Senin, 25 September 2017

PARASHIT!

Selamat malam.. Hmm.. Saat kondisi seperti ini, emang yang paling enak hanya mencurahkannya dalam bentuk tulisan. Disaat tak ada seorang pun yang mau mendengarkan. Saya ingin bercerita sedikit tentang manusia yang sifatnya seperti parasit. Setelah pengamatan yang cukup lama, ternyata ada juga manusia yang gak punya malu dengan nyusahin orang lain dan gak tau diri. Bagi sebagian orang, parasit itu adalah tumbuhan yang bertahan hidup dengan cara memanfaatkan tumbuhan lain untuk mendapatkan makanan. Tapi gimana jadinya jika itu terjadi di kehidupan manusia? Menyusahkan sekali bukan? Saat ini saya sedang merasakannya. Saya lagi nge-down banget. Seakan energi saya selalu diserap dengan kehadirannya dalam hidup saya. Gak bersemangat untuk melakukan aktivitas apa pun. Saya rasa emosi ini harus dikeluarkan dari kepala agar beban dunia sedikit berkurang.

PARASHIT.jpeg


Jadi begini ceritanya... Setelah perkenalan pertama saya dengannya, mungkin bisa dibilang, nilai-nilai yang terikat dengan kebebasan dan keutuhan jiwa mulai runtuh. Diri ini mulai menomorduakan peraturan. Ikatan dengan berbagai macam aturan perlahan putus. Jiwa ini mulai lepas kendali dan tak terarah, demi menjawab berbagai tantangan baru yang semakin rumid dan kompleks. Tapi semakin lama saya menjalankan rutinitas sekolah dengan segala tugas bersamanya, saya mulai merasa tak nyaman. Terlebih di episode terakhir masa putih abu-abu ini. Ada semacam penolakan dari hati kecil ini untuk terus bertahan, karena terlalu banyak menyia-nyiakan waktu sekolah dan seringnya 'merugikan' diri sendiri. Jadi fokus ini terpecah kepada hal-hal yang kurang berfaedah. Segalanya berjalan secara berlebihan. Bahkan sudah berada dalam taraf yang membahayakan. Seakan dikendalikan oleh kondisi yang sangat sulit seperti ini.


Memang saya akui bahwa setiap orang yang hadir dalam hidup saya pasti memberikan warna dalam perjalanan hidup yang singkat ini. Sedikit demi sedikit, orang tersebut secara tidak langsung membentuk pribadi saya. Nah ini yang saya takutkan saat dekat dengannya. Saya selalu membayangkan kondisi terburuk yang akan didapat ketika saya lama berteman dengannya, yaitu menjadi manusia parasit juga. Padahal setau saya, tak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin menjadi parasit. Tapi kenyataannya, banyak orang yang gak sadar jadi parasit untuk orang lain. Seperti manusia yang satu ini. Memangnya anda pikir anda ini siapa? Bertingkah seolah anda punya kuasa atas segalanya. Anda selalu merasa paling benar, padahal anda hanya menerapkan apa yang pernah anda lihat, dengar dan rasakan. Dan itu belum tentu benar.

Saya kesal sekali! Kok ada ya manusia yang seperti itu? Apa dia gak malu? atau emang udah gak punya kemaluan? Rasanya saya ingin meledak! kalo saya selalu diam memendam satu demi satu masalah saya yang akhirnya menumpuk jadi pegunungan masalah yang sewaktu-waktu dapat longsor dan mengubur diri saya. Saya butuh pertolongan, tapi hanya dengan ini saya bisa mengungkapkan apa yang saya rasakan sekarang. Saya belum berani untuk terbuka terhadap siapapun. 


Diumur saya yang baru aja masuk usia 17,  saya belajar banyak hal. Saya gak mau jadi manusia parasit yang bisanya hanya nyusahin orang lain. Karena saya merasakan sekali susahnya kenal dan dekat sama manusia parasit dan efeknya sangat menderita. Benar-benar gak tau diri tuh orang. Kalau bukan karena tuntutan pertemanan di sekolah, saya gak akan pernah mau dekat sama manusia parasit ini seumur hidup. Berhati-hatilah dalam berkawan sob, karena banyak teman yang suka menikam, tapi tidak berasa lukanya. Memang efeknya gak langsung terasa, tapi percayalah setelah beberapa tahun kalian akan menyadari bahwa dia benar-benar merugikan kita. Kita wajib menghargai kedatangannya, namun juga berhak menyeleksi. Bertemanlah dengan semua orang tapi tetaplah dalam batasan sesuai dengan norma yang berlaku. 


Sekian. 


Read More