Sabtu, 18 November 2017

Bosan (hidup)?

Saya hanya manusia biasa. Makhluk yang bisa merasakan lelah dan bosan. Bisa juga kehilangan motivasi. Seakan tak ada gairah untuk hidup lebih lama. Dapat dikatakan bahwa, saya memang terlalu jenuh dengan aktivitas maupun masalah yang ada saat ini. Saya tak tahu lagi harus dengan apa mencari. Saya ingin bebas dari masalah diri saya. Saya merasa babak belur secara fisik dan secara emosi. Terlalu banyak hal-hal negatif di pikiran saya. Perjalanan panjang saya sejauh ini terasa sangat putus asa. Sebelumnya saya tak pernah setakut ini dalam menghadapi hari. Tapi sekarang seakan-akan setiap hari adalah 'neraka'. Selalu aja ada yang menusuk pikiran. Inikah rasanya terkurung dalam penderitaan yang tak berujung? Terasa hampa. 

Sudah hampir sebulan belakangan saya dilanda perasaan bosan yang luar biasa ini. Rasanya benar-benar kehilangan semangat. Yaa tak bisa dipungkiri memang, bahwa sebagian orang (termasuk saya) pernah merasakan kebosanan dalam menjalani rutinitas kehidupan dengan segala permasalahnya. Entah itu menyenangkan ataupun membosankan. Pasti ada aja suatu hambatan yang membuat kita bosan dan tak bisa lagi melangkah, seakan berada di jalan buntu. Nahh... sekarang, Hambatan terbesar saya ialah banyaknya orang yang mengejek, meleceh, dan mengusik usaha saya. Apalagi ditambah dengan penyangkalan dari lingkungan sekolah yang kurang mendukung. 


bosan-hidup.jpg 

Apakah saya sanggup melaluinya...? Entahlah. Saya mulai tak semangat. Sungguh tak semangat. Hari-hari berjalan dengan sangat lambat. Setiap jam berlalu dengan perasaan yang resah. Tak ada seorangpun mengerti. Saya dipandang sebelah mata oleh situasi dan kondisi sekarang. Awalnya sih memuji tapi lama kelamaan mulai menjatuhkan, dan bahkan mengubur kecerdasan. Prestasi saya menurun drastis. Berada di titik terendah selama saya bersekolah. Rasanya sungguh sangat tidak mengenakkan. Bukan masalah capaian, tapi harga diri dan kepercayaan saya dipertaruhkan. Untuk sekarang, saya akan berhenti sementara melihat susunan masa depan. Berhenti meratapi segala pikiran yang cukup memberatkan, termasuk ambisi dan impian. Karena terkadang impian juga bisa bikin kepala penat. Pikiran pun melemah. Hati saya sekarang jadi gelisah dan was-was. Setiap hari jadi tak keruan. Setiap malam yang ada hanya penyesalan yang tak terbendung.

Hati kecil saya sering bertanya, "Kenapa kamu nggak menikmatinya saja dam?" hmm.. Gimana ya, saya Nggak tau. Saya nggak tau kenapa sangat sulit sekali menikmati suatu hal yang saat ini kurang disukai. Dalam praktiknya gak segampang yang dikira. Banyak tekanan dari berbagai pihak. Bukan berarti saya tak bersyukur, tapi saya tak ingin rasa sakit ini terus menjadi-jadi. Saya berharap ini bukan masalah besar. Untuk saat ini, saya hanya bisa memendam. Memendam seluruh perlakuan orang-orang yang sering membuat saya sakit. Saya tak pernah membalasnya. Saya tidak berhak, saya hanya mencoba tuk doakan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik. Walaupun logika berkata lain. Pertentangan itu pasti ada. Antara hati dan pikiran. Saya berusaha menutup ekspresi ini agar tak ada yang curiga. Tapi apa daya? Setelah beberapa bulan, akhirnya semua perasaan campur aduk ini pecah berantakan. Saya mendekati depresi. Agar tak semakin parah, saya putuskan untuk mencurahkannya di blog kesayangan ini tuk mengurangi rasa stres yang berlebihan. Entah sampai kapan saya bisa bertahan. Saya tak tau. Saat ini saya benar-benar butuh penerangan batin. Sebuah petunjuk tentang suatu hal yang dapat membimbing saya ke arah kebaikan. (?)  

Read More