Minggu, 30 Desember 2018

Coretan Akhir Tahun 2018

Selamat malam sobat blogger di mana pun kalian berada.. Gimana kabar kalian semua..? Saya harap kalian dalam kondisi yang sehat dan bahagia. Tak terasa kita sudah berada di akhir tahun lagi nih sob. Itu berarti waktunya saya tuk membuat post yang berisi tentang kilas balik peristiwa yang saya alami selama setahun penuh ini. Tahun 2018 punya banyak momen yang tak terlupakan, diantara itu semua saya mencoba merangkum momen yang sangat melekat di ingatan ini dalam sebuah post yang saya sebut dengan Coretan Akhir Tahun 2018 agar tidak lupa. Yaudah langsung saja sob!


► 27 Januari 2018
Di awal tahun, saya sudah dihadapkan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK). UKK dulu sering disebut dengan ujikom. Istilah UKK lebih familiar disebut dengan Ujian Praktek Kejuruan di SMK. Ujian ini merupakan agenda final tahunan sebelum Ujian (Teori) Nasional. UKK sendiri sebenarnya adalah Ujian (Praktek) Nasional yang dilaksanakan oleh sekolah bekerjasama dengan DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri). Saya pikir UKK itu sangatlah sulit.. Tapi dengan doa serta ikhtiar yang mantap, semuanya akan terasa mudah. Dannn.. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan, saya lulus UKK ini dalam sekali ujian dan mendapatkan sertifikat kompetensi keahlian dari kejuruan yang saya ambil.

► Februari - Maret 2018
Pada bulan-bulan ini, ada banyak kewajiban yang harus ditemui setiap kelas akhir. Seperti pada umumnya suatu kelulusan, pasti ada tahapan yang harus dilalui. Saya sih biasa nyebutnya sebagai ritual wajib kelulusan. Ada apa aja tuh? Yaa standar, seperti pendalaman materi, try out, Ujian Praktek, Ujian Sekolah, dan Ujian Nasional. Tapi khusus untuk SMK, ada satu tambahan yaitu UKK sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas. Oyaa, di salah satu bulan ini juga saya mengalami klimaks dari hari-hari buruk yang telah dilalui. Sungguh menyiksa sekali. Tapi Alhamdulillah.. Saya bisa kuat dan sabar dalam menghadapi berbagai rintangan tersebut

► 2 - 5 April 2018
Seperti disinggung sebelumnya, Yak, Ujian Nasional.. Di awal april ini saya melaksanakan Ujian Nasional untuk yang terakhir kalinya, rasanya antara pasrah dan senang. Memang Ujian Nasional ini adalah salah satu jenis evaluasi yang dilakukan pada dunia pendidikan yang disesuaikan dengan standar pencapaian hasil secara serentak dan nasional. Beberapa teman ada yang histeris dan panik menghadapi UN. Entah itu karena belum siap secara fisik dan mental, atau takut nilainya jelek yang mengakibatkan susahnya mencari pekerjaan (bagi yang ingin langsung kerja). Kalau saya sih sudah pasrah aja bawaannya. Berserah diri kepada Sang Pencipta agar dilancarkan ujian ini.

► 27 April 2018
Tour perpisahan! Inilah hari yang ditunggu para teman se-angkatan, tapi tidak dengan saya. Kenapa tidak? Karena disaat yang lain sedang bersenang-senang menikmati kelulusan karena tak ada lagi ujian, saya masih harus mengikuti satu lagi ujian yang sangat amat menegangkan yaitu SBMPTN. Jadinya saya tidak seratus persen menikmati tour ini.

► 3 Mei 2018 
Saat Pengumuman nilai UN kali ini, saya gak seantusias UN SMP. Saya sudah benar-benar pasrah dan berserah diri. Tak ada target yang ditetapkan. Saya akan terima apa adanya. Setelah menunggu sekitar dua jam, akhirnya keluar juga hasilnya. Begitu dipasang saya gak langsung liat karena banyak sekali yang berkerumunan. Setelah agak sepi baru dah saya liat dannnn... Hasilnya... Alhamdulillah cukup bagus. Gak terlalu rendah, gak terlalu tinggi. Pertengahan lah bisa dibilang. Bagi saya nilai ini sangat cocok untuk masa putih abu-abu dengan segala penderitaannya.

► 8 Mei 2018
Ini dia momen yang paling greget bagi saya di tahun ini, ikut SBMPTN! Padahal saya belajar bisa dibilang masih belum maksimal seperti anak SMA pada umumnya. Tapi saya tetap memberanikan diri untuk ikut serta. Ehh.. Di tempat test SBMPTN nya, saya bertemu dengan teman SMP. Wah saya senang sekali bisa ketemu dengan mereka. Apalagi ada salah satu teman yang ngambil prodi nya kurang lebih mirip lah dengan yang saya ambil, berhubungan dengan pertanian. Setelah selesai test SBMPTN nya, saya berbincang-bincang sebentar mengenai apapun.

► 27 Juni 2018
Ini merupakan pengalaman pertama saya melaksanakan kewajiban bersuara secara sah sebagai warga negara dalam pilgub Jawa Barat yang diselenggarakan serentak 27 Juni. Saya benar-benar antusias dalam mengikuti setiap tahapan-tahapan dalam berdemokrasi ini. Dan alhamdulillah semua proses memilih ini berjalan dengan lancar.

► 3 Juli 2018
Setelah mengikuti test SBMPTN tibalah saatnya pengumuman SBMPTN. Sangat mendebarkan sekaligus menakutkan. Nilai yang menjadi tolak ukur untuk masuk perguruan tinggi akhirnya diumumkan secara resmi. Saya deg-degan sekali. Terlebih setelah mengetahui jamnya dipercepat. Makin gak karuan perasaan yang ada di kepala ini. Akhirnya saya nekat membuka situs pengumuman, dannnn... Hmm.. Saya hanya diberi semangat doang sob! :'|


► 5 September 2018
Disaat yang lain sudah pada masuk kuliah dan kerja, saya justru baru mencari pekerjaan. Saya memberanikan diri untuk ikut Job Fair. Siapa tahu dapat kerjaan kan lumayan ya sambil mengisi kekosongan waktu selama setahun ini pikir saya. Tapi nyatanya sampai sekarang saya belum mendapatkan panggilan. Saya jadi sedikit banyak tau lah tentang dunia kerja. Ternyata mencari kerja itu gak segampang yang dikira. Tapi untungnya bapak saya seorang pengusaha, jadi saya saya bisa bantu-bantu lah sembari menunggu waktu.


► Oktober - Desember 2018 
Setelah mencari kerja tapi gak dapat-dapat, akhirnya saya pun lebih memilih untuk mencari ketenangan jiwa. Di bulan-bulan ini saya berusaha untuk menjauhkan diri dari media sosial. Karena menurut saya media sosial sudah terlalu banyak racun yang dapat merusak pola pikir saya. Alhamdulillah sampai tulisan ini dibuat saya bisa konsisten untuk tidak membuka media sosial. Dampak yang saya rasakan lumayan terasa. Semoga bisa nerus sampai nanti benar-benar lepas dari yang namanya kecanduan media sosial.


Tahun 2018 menurut saya itu adalah tahun yang sangat panjang. Kenapa? karena pada tahun ini, saya lulus SMK dan daftar kuliah lewat jalur SBMPTN. Yaa.. walaupun gagal lolos tes. Emang sih cuma dua hal itu, tapi kalian tau gak sob, ternyata kalau dijalani itu ternyata rasanya lama dan panjang banget. Mulai dari saya ngejalani UN dan hasilnya lumayan sampai ujian SBMPTN yang sangat 'menampar' diri. Kalau akhir tahun kemarin saya suka murung seakan menanti sesuatu yang tak pasti, namun sekarang saya sudah merasa lega sekali setelah melewati semua momen tersebut. Walaupun sebagian ada yang gak sesuai dengan apa yang saya harapkan, tapi itu semua sudah menjadikan saya pribadi yang lebih tangguh dari sebelumnya.


Terimakasih 2018 atas pilunya kehidupan. Tahun yang telah berhasil mengajarkan saya hikmah di balik luka. Memori ini akan selalu melekat abadi dalam sejarah hidup saya. Bagaimana saya berjuang demi masa depan, lalu dihancurkan oleh seseorang yang tak tahu diri, hingga proses menghibur diri serta menenangkan hati dan pikiran. Kesedihan, kekesalan, kekecewaan, kehampaan, keindahan, dan kebahagiaan. Semua terangkum dalam tahun ini. Berhubung 2018 ini bisa dikatakan kurang baik, mungkin 2019 waktunya untuk memperbaiki. Semoga saya bisa. Aamiin..



Okey cukup sekian, Terima kasih banyak telah membaca sampai akhir. Selamat akhir tahun 2018 sob!


=

Read More

Senin, 24 Desember 2018

FIFTH ANNIVERSARY

Yak selamat malam sobat blogger!
Alhamdulillah..  Masih ketemu lagi dengan tanggal 24 desember tahun ini. Tidak terasa, blog ini sudah berjalan lima tahun. Sebuah angka yang tidak mudah diraih dan dicapai sejauh ini, terlebih dengan kemalasan dan kesibukan yang tak pernah berhenti berdatangan.

2018 adalah tahun kelima dari sebuah Blog usang yang tak istimewa ini. Berdebu tanpa ada yang berkomentar. :( Memang selalu menyenangkan bila Blog kita memiliki banyak pengunjung. Membuat kita tambah semangat untuk membuat posting berikutnya. Tapi walau begitu, yang membuat blog ini tetap hidup hingga berumur 5 tahun adalah isinya. Saya selalu berusaha terus menyajikan post yang enak dibaca walaupun cuma coretan atau curahan sekali lewat. Karena saya ingin benar-benar bebas berkarya tanpa ada tekanan dari siapapun.

FIFTH-ANNIVERSARY.jpg


Kalau diingat-ingat lagi, dulu saat memberanikan diri untuk bikin blog, saya tak pernah tau bagaimana caranya saya mencari ide yang bagus dan segar. Hanya modal nekat aja. Tapi dengan berbagai kunjungan ke teman sesama blogger, saya jadi tau dan banyak belajar dari para mastah blogger. Setelah itu saya jadi menemukan cara agar aktivitas berinternet-ria ini bisa menjadi suatu kegiatan yang positif. Bisa jadi sarana untuk curhat juga kalau lagi gak ada yang mau mendengar. Tanpa banyak bicara, hanya dengan kata-kata saja. Sekalian melatih diri untuk bisa menyusun kata-kata yang indah. Terasa sangat nikmat sekali jika kegelisahan saya dapat disalurkan dalam bentuk tulisan.

Harapan saya di usia yang baru ini hanya satu, yaitu ingin kembali lagi produktif membuat postingan setiap bulannya. Itu saja. Tidak mudah namun tidak sesulit yang dibayangkan juga, hanya butuh konsistensi yang lebih tinggi lagi dari yang sebelumnya. Semoga saya bisa!


241218



Oke cukup sekian. Terima kasih.



Read More

Sabtu, 01 Desember 2018

Merasa Tak berguna

Selamat malam sobat blogger.. Bulan Desember selalu menjadi penanda bahwa tahun ini akan segera berganti. Jika saya lihat kembali, 2018 saya banyak hancurnya daripada baiknya. Dan orang yang paling sering saya sakiti adalah diri saya sendiri. Saat saya gagal, saya pernah berteriak, Dasar manusia tidak berguna! Saat orang-orang di lingkungan sosial terdengar mulai membicarakan saya karena saya memilih jalan yang berbeda yaitu Gap Year, saya malah menyalahkan diri sendiri. Bukan malah bergegas memeluknya. Seolah-olah jalan yang saya pilih ini adalah sebuah kesalahan.

useless.jpeg


Hal seperti ini bisa dianalogikan seperti orang tua yang sangat kejam nan perfeksionis. Coba bayangkan saja, setelah anaknya mati-matian belajar siang dan malam, ketika nilai ujian keluar, dan nilai si anak ini tidak sesuai harapan (baca: sangat rendah) , bukannya malah memeluk anaknya, si orang tua ini dengan kejam berteriak, Dasar anak gobl*k! Dasar anak tidak berguna! Mati aja lu bangs*t! Kemudian dengan santainya mereka pergi meninggalkan si anak, tanpa pernah melihat perjuangan yang telah anak ini lakukan.

Sakit tapi tak berdarah. Itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan betapa tersiksanya saya berada dalam kondisi seperti ini. Dan itu semua terjadi pada diri saya. Mungkin karena belum menerima sepenuhnya segala tragedi yang telah terjadi, saya jadi sangat kejam pada diri sendiri. Saya selalu membayangkan kondisi ideal yang seharusnya terjadi jika saya mengambil keputusan yang berbeda saat dihadapkan pada sebuah pilihan. Mulai dari urusan sekolah, pertemanan sampai urusan keluarga. Saya terlalu jauh memikirkan itu semua. Sampai-sampai terkadang saya tidak peduli dengan hal yang seharusnya saya perhatikan, yaitu diri sendiri. Padahal jiwa dan raga saya juga butuh perhatian. Tapi, saya juga masih bingung bagaimana cara memberikan asupan energi positif untuk diri ini. Alih-alih menghargainya segala usaha yang telah saya lakukan, saya malah terkadang mentitik fokuskan pada hasil.

Itulah barangkali sekelumit kegelisahan selama enam bulan pertama saya menjalani Gap Year. Memang awalnya sih saya pede menjalani pilihan ini, tapi setelah beberapa bulan kemudian saya pun termenung meratapi nasib. Diri ini benar-benar tak bisa membohongi perasaan. Saya mulai kecewa terhadap diri saya sendiri. Saya masih terus mencari solusi gimana caranya melakukan pembiasaan terhadap situasi meresahkan seperti sekarang ini terjadi agar tak mengganggu kegiatan belajar saya untuk persiapan SBMPTN. Namun sampai sekarang saya belum menemukan jalan keluarnya. Saya berharap ini tidak berlangsung lama, karena ini sangatlah mengganggu.


Read More