Minggu, 16 Juni 2019

Tak Lagi Sama

Pena di tangan kembali bercerita. Aku ungkap isi hati yang bimbang. Empat tahun yang lalu memang tahun yang sangat indah, dimana aku dapat merasakan nikmatnya pertemuan. Aku benar-benar tak menyangka bahwa kita bisa bercengkrama lagi setelah sekian lama terpisah. Tepat di hari ke 200 di tahun 2015 peristiwa langka ini terjadi, hari yang sangat istimewa dalam sejarah hidupku. Saat aku dapat menatapmu dan berbincang bersama dalam indahnya rasa yang menggugah jiwa. Aku saat itu terbawa akan perasaan bahagia tak terkira. Rasanya benar-benar menyenangkan sekaligus menegangkan. Aku begitu antusias menanggapi setiap detail obrolan yang kau berikan. Saat itu pula aku berkeyakinan bahwa setelah pertemuan ini pasti akan ada lagi pertemuan selanjutnya, cepat atau lambat hari itu pasti akan datang.

Dan yaa.. Benar saja, dalam kurun waktu empat tahun setelah pertemuan pertama, aku kembali lagi dipertemukan dengannya. Tapi, ada yang berbeda sekarang. Rasanya pertemuan ini tak seindah dulu. Pandanganku kali ini tak lagi sama. Aku tidak menemukan kehangatan lagi di sini. Setelah ku tahu sisi lain dari dirimu. Sisi yang sebelumnya tak pernah aku ketahui. Begitu aku mengetahuinya, otak ini tak henti-hentinya bekerja. Mencoba tuk tegar, walau perasaan tak karuan. Rasa sakit ini begitu kuat mengalir ke seluruh tubuhku. Kamu mungkin sudah lupa, tapi aku akan selalu ingat.


Kini, semuanya terasa sangat berbeda. Walau sepenuh hatiku mencoba tuk menikmatinya. Namun, rasanya tidak pernah sama. Ibarat roda yang terus berputar, ada saatnya di atas, ada saatnya di bawah. Aku merasakan suatu keadaan yang terulang kembali namun dalam masa dan waktu yang baru. Tapi yang sangat disayangkan adalah aku tak bisa lagi merasakan manisnya pertemuan ini. Meski kuakui di dasar hatiku masih ada sedikit rasa. Namun, tidak sehebat saat pertama kali kita bertemu dan berkomitmen untuk saling terhubung. Itulah barangkali yang membuat aku membiarkanmu banyak terdiam, seakan aku tak punya hati pada hari itu.

Kini, sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main dengan sebuah perasaan. Perasaan itu adalah hal yang suci. Akan ada saatnya nanti untuk aku menetapkan kepada siapa pemilik hati ini kelak dan merindukan orang yang tepat. Karena waktu tak lagi sama, yang lalu hanya bisa menjadi kenangan, ingatan dalam memori yang pernah ada. Sekarang sudah bukan waktuku untuk berada di masa itu, sekarang adalah saat dimana perjuangan hidupku dimulai. Benar-benar dimulai dari nol. Masa dimana aku merasakan banyak perubahan dalam diriku. Aku jadi bisa merasakan kembali keutuhan jiwa dan ragaku. Inilah perubahan yang aku tunggu-tunggu selama ini. 

Maka dari itu aku putuskan, biarlah aku yang mundur, tak apa. Agar kau bisa selalu menjalani kehidupan indah tanpa perlu mengingatku. Sungguh, aku baik-baik saja di sini. Dan aku lihat kamu pun amat bahagia di sana. Lanjutkan kebahagiaanmu, lanjutkan hidupmu. Aku hanya lah jeda dalam setiap hembusan nafasmu. Aku tidak bisa menemanimu seperti komitmenku yang dulu. Aku bahagia melihatmu bahagia. Teruskan lah kebahagiaanmu. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu.





TJVZ
10.06.19


Read More

Kamis, 06 Juni 2019

Pengalaman naik Kereta Api Senja Utama Solo

Yak! selamat pagi sobat blogger di mana pun kalian berada. Hari ini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya naik kereta lagi setelah sekian lama tidak pernah menaikinya. Kurang lebih sepuluh tahun lamanya waktu yang saya tunggu untuk dapat kembali lagi merasakan nikmatnya naik kereta api. Oyaa sebelum saya lanjut lebih dalam, saya mau mengucapkan selamat lebaran dulu sama kalian pembaca setia (itu juga kalau ada) yang secara sengaja membaca tulisan saya ini. Tadinya pas hari lebaran kemarin saya mau ngepost edisi idul fitri seperti biasa, tapi sayangnya saya terlalu lelah setelah seharian silaturahmi, jadinya langsung tidur dah. Gak sempat bikin postingan, jadinya saya gabungin aja di sini aja gak papa kali ya sob.

Saya mewakili diri saya sendiri mengucapkan 


Taqobbalallahu minna wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum, Wataqobbal ya kariim Ja'alnallahu minal aidin walfaizin. 

Mohon maaf lahir dan batin, jiwa dan raga, serta jasmani dan rohani saya.  


Maafkan semua kesalahan saya, kata-kata saya yang kurang pantas atau barangkali ada tulisan saya yang sempat menyinggung kalian semua. Itu semua murni hanya ingin melampiaskan uneg-uneg di kepala agar beban hidup saya bisa lebih ringan. Maaf juga kalau akhir-akhir ini tulisan saya itu banyak berisi sambatan. Karena sesungguhnya saya ini juga manusia. Bisa merasakan kesedihan, kegagalan, keterpurukan, kemarahan, dan kepedihan hidup. Semoga, setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin. Selamat hari kemenangan semuanya! 



Nahh.. Kembali lagi ke pembahasan di awal yaitu cerita tentang saya yang baru saja naik kereta api. Duh.. Kesannya kayak yang udik banget ya, kayak yang gak pernah naik kereta gitu. Yaa gak papa dah, yang penting ada bahan cerita untuk nambahin postingan di blog sunyi ini. Lagi pula ini kan blog saya, jadi ya suka-suka saya doooong... :D okelah dari pada banyak omong lebih baik disimak ya sob..

Jadi begini ceritanya.. Sebenarnya ini semua sudah direncanakan jauh sebelum puasa itu sendiri dimulai. Kalau gak salah ide untuk mudik lebaran tahun ini di kampung halaman itu dari bulan januari. Ibu saya dapat pesan dari orang kampung katanya lebaran tahun ini akan ada momen spesial karena rumah mbah saya akan menjadi tuan rumah acara trah keluarga. Wahh.. Betapa senangnya ibu saya mendengar kabar seperti itu. Jadilah tahun ini kami sekeluarga memutuskan untuk mudik lebaran.


Pembelian tiket kereta api

Begitu pengumuman tiket kereta mudik sudah dibuka pada akhir februari, kita langsung cari-cari tiket kereta tujuan Yogyakarta yang kelas ekonomi. Tapi apa daya, baru hitungan menit tiketnya sudah habis terjual. Mungkin karena murah jadinya cepat banget habisnya. Tinggal yang tersedia itu yang eksekutif dengan harga yang lumayan mahal. Itu pun gak banyak, tinggal beberapa lagi. Setelah dipikir-pikir, akhirnya Bapak saya memutuskan untuk tetap membelinya. Katanya, gak papa dah mahal yang penting bisa mudik lebaran. Itung-itung pengalaman juga naik kereta eksekutif pertama kalinya. Setelah dicari-cari yang tujuannya Klaten akhirnya ada yaitu Senja Utama Solo, Yaitu campuran kelas bisnis dan eksekutif. Alhamdulillah.. Untung saja tiket kereta api masih tersedia. Harga tiketnya Rp 650.000 per orang. Pembelian tiket kereta api saat ini sudah dipermudah dengan aplikasi KAI Access sehingga kita tidak perlu membeli secara manual yang mana harus dateng langsung ke loket penjualan tiket yang berada di stasiun.

Setelah registrasi selesai barulah kita membayarnya. Bisa di indomaret lho. Sangat mudah dan cepat. Setelah membayar, kita mendapatkan kode tiket. Kode tiket nantinya dapat ditukarkan dengan tiket resmi yang dapat dicetak di stasiun. Yang mendapatkan tugas untuk mencetak tiket resmi ke stasiunnya adalah kakak dan adik saya. Mereka berdua berangkat dari rumah naik KRL menuju Stasiun Pasar Senen. Mereka mencetak tiket resmi di loket Stasiun Pasar Senen seminggu sebelum berangkat. FYI, batasan maksimal penukaran tiket sekitar satu jam sebelum keberangkatan.


Menuju Stasiun Pasar Senen

Jadi ada cerita cukup menegangkan selama perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen. Karena lebaran tahun ini spesial yaitu akan diadakannya acara trah keluarga di rumah mbah, jadinya kami sekeluarga ngajak nenek juga untuk ikut mudik lebaran ke Jawa. Ini pertama kalinya kami sekeluarga mudik ke lebaran ke Jawa naik kereta api bersama nenek tercinta.

Nahh.. Pada hari lebaran, keluarga saya punya tradisi yaitu sehabis silaturahmi di sekitar rumah, pasti silaturahmi dulu ke rumah nenek di Pondok Gede. Karena kelamaan di Pondok Gede, kami sekeluarga pulang ke rumah itu udah sore sekitar jam tigaan. Karena lapar, kami pun makan dulu beli mie ayam di depan jalan. Nenek saya akan diantar sama om dan bibi saya ke rumah kami. Karena rencananya kami semua berangkat ke Stasiun Pasar Senen naik KRL dari Stasiun Telaga Murni yang baru saja diresmikan. Stasiun tersebut berlokasi di perumahan Metland Cibitung yang sangat dekat sekali dengan rumah kami yang berada di Cibitung. Tinggal naik motor sepuluh menit juga langsung sampai. Kami sekeluarga sangat bersyukur sekali dengan adanya stasiun KRL dekat rumah. Jadinya bisa kemana-mana dengan mudah. Yaa walaupun KRLnya masih jarang lewat, masih satu jam sekali. Tapi kami sangat terbantu dengan adanya fasilitas umum seperti ini.

stasiun-metland-telaga-murni.jpeg
Stasiun Metland Telaga Murni


Setelah menunggu hampir dua jam karena jalanan pastinya macet karena musim lebaran, nenek saya sampai di rumah dan langsung dah siap-siap menuju Stasiun Telaga Murni. Kami semuanya sebenarnya sedang berpacu dengan waktu. Jadi KRLnya datang di stasiun tersebut pukul 18.48, kami baru datang sekitar pukul 18.35. Hampir mepet sih, tapi alhamdulillah masih bisa keburu. Ada waktu sekitar sepuluh menit untuk menunggu KRLnya tiba. Setelah KRLnya tiba kami semua naik.

Perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen kurang lebih sekitar 40 menit. Oyaa kami sempat transit dulu di stasiun Jatinegara. Kami menunggu lagi di stasiun tersebut sekitar 20 menit, yang sangat disayangkan adalah di sini tidak ada bangku yang banyak untuk duduk. Mentang-mentang lagi direnovasi stasiunnya jadi fasilitas dasar seperti itu sampai tidak tersedia. Jadilah kami ngemper seadanya di sekitar peron. Suasana di stasiun ini juga sangat ramai, kebanyakan juga yang pada mau mudik. Terlihat jelas dari barang bawaannya. Begitu KRLnya datang, langsung penuh seketika, tapi untungnya kami semua bisa masuk walau terpisah gerbong. Sampai di Stasiun Pasar Senen itu sekitar jam sembilanan. Kami sekeluarga langsung menuju musola dulu untuk solat maghrib dan isya. Karena tadi pas berangkat nggak keburu untuk solat maghrib jadinya digabung aja solatnya. Setelah itu kami sekeluarga melakukan boarding lalu masuk ke dalam kereta api Senja Utama Solo yang kebetulan sudah menunggu para penumpang.


Perjalanan mudik bersama Senja Utama Solo


Rabu malam, 5 Juni 2019. Waktu pembelian tiket, Kami memilih jadwal keberangkatan Kereta Api Senja Utama Solo pada hari H atau tepatnya di hari pertama lebaran. Kereta Api Senja Utama Solo berangkat sesuai dengan jadwal yang telah tercetak dalam tiket kereta api yaitu pukul 22.00 malam. Keterlambatan sekitar 5 hingga 10 menit masih bisa dianggap tepat waktu. Kereta berangkat. Selepas Jatinegara, lampu diredupkan supaya penumpang lebih rileks. Karena hari ini masuk masa lebaran, suasana dalam kereta cukup ramai.

Kesan pertama saya saat menaiki kereta api berbalut stainless steel abu-abu ini sangat mengesankan. Begitu modern dengan segala fasilitas yang tersedia. Tak ada lagi pedagang asongan yang bisa masuk ke dalam kereta. Benar-benar dikelola dengan profesional. Sangat berbeda dengan kereta api yang pernah saya naiki sepuluh tahun yang lalu. Perbedaan yang pertama yaitu sudah berAC. Gerbong Kereta Api Senja Utama Solo telah dilengkapi dengan pendingin udara atau Air Conditioning (AC). Keberadaan AC di dalam gerbong cukup menambah kenyamanan penumpang kereta api dan mengurangi panas di dalam gerbong yang dulunya selalu menggunakan kipas angin. Yang kedua, ada colokan listrik. Sepertinya fasilitas ini sudah menjadi fitur wajib yang harus ada di setiap gerbong kelas mana pun. Letaknya di samping tempat duduk penumpang dan dapat dipergunakan secara gratis.

Senja_utama_solo.jpeg
Suasana di dalam KA Senja Utama Solo


Selain itu ada bantal dan selimut dan sudah tersedia di masing-masing kursi. Posisi kursi bisa diatur searah dengan laju kereta. Selain kursinya yang nyaman, di tiap gerbong disiapkan TV di depan dan belakang yang menayangkan iklan dan informasi seputar kereta api. Bagian bagasi yang di atas kepala cukup lebar, muat untuk menyimpan koper besar. Jarak antar kursi sebelah juga cukup luas, sehingga secara ruang, gerbong kereta ini sangat nyaman dan tidak padat. Kalau kita lihat ke samping, ada yang berbeda. Jenis tirai penutup di jendela kereta Senja Utama Solo adalah model baru, sangat berbeda dengan yang terakhir kali saya naik kereta. Kalau mau buka, tinggal tarik ke bawah sedikit lalu lepaskan. Tirai akan naik otomatis. Disitu juga ada petunjuknya yang sudah ditempel dengan jelas. Fasilitas umum lainnya seperti toilet menurut saya cukup nyaman, walaupun dengan kloset duduk, ada sabun dan wastafel.

Saat kereta mulai melaju kencang, goncangannya tidak terlalu kerasa. Jadi kalau mau tidur pun sangat nyaman sekali. Setelah melewati Bekasi, saya pun tertidur pulas karena sudah lelah seharian silaturahmi. Walaupun kursi sandaran kursi dapat direbahkan, saya sebenarnya lebih suka tidur dengan menyandarkan kepala ke bantal. Dan menutup mata dengan selimut biar gak silau. Begitu terbangun saya sudah berada di Yogyakarta. Yang mana tinggal satu stasiun lagi kami sekeluarga akan sampai tujuan. Waktu kedatangan di Stasiun Klaten sedikit terlambat sekitar setengah jam dan bagi saya ini masih wajar karena transpotasi umum di Indonesia masih banyak yang belum tepat waktu. Bagi saya pribadi, saya puas dengan layanan Kereta Api Senja Utama Solo, benar-benar dimanjakan oleh fasilitasnya. 



Yak, mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman menaiki Kereta Api Senja Utama Solo di waktu lebaran. Cukup panjang juga ceritanya ya saya gak nyangka.. Hehe.. Saya gak yakin sih ada orang yang mau baca tulisan sepanjang ini, niatnya sih cuma ingin mendokumentasikan perjalanan hidup aja. Kalaupun ada, saya cuma ingin bilang terima kasih. Kalian lah penyemangat saya dalam membuat postingan di blog sunyi ini. Terima kasih banyak!


Read More