar UN SMA/SMK mau dihapuskan. Tapi gak tau juga sih, gimana tahun depan. Walau begitu, mulai dari sekarang saya mempersiapkan diri untuk mendapatkan nilai yang memuaskan. Karena nilai UN ini sangat penting untuk terus menjemput masa depan yang telah saya rencanakan sebelumnya, ya kan? Iya aja dah.

Oke sampai sini dulu, ini cuma curahan selingan saya. Biar sekalian blog ini ada isinya lagi. Yaudah lah sekian. Terimakasih!


Read More

Sabtu, 04 Maret 2017

Waktu Yang Indah

Jiwa dan raga kita ini sudah mulai bertentangan. Mungkin sulit dimengerti oleh akal sehat, tapi masih dapat dimengerti oleh hati. Kebahagian bukan lagi kita yang mengatur, tapi waktu. Sejauh ini, waktu lah yang membuat kita bisa merasakan semuanya. Waktu begitu cepat sekali membawa masa terus berganti menjadi masa yang lain.

Saat kita tidak mengenal apapun bahkan tidak mengingat apa apa. Sampai saat mata dan hati kita mulai dapat merekam setiap detil cerita yang kita jalani. Dahulu Ketika pertama melihatmu, aku seolah melihat keindahan duniawi. Saat itu aku belum memiliki rasa. Lambat laun, semua seakan telah mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat. Dan memori didalam otak, yang memiliki ribuan sel yang mampu menyimpan semua hal, terus saja menyimpan segala hal yang terjadi dalam hidupku. Ternyata waktu yang telah dilewati kita begitu panjang, hingga sampai di tempat kita saat ini berdiri. Namun terasa singkat seakan baru sekejap saja kita melaluinya.



Setelah ini semua terjadi, aku seakan mulai tersadar. Aku membutuhkan pengganti yang baru. Aku ingin seperti dahulu, dengan jiwa yang berbeda. Seperti pertemuan masa lalu yang indah. Di mana banyak hal yang telah ku lalui. Menjadi sebuah rasa yang sangat indah. Dengan banyak tawa, canda, air mata, kemarahan, kesedihan, keacuhan, kasih sayang, dan kerinduan. Kenangan yang takkan pernah terlupa dan akan selalu tersimpan dalam tempat terindah di dasar jiwa. Satu detik yang berharga tentang kita terus akan menjadi kenangan. Karena Semakin dewasa suatu hubungan, akan naik tingkat jadi soal mengembangkan diri. Waktu lah yang membuatku naik ke atas, berusaha bangkit dan coba tuk meninggalkan beberapa jejak di bawah sana. Salah satunya yaitu, keyakinan bahwa kau akan kembali. Semua bisa berubah seperti apapun terserah sang waktu.


Read More

Sabtu, 18 Februari 2017

Sebutir Gula

Kurasa telah cukup lama kita saling kenal. Namun pada akhirnya ku harus bertanya dalam renung sendiriku. Apakah rasa kebersamaan saling terpaut setelah sekian lama? Ahh.. Kurasakan diri ini terabaikan. Padahal, telah kusimpan lama sebuah asa. Yang setiap saat kucoba tepiskan. Karena bertahan selama ini telah menjadi kepedihan yang berlangsung lama. Bahkan sampai saat dirimu mulai terjauhkan.

Kisahmu masih tertulis di beberapa karya tulisku. Walaupun kita tak saling menyapa seperti dulu, tiada yang terlewat dari cerita kita semua. Aku mencoba mengabadikan dirimu melalui setiap karya yang kubuat. Sudah mulai terangkap semua disini sejak awal pertemuan hingga akhir kisah kita. 
Dan kini, selalu kubaca sebelum aku terlelap. Agar aku dapat menemuimu di dalam mimpiku.



Seiring berjalannya waktu dengan keyakinan di hatimu tumbuh , jadi satu hal yang tersisa bagiku untuk dilakukan. Dan biarkan aku terus merasakan itu. Mau jadi apapun kamu dalam hidupku. Kamu sudah punya cerita dan porsi tersendiri di dalam jiwa ini. Kamu akan selalu menjadi sebutir gula manis. Karena ketulusan bukan untuk disebut dan dipamerkan, tapi untuk dirasakan. Menyatu itu tak harus dalam satu ikatan, cukup keyakinan yang kuat. Jadi mulai sekarang aku ingin sekali perlahan-lahan melepaskanmu.

Ahh.. Aku ingin bebas dari semua perasaan yang sengaja kau tinggalkan. Rasa yang telah menghantam nuraniku sejak awal bertemu. Karena setiap kali melihatmu, kepedihan itu masih terasa jelas. Semua yang telah berubah tak akan kembali seperti dulu. Ya pada akhirnya seperti yang kau tahu. Ini nyata dan menyakitkan, memang.

Ahh.. Aku ingin berdiam diri, tak lagi berbicara atau pun bekerja. Membuang jauh perdebatan yang tak berujung, menikmati detak jam tanpa merasa harus diburu, menikmati tanggalan di kalender yang berganti, tanpa harus ada patokan harus begini begitu. Tak ada batasan waktu. Walau begitu, Diamku tak berarti mengabaikanmu. Sebab dalam diam, aku diam-diam menyapamu dalam doa dan puisi.

Hidup harus tetap berjuang, meski lelah terasa. Tapi inilah kenyataan, yang mengharuskanku tetap bertahan. Aku sempat berpikir, terkadang apa yang dilihat dengan mata berbeda dengan apa yang dilihat oleh hati. Dan setelah diamati, ternyata memang benar. Perbedaan itulah yang harus coba dinikmati, agar terbiasa nantinya. Dan pada akhirnya kau pun memberikan nasihat terakhir untukku,

"Cobalah untuk Ikhlas seperti gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna. Tak ada lagi rasa sakit dan pahit, saat keikhlasan terpilih sebagai wasit, dalam permainan dunia yang sengit. Ikhlaslah seperti gula. Larutlah seperti gula. Hiduplah seperti gula.. "


Read More

Jumat, 20 Januari 2017

Kerinduan yang Semu

Malam semakin larut, entah kenapa aku teringat tentang dirimu. Namun ketika aku menyadari kau pergi begitu cepat, kenangan itu selalu menghampiri. Ada semacam garis, yang menghubungkan antara aku dan kau. Meski berulang kali kau telah memutuskan, tetap saja garis itu ada. Tak terlihat, tersimpan dalam pikiran dan hati.

Aku mencoba menjadi lebih kuat saat mengingat semua kenangan tentang dirimu, jadi tolong jangan buat aku lemah sebelum berkembang. Aku terus berlatih tuk mengejarmu. Kau memang mudah dipandang namun sulit bagiku tuk menyentuh. Terkadang aku berpikir, tak akan pernah bisa ikut serta dalam kesenanganmu.

Setiap waktu, setiap hari, setiap jam aku merasakannya. Aku berfikir tidak akan bisa melihatmu lagi. Yang sudah pergi tak tau pasti dimana sekarang. Aku tahu aku tidak akan kuat saat mencoba melupakanmu. postur tubuhmu, wajahmu, senyumanmu. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kamu pasti selalu melintas di pikiran, walau hanya sekilas.



Tak ada yang sebanding dengan mimpi gelapku. Kesabaran, kini rasa kecewa sudah terasa di udara. Melayang tak tentu arah dan tujuan. Dikala bulan sedang mekar, Mengapa harus terjadi perpisahan ini. Dikala rasa ini melebarkan sayapnya. Mengapa kau nekat melakukan tindakan seperti itu. Dikala hatiku terlukis namamu. 

Oh tidak..! Aku sangat merindukanmu aku perlu kamu. Jadi tolong jangan buat aku merasakan dilema tak berujung. Aku selalu menyimpan kamu di dalam hati kecil ku. Aku rindu senyummu. Aku rindu wajahmu. Aku perlu kamu disini aku perlu harapan besarmu. disetiap malam disetiap hari seperti menginginkan mu.

Oh tidak..! Aku rindu suaramu aku rindu tawamu. Mereka semua tau, Mereka semua sudah tau. Aku perlu kamu disini. Beberapa pertanyaan masuk begitu dalam. Dengan bimbingan cahaya bulan, hanya masalah yang akan aku dapati. Dari itu semua, aku hanya butuh harapan itu. Harapan dan kepastian masa depan.

Jangan pernah berhenti untuk ikut menyempurnakan hari-hari ku. Akan terus ada kabar gembira bagi kita, saat semua sama-sama berjuang demi keberlangsungan hidup yang singkat ini. Sampai ketika malam kehilangan gelapnya. Disetiap langkah awal menemukan sandaran baru. Aku selalu menyimpan beribu rasa terpendam. 

Read More