Jumat, 02 Agustus 2019

Gagal Lagi

Akuuuuu memaang belum beruntuuung...

Gagaaal.. Dan selalu gagal lagi..


Begitulah kira-kira penggalan lirik lagu yang paling pas digambarkan untuk kondisi saya saat ini. Akhir agustus kemarin itu pengumuman terakhir ujian mandiri yang saya ikuti yaitu UM UNS dan saya gagal lagi. Padahal saya udah Gap Year tapi kenapa saya gak lolos di PTN mana pun. Saya merasa kosong, karna ini jalur terakhir yang bisa saya ikuti buat masuk PTN incaran saya. Perasaan sedih terus menerus menyelimuti hari-hari saya. Walau saya tau ini adalah jalan terbaik yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Tapi masih ada aja pikiran busuk dari hati kotor ini yang kurang bersyukur atas segala nikmat yang tak terhingga. Hmm.. Saya berusaha ikhlas menerima kenyataan pahit ini lagi dan lagi. Saya harus bisa beradaptasi dengan kegagalan baru ini. Tidak ada salahnya juga untuk saya dapat rehat sejenak dari hingar bingar dunia yang serba cepat dan dinamis setelah setahun berjuang keras. Maka dari itu sebagai pelipur diri akan penolakan yang baru saja saya terima, saya memutuskan membuat postingan khusus ini agar bisa tetap semangat menjalani hari-hari baru yang semakin menantang pasca gagalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru. 


Daripada terus meratapi kesedihan, mungkin untuk saat ini saya ingin merefleksikan kembali perjalanan apa saja yang saya dapatkan selama setahun terakhir ini. Walaupun saya gagal kuliah tahun ini, saya ingin melihat sisi positif dari gap year yang baru saja saya lalui. Setelah dicermati lebih dalam, ternyata saya mendapatkan banyak hikmah yang bisa diresapi. Salah satunya adalah saya jadi bisa lebih dekat dengan orang tua. Karena setelah saya amati lingkungan sekitar, makin bertambahnya usia, makin jarang anak yang bisa dekat dengan orang tuanya. Di usia-usia seperti ini kebanyakan anak lebih dekat dengan teman-temannya atau kalau yang sudah punya pasangan pasti fokusnya lebih banyak ke pasangannya atau istilah jaman sekarang itu bucin alias budak cinta. Jadi komunikasi dengan orang tua itu ya mungkin seperlunya doang.

Alhamdulillah.. Selama setahun terakhir ini, saya lebih punya banyak waktu untuk bercengkrama dengan beliau berdua setelah sekian lama tak melakukannya karena sibuk sekolah. Membahas segala hal tentang kehidupan yang sekira perlu untuk saya. Tentang cinta yang harus diberikan, tentang kasih sayang yang terus disalurkan dan tentang sisi gelap maupun terang dalam kehidupan yang belum benar-benar saya ketahui. Sebagai seorang anak telah hidup lebih dari 19 tahun, Saya memang harus mengetahui hal-hal seperti ini. Agar hidup bisa seimbang.

Selain itu, menurut saya untuk saat ini satu-satunya cara saya tuk dapat membahagiakan kedua orang tua saya adalah dengan membantu meringankan pekerjaannya. Ini waktu yang tepat untuk berbakti kepada orang tua, karena saya sadar selama ini sudah merepotkannya. Walaupun saya tau mereka tidak pernah merasa direpotkan, karena saya kan anaknya. Kalau Kata orang kebanyakan mah, Untuk anak, apa sih yang gak dikasih sama orang tua. Begitu kira-kira. Tapi tetap saja saya ingin memberikan kontribusi terbaik untuk mereka berdua selama masa Gap Year ini berlangsung.

Setelah berbulan-bulan saya membantunya hingga menjadi rutinitas, saya menemukan apa yang disebut dengan bahagia. Bagi saya bahagia itu sederhana, ketika melihat beban orang tua sedikit berkurang karena saya. Saya jadi tau bahwa mencari rupiah itu sulit. Maka dari itu saya bercita-cita mengubah arah perusahaan bapak saya ke bidang yang lebih menguntungkan. Dan tentunya butuh ilmu yang banyak untuk mewujudkan itu. Nahh.. Itulah pentingnya pendidikan yang lebih tinggi, agar tidak mudah ditipu orang. Tanpa ada ilmu, bagaimana caranya bisa membesarkan suatu perusahaan? Begitulah barangkali pemikiran saya kenapa masih ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Walaupun memang jalan menuju PTN itu sangat berliku-liku karena saya berasal dari SMK dan lintas jurusan pula.

Saya harus tetap belajar dari kegagalan yang kemarin. Karena belajar mempunyai kekuatan untuk mengubah kita menjadi orang sukses. Semua orang sukses pastinya pernah mengalami kegagalan. Namun mereka tak menyerah dan terus berulang-ulang mencoba. Tidak pernah ada kesuksesan yang dapat diperoleh secara instan. Salah satu langkah menggapai dan mencicipi kesuksesan adalah dengan belajar dari pengalaman dan belajar memperbaiki kekurangan yang ada. 

Tampak sangat jelas bukan bahwa langkah ditempuh sebuah kesuksesan tiada lain adalah dengan belajar dan belajar. Artinya belajar memiliki kekuatan yang ampuh untuk menyajikan kesuksesan untuk kita nikmati. Jadi jika rasa lelah yang menghambat kita untuk belajar, maka cukup yakini saja bahwa suatu saat usaha ini akan berbuah kesuksesan untuk diri kita sendiri. Maksud kesuksesan ini tentunya tidak diartikan hanya dalam kekayaan saja. Kesuksesan di sini dalam artian yang lebih luas seperti dalam bidang akademik, hubungan sosial, keyakinan dan kesuksesan-kesuksesan yang lainnya. 

Walau harapan saya lolos PTN tahun ini belum tercapai, tapi setidaknya saya jadi lebih bermanfaat untuk keluarga dan bisa mengendalikan diri dari kecanduan media sosial yang tak akan ada habisnya. Itu merupakan suatu hal yang luar biasa bagi saya selama setahun terakhir ini. Dan inilah cerita kegagalan saya masuk PTN untuk kedua kalinya, mana cerita kegagalan kalian?


Read More

Rabu, 10 Juli 2019

Sembilan Juli

Kemarin adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para calon mahasiswa baru di seluruh Indonesia karena itu merupakan pengumuman SBMPTN 2019. Saya sebagai salah satu di antaranya tak mau ketinggalan untuk menyambut hari kemenangan. Sembari menunggu saya bersantai dulu dengan menonton film ringan di laptop untuk merilekskan ketegangan otot jantung. Beberapa jam sudah berlalu dan akhirnya tiba juga waktunya, gak pake lama saya langsung membuka situs pengumumannya. Hal pertama yang saya baca yaitu tulisan dengan huruf kapital yang berbunyi,
 
 
JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP SEMANGAT! 
 
 
 
Waduhhhh.. Saya sudah bekerja keras selama setahun terakhir ini, namun keberuntungan tak kunjung datang. Saya kalah lagi di sebuah perang bernama SBMPTN. 
 
Gimana perasaannya? 
 
Jujur, Rasanya sangat campur aduk hingga membuat saya tak nafsu makan. Antara sedih, gemas dan tentu saja kesal. Padahal waktu itu saya sengaja mengulur waktu buat liat hasilnya. Sebelumnya, saya sudah yakin kalau saya akan lolos SBMPTN kali ini. Saya cukup percaya diri karena ikut UTBK dua kali, namun takdir berkata lain, nyatanya saya tidak lolos. Kenapa para PTN dengan teganya menolak saya yang sudah gap year setahun. Apa mereka tidak kasihan dengan saya yang telah menanggung beban pikiran yang cukup memberatkan. Saya merasa sedih, karena ini tahun kedua saya mengikuti SBMPTN. Jiwa dan raga saya hancur berkeping-keping layaknya bintang bintang besar nan masif yang mengalami keruntuhan inti gravitasi.

 

Pada tahun ini nilai saya terbilang rendah, hanya lima ratus lebih koma sekian. Belum nyampe rata-rata nilai orang yang lolos SBMPTN. Saya daftar di IPB dan UNDIP, jurusan Teknologi Pangan. Lagi-lagi tidak lolos.
 
Ini sertifikat UTBK saya di tahun 2019
 

 
Hasil : Tidak diterima. 
 
Didepan orang tua, saya tahan rasa kehancuran ini dan berusaha tegar.  Entah mengapa di hadapan orang tua saya sendiri pun saya tidak ingin menunjukkan kelemahan saya.



Jadi saran saya buat kalian yang sedang ngejar SBMPTN, belajar dan berdoalah dengan sungguh-sungguh mulai dari sekarang. Pandai-pandailah mengatur strategi karena itu sangat berpengaruh terhadap pilihan kita nanti. Karena semangat doang gak cukup untuk bisa lolos seleksi kuliah. Butuh strategi yang matang agar bisa memaksimalkan peluang yang ada. Saya sampai saat ini terus berusaha untuk menerima kenyataan bahwa saya gagal SBMPTN lagi untuk yang kedua kalinya. Saya terus meyakinkan diri sendiri bahwa ini adalah takdir terbaik yang Tuhan berikan untuk saya.
 
Saya tidak ingin menyerah dulu, masih ada kesempatan lewat jalur mandiri. Semoga saja ada kabar baik dari ujian mandiri yang akan segera saya laksanakan minggu depan. Mohon doanya ya sob. 

Read More

Minggu, 16 Juni 2019

Tak Lagi Sama

Pena di tangan kembali bercerita. Aku ungkap isi hati yang bimbang. Empat tahun yang lalu memang tahun yang sangat indah, dimana aku dapat merasakan nikmatnya pertemuan. Aku benar-benar tak menyangka bahwa kita bisa bercengkrama lagi setelah sekian lama terpisah. Tepat di hari ke 200 di tahun 2015 peristiwa langka ini terjadi, hari yang sangat istimewa dalam sejarah hidupku. Saat aku dapat menatapmu dan berbincang bersama dalam indahnya rasa yang menggugah jiwa. Aku saat itu terbawa akan perasaan bahagia tak terkira. Rasanya benar-benar menyenangkan sekaligus menegangkan. Aku begitu antusias menanggapi setiap detail obrolan yang kau berikan. Saat itu pula aku berkeyakinan bahwa setelah pertemuan ini pasti akan ada lagi pertemuan selanjutnya, cepat atau lambat hari itu pasti akan datang.

Dan yaa.. Benar saja, dalam kurun waktu empat tahun setelah pertemuan pertama, aku kembali lagi dipertemukan dengannya. Tapi, ada yang berbeda sekarang. Rasanya pertemuan ini tak seindah dulu. Pandanganku kali ini tak lagi sama. Aku tidak menemukan kehangatan lagi di sini. Setelah ku tahu sisi lain dari dirimu. Sisi yang sebelumnya tak pernah aku ketahui. Begitu aku mengetahuinya, otak ini tak henti-hentinya bekerja. Mencoba tuk tegar, walau perasaan tak karuan. Rasa sakit ini begitu kuat mengalir ke seluruh tubuhku. Kamu mungkin sudah lupa, tapi aku akan selalu ingat.


Kini, semuanya terasa sangat berbeda. Walau sepenuh hatiku mencoba tuk menikmatinya. Namun, rasanya tidak pernah sama. Ibarat roda yang terus berputar, ada saatnya di atas, ada saatnya di bawah. Aku merasakan suatu keadaan yang terulang kembali namun dalam masa dan waktu yang baru. Tapi yang sangat disayangkan adalah aku tak bisa lagi merasakan manisnya pertemuan ini. Meski kuakui di dasar hatiku masih ada sedikit rasa. Namun, tidak sehebat saat pertama kali kita bertemu dan berkomitmen untuk saling terhubung. Itulah barangkali yang membuat aku membiarkanmu banyak terdiam, seakan aku tak punya hati pada hari itu.

Kini, sudah bukan waktunya lagi untuk bermain-main dengan sebuah perasaan. Perasaan itu adalah hal yang suci. Akan ada saatnya nanti untuk aku menetapkan kepada siapa pemilik hati ini kelak dan merindukan orang yang tepat. Karena waktu tak lagi sama, yang lalu hanya bisa menjadi kenangan, ingatan dalam memori yang pernah ada. Sekarang sudah bukan waktuku untuk berada di masa itu, sekarang adalah saat dimana perjuangan hidupku dimulai. Benar-benar dimulai dari nol. Masa dimana aku merasakan banyak perubahan dalam diriku. Aku jadi bisa merasakan kembali keutuhan jiwa dan ragaku. Inilah perubahan yang aku tunggu-tunggu selama ini. 

Maka dari itu aku putuskan, biarlah aku yang mundur, tak apa. Agar kau bisa selalu menjalani kehidupan indah tanpa perlu mengingatku. Sungguh, aku baik-baik saja di sini. Dan aku lihat kamu pun amat bahagia di sana. Lanjutkan kebahagiaanmu, lanjutkan hidupmu. Aku hanya lah jeda dalam setiap hembusan nafasmu. Aku tidak bisa menemanimu seperti komitmenku yang dulu. Aku bahagia melihatmu bahagia. Teruskan lah kebahagiaanmu. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu.





TJVZ
10.06.19


Read More

Kamis, 06 Juni 2019

Pengalaman naik Kereta Api Senja Utama Solo

Yak! selamat pagi sobat blogger di mana pun kalian berada. Hari ini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya naik kereta lagi setelah sekian lama tidak pernah menaikinya. Kurang lebih sepuluh tahun lamanya waktu yang saya tunggu untuk dapat kembali lagi merasakan nikmatnya naik kereta api. Oyaa sebelum saya lanjut lebih dalam, saya mau mengucapkan selamat lebaran dulu sama kalian pembaca setia (itu juga kalau ada) yang secara sengaja membaca tulisan saya ini. Tadinya pas hari lebaran kemarin saya mau ngepost edisi idul fitri seperti biasa, tapi sayangnya saya terlalu lelah setelah seharian silaturahmi, jadinya langsung tidur dah. Gak sempat bikin postingan, jadinya saya gabungin aja di sini aja gak papa kali ya sob.

Saya mewakili diri saya sendiri mengucapkan 


Taqobbalallahu minna wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum, Wataqobbal ya kariim Ja'alnallahu minal aidin walfaizin. 

Mohon maaf lahir dan batin, jiwa dan raga, serta jasmani dan rohani saya.  


Maafkan semua kesalahan saya, kata-kata saya yang kurang pantas atau barangkali ada tulisan saya yang sempat menyinggung kalian semua. Itu semua murni hanya ingin melampiaskan uneg-uneg di kepala agar beban hidup saya bisa lebih ringan. Maaf juga kalau akhir-akhir ini tulisan saya itu banyak berisi sambatan. Karena sesungguhnya saya ini juga manusia. Bisa merasakan kesedihan, kegagalan, keterpurukan, kemarahan, dan kepedihan hidup. Semoga, setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin. Selamat hari kemenangan semuanya! 



Nahh.. Kembali lagi ke pembahasan di awal yaitu cerita tentang saya yang baru saja naik kereta api. Duh.. Kesannya kayak yang udik banget ya, kayak yang gak pernah naik kereta gitu. Yaa gak papa dah, yang penting ada bahan cerita untuk nambahin postingan di blog sunyi ini. Lagi pula ini kan blog saya, jadi ya suka-suka saya doooong... :D okelah dari pada banyak omong lebih baik disimak ya sob..

Jadi begini ceritanya.. Sebenarnya ini semua sudah direncanakan jauh sebelum puasa itu sendiri dimulai. Kalau gak salah ide untuk mudik lebaran tahun ini di kampung halaman itu dari bulan januari. Ibu saya dapat pesan dari orang kampung katanya lebaran tahun ini akan ada momen spesial karena rumah mbah saya akan menjadi tuan rumah acara trah keluarga. Wahh.. Betapa senangnya ibu saya mendengar kabar seperti itu. Jadilah tahun ini kami sekeluarga memutuskan untuk mudik lebaran.


Pembelian tiket kereta api

Begitu pengumuman tiket kereta mudik sudah dibuka pada akhir februari, kita langsung cari-cari tiket kereta tujuan Yogyakarta yang kelas ekonomi. Tapi apa daya, baru hitungan menit tiketnya sudah habis terjual. Mungkin karena murah jadinya cepat banget habisnya. Tinggal yang tersedia itu yang eksekutif dengan harga yang lumayan mahal. Itu pun gak banyak, tinggal beberapa lagi. Setelah dipikir-pikir, akhirnya Bapak saya memutuskan untuk tetap membelinya. Katanya, gak papa dah mahal yang penting bisa mudik lebaran. Itung-itung pengalaman juga naik kereta eksekutif pertama kalinya. Setelah dicari-cari yang tujuannya Klaten akhirnya ada yaitu Senja Utama Solo, Yaitu campuran kelas bisnis dan eksekutif. Alhamdulillah.. Untung saja tiket kereta api masih tersedia. Harga tiketnya Rp 650.000 per orang. Pembelian tiket kereta api saat ini sudah dipermudah dengan aplikasi KAI Access sehingga kita tidak perlu membeli secara manual yang mana harus dateng langsung ke loket penjualan tiket yang berada di stasiun.

Setelah registrasi selesai barulah kita membayarnya. Bisa di indomaret lho. Sangat mudah dan cepat. Setelah membayar, kita mendapatkan kode tiket. Kode tiket nantinya dapat ditukarkan dengan tiket resmi yang dapat dicetak di stasiun. Yang mendapatkan tugas untuk mencetak tiket resmi ke stasiunnya adalah kakak dan adik saya. Mereka berdua berangkat dari rumah naik KRL menuju Stasiun Pasar Senen. Mereka mencetak tiket resmi di loket Stasiun Pasar Senen seminggu sebelum berangkat. FYI, batasan maksimal penukaran tiket sekitar satu jam sebelum keberangkatan.


Menuju Stasiun Pasar Senen

Jadi ada cerita cukup menegangkan selama perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen. Karena lebaran tahun ini spesial yaitu akan diadakannya acara trah keluarga di rumah mbah, jadinya kami sekeluarga ngajak nenek juga untuk ikut mudik lebaran ke Jawa. Ini pertama kalinya kami sekeluarga mudik ke lebaran ke Jawa naik kereta api bersama nenek tercinta.

Nahh.. Pada hari lebaran, keluarga saya punya tradisi yaitu sehabis silaturahmi di sekitar rumah, pasti silaturahmi dulu ke rumah nenek di Pondok Gede. Karena kelamaan di Pondok Gede, kami sekeluarga pulang ke rumah itu udah sore sekitar jam tigaan. Karena lapar, kami pun makan dulu beli mie ayam di depan jalan. Nenek saya akan diantar sama om dan bibi saya ke rumah kami. Karena rencananya kami semua berangkat ke Stasiun Pasar Senen naik KRL dari Stasiun Telaga Murni yang baru saja diresmikan. Stasiun tersebut berlokasi di perumahan Metland Cibitung yang sangat dekat sekali dengan rumah kami yang berada di Cibitung. Tinggal naik motor sepuluh menit juga langsung sampai. Kami sekeluarga sangat bersyukur sekali dengan adanya stasiun KRL dekat rumah. Jadinya bisa kemana-mana dengan mudah. Yaa walaupun KRLnya masih jarang lewat, masih satu jam sekali. Tapi kami sangat terbantu dengan adanya fasilitas umum seperti ini.

stasiun-metland-telaga-murni.jpeg
Stasiun Metland Telaga Murni


Setelah menunggu hampir dua jam karena jalanan pastinya macet karena musim lebaran, nenek saya sampai di rumah dan langsung dah siap-siap menuju Stasiun Telaga Murni. Kami semuanya sebenarnya sedang berpacu dengan waktu. Jadi KRLnya datang di stasiun tersebut pukul 18.48, kami baru datang sekitar pukul 18.35. Hampir mepet sih, tapi alhamdulillah masih bisa keburu. Ada waktu sekitar sepuluh menit untuk menunggu KRLnya tiba. Setelah KRLnya tiba kami semua naik.

Perjalanan menuju Stasiun Pasar Senen kurang lebih sekitar 40 menit. Oyaa kami sempat transit dulu di stasiun Jatinegara. Kami menunggu lagi di stasiun tersebut sekitar 20 menit, yang sangat disayangkan adalah di sini tidak ada bangku yang banyak untuk duduk. Mentang-mentang lagi direnovasi stasiunnya jadi fasilitas dasar seperti itu sampai tidak tersedia. Jadilah kami ngemper seadanya di sekitar peron. Suasana di stasiun ini juga sangat ramai, kebanyakan juga yang pada mau mudik. Terlihat jelas dari barang bawaannya. Begitu KRLnya datang, langsung penuh seketika, tapi untungnya kami semua bisa masuk walau terpisah gerbong. Sampai di Stasiun Pasar Senen itu sekitar jam sembilanan. Kami sekeluarga langsung menuju musola dulu untuk solat maghrib dan isya. Karena tadi pas berangkat nggak keburu untuk solat maghrib jadinya digabung aja solatnya. Setelah itu kami sekeluarga melakukan boarding lalu masuk ke dalam kereta api Senja Utama Solo yang kebetulan sudah menunggu para penumpang.


Perjalanan mudik bersama Senja Utama Solo


Rabu malam, 5 Juni 2019. Waktu pembelian tiket, Kami memilih jadwal keberangkatan Kereta Api Senja Utama Solo pada hari H atau tepatnya di hari pertama lebaran. Kereta Api Senja Utama Solo berangkat sesuai dengan jadwal yang telah tercetak dalam tiket kereta api yaitu pukul 22.00 malam. Keterlambatan sekitar 5 hingga 10 menit masih bisa dianggap tepat waktu. Kereta berangkat. Selepas Jatinegara, lampu diredupkan supaya penumpang lebih rileks. Karena hari ini masuk masa lebaran, suasana dalam kereta cukup ramai.

Kesan pertama saya saat menaiki kereta api berbalut stainless steel abu-abu ini sangat mengesankan. Begitu modern dengan segala fasilitas yang tersedia. Tak ada lagi pedagang asongan yang bisa masuk ke dalam kereta. Benar-benar dikelola dengan profesional. Sangat berbeda dengan kereta api yang pernah saya naiki sepuluh tahun yang lalu. Perbedaan yang pertama yaitu sudah berAC. Gerbong Kereta Api Senja Utama Solo telah dilengkapi dengan pendingin udara atau Air Conditioning (AC). Keberadaan AC di dalam gerbong cukup menambah kenyamanan penumpang kereta api dan mengurangi panas di dalam gerbong yang dulunya selalu menggunakan kipas angin. Yang kedua, ada colokan listrik. Sepertinya fasilitas ini sudah menjadi fitur wajib yang harus ada di setiap gerbong kelas mana pun. Letaknya di samping tempat duduk penumpang dan dapat dipergunakan secara gratis.

Senja_utama_solo.jpeg
Suasana di dalam KA Senja Utama Solo


Selain itu ada bantal dan selimut dan sudah tersedia di masing-masing kursi. Posisi kursi bisa diatur searah dengan laju kereta. Selain kursinya yang nyaman, di tiap gerbong disiapkan TV di depan dan belakang yang menayangkan iklan dan informasi seputar kereta api. Bagian bagasi yang di atas kepala cukup lebar, muat untuk menyimpan koper besar. Jarak antar kursi sebelah juga cukup luas, sehingga secara ruang, gerbong kereta ini sangat nyaman dan tidak padat. Kalau kita lihat ke samping, ada yang berbeda. Jenis tirai penutup di jendela kereta Senja Utama Solo adalah model baru, sangat berbeda dengan yang terakhir kali saya naik kereta. Kalau mau buka, tinggal tarik ke bawah sedikit lalu lepaskan. Tirai akan naik otomatis. Disitu juga ada petunjuknya yang sudah ditempel dengan jelas. Fasilitas umum lainnya seperti toilet menurut saya cukup nyaman, walaupun dengan kloset duduk, ada sabun dan wastafel.

Saat kereta mulai melaju kencang, goncangannya tidak terlalu kerasa. Jadi kalau mau tidur pun sangat nyaman sekali. Setelah melewati Bekasi, saya pun tertidur pulas karena sudah lelah seharian silaturahmi. Walaupun kursi sandaran kursi dapat direbahkan, saya sebenarnya lebih suka tidur dengan menyandarkan kepala ke bantal. Dan menutup mata dengan selimut biar gak silau. Begitu terbangun saya sudah berada di Yogyakarta. Yang mana tinggal satu stasiun lagi kami sekeluarga akan sampai tujuan. Waktu kedatangan di Stasiun Klaten sedikit terlambat sekitar setengah jam dan bagi saya ini masih wajar karena transpotasi umum di Indonesia masih banyak yang belum tepat waktu. Bagi saya pribadi, saya puas dengan layanan Kereta Api Senja Utama Solo, benar-benar dimanjakan oleh fasilitasnya. 



Yak, mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman menaiki Kereta Api Senja Utama Solo di waktu lebaran. Cukup panjang juga ceritanya ya saya gak nyangka.. Hehe.. Saya gak yakin sih ada orang yang mau baca tulisan sepanjang ini, niatnya sih cuma ingin mendokumentasikan perjalanan hidup aja. Kalaupun ada, saya cuma ingin bilang terima kasih. Kalian lah penyemangat saya dalam membuat postingan di blog sunyi ini. Terima kasih banyak!


Read More

Jumat, 24 Mei 2019

Ketika saya berusia 19 tahun

Assalamu'alaikum.. Selamat malam sobat blogger! Alhamdulillah di hari yang berkah dan bulan yang mulia ini, saya masih diberikan kesempatan hidup oleh Sang Pencipta. Ini adalah momen yang jarang sekali terjadi, dimana hari kelahiran saya bertepatan dengan hari Jumat di bulan suci Ramadhan. Sungguh sebuah kenikmatan yang luar biasa jika saya dapat mensyukurinya.

24 Mei selalu menjadi tanggal yang bermakna bagi hidup saya. Menjadi hari pertambahan usia menjadi 19 tahun dan menjadi tanda berkurangnya umur hidup saya di dunia. Walaupun belum banyak yang berubah dalam diri saya selama kurun waktu satu tahun ini. Tapi setidaknya, saya jadi lebih tenang dalam menjalani rutinitas kehidupan. Berkat berbagai macam ujian yang menimpa saya tahun lalu. Setelah itu saya mencoba menikmati hidup dengan menjalankan hobi dan kesenangan saya yang dulu sempat terhenti. Begitu nikmat dan sederhana. Itulah barangkali kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan seperti apa usaha saya untuk merawat diri ini agar tetap sehat dan bahagia. Dan seperti biasa, saya ingin sedikit mengulas perjalanan selama setahun kebelakang, yang kali ini cukup mengguncang hati dan pikiran.

Di usia ini saya bukan lagi seorang remaja, bukan juga seorang dewasa. Masih ditengah-tengah. Belum cukup jika saya disebut orang dewasa, karena masih ada beberapa tahapan yang belum bisa dipenuhi. Walau sebenarnya saya sudah tau harus berbuat apa, tapi saya masih belum cukup kuat untuk melakukannya. Mungkin butuh waktu lebih banyak lagi untuk bisa memenuhi tahapan tersebut, karena saya rasa selama ini saya hanya terfokus pada sekolah. Jadi hal-hal seperti ini seakan-akan sudah tidak diperhatikan. Padahal ini juga penting untuk diri sendiri, terlebih di saat seperti ini, saat masa transisi menuju kedewasaan.

19-tahun.jpeg


Selama berusia 18 tahun kemarin, saya lebih banyak mengutuk diri sendiri. Ada semacam rasa kekurangan yang luar biasa. Saya terlena dalam derita tak berujung. Saya sempat tenggelam dalam penyesalan dan kesedihan masa lalu yang perih. Saya sibuk memikirkan keadaan ideal yang seharusnya terjadi. Saya sibuk membuat diri ini menjadi seseorang yang pantas untuk diperhatikan dunia. Kesibukan-kesibukan tersebut menambah beban pikiran, sehingga saya terus menerus menengok ke belakang dan sulit rasanya untuk melangkah maju dan menatap masa depan. Kegiatan semacam ini berjalan terus selama kurang lebih 240 hari. Sungguh sangat menyiksa batin. Ditambah setelah saya mengalami kejadian paling menyakitkan dalam hidup dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, saya dari dulu punya kecenderungan untuk mengakhiri hidup. Saya pun tak menyangkal. Satu-satunya hal yang mencegah saya untuk melakukannya sampai saat ini adalah saya sangat takut jika nanti masuk neraka dan disiksa selamanya di sana. Sangat mengerikan bukan..? Saya pikir gapapa dah menderita di dunia daripada di akhirat.

Akhirnya setelah sekian lama saya terbelenggu oleh kegelapan yang menyelimuti hari-hari, saya bertekad untuk mencari ketenangan jiwa. Salah satunya dengan cara menjauhkan diri dari media sosial dengan segala kemegahannya. Karena menurut saya media sosial sudah terlalu banyak racun yang dapat merusak pola pikir saya. Saya memutuskan untuk membatasi seluruh chat yang masuk dan lebih memilih tuk menengok ke dalam diri sendiri mencoba mendengarkan suara batin yang selama ini terlupakan. Melihat kegaduhan dalam pikiran, merasakan tubuh yang sedang berontak karena terlalu lelah dengan semua derita, dan berusaha berdamai dengan diri sendiri. Merawat kembali batin saya yang hampir hancur. Karena saya sudah terlalu banyak menyalahkan diri ini tanpa ada rasa syukur sedikit pun. Astagfirullah.. Sungguh saya sangat merugi sekali.

Prosesnya pun tak secepatnya yang dibayangkan, karena ini adalah tahap yang amat panjang. Sampai saat ini, saya masih terus melakukannya. Karena itu merupakan tanggung jawab hidup saya selamanya. Kalau bukan sekarang kapan lagi saya punya waktu selonggar ini.. Kalau bukan saya siapa lagi yang bisa memperbaiki diri ini..? Perlahan-lahan saya belajar untuk mengenali apa saja yang terjadi dalam diri ini. Sebab tak ada yang lebih mengenal saya selain diri saya sendiri.


Yaaa.. lagi-lagi Ini semua tentang waktu. Karena seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang kehidupan pasti akan bertambah. Suka duka akan datang silih berganti, banyak orang yang datang dan pergi, mereka akan hadir mengisi hari-hari saya dalam menjalani takdir indah yang telah Tuhan tuliskan untuk saya. Kedepannya, cepat atau lambat saya akan mengalami proses yang memerlukan tenaga, kerja keras dan juga iman yang kuat di usia yang baru ini. 19 Tahun, bagi saya bukanlah usia yang main-main. Di usia ini saya sudah dituntut untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukan. Itu yang selalu ditekankan oleh orang tua saya, terutama bapak. Beliau terkadang menyediakan waktunya walau sedikit untuk membimbing dan memotivasi saya di tengah kesibukan dan kepadatan jadwal saya akhir-akhir ini. Terima kasih pak, do'amu untukku dalam meraih cita-cita dan kesuksesan selalu kau panjatkan untukku. Maaf belum mampu mengubah apa yang buruk dalam diri ini sejak dulu kala. Tapi aku selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Aku sudah yakin aku sedang berjalan menuju ke arah kebaikan.



24 Mei 2019

Read More

Minggu, 12 Mei 2019

Pengalaman UTBK untuk yang kedua kalinya

Assalamu'alaikum.. Selamat malam sobat blogger.. Untuk postingan kali ini saya mau cerita lagi tentang UTBK gelombang kedua yang baru saja saya laksanakan kemarin. Jadi untuk UTBK tahun ini memang ada keistimewaan dimana ujiannya bisa mengikuti dua kali tes. Untuk UTBK Gelombang II dilaksanakan pada 11- 26 Mei 2019. Dan lagi-lagi saya harus mengikuti ujiannya di hari pertama gelombang kedua. Mau tau gimana ceritanya? Oke langsung aja disimak ya sob.

Jadi begini... Pada saat pendaftaran UTBK gelombang kedua dibuka akhir maret kemarin tepatnya pada tanggal 25 maret, saya tak ingin mengulang kejadian pada saat UTBK gelombang pertama yaitu terlalu santai mendaftar, jadinya saya mendaftar di hari pertama pendaftaran UTBK gelombang kedua. Setelah itu saya lihat-lihat tanggal yang tersedia, ternyata masih banyak yang kosong. Kata bapak saya pilih aja tanggal pertama biar gak terlalu dekat sama Lebaran, yaudah saya nurut aja akhirnya saya pilih tanggal 11 Mei yang mana itu tanggal pertama di gelombang kedua. Ohh iyaa saya juga pilih sesi siang biar ada waktu untuk tidur dulu, karena sekarang kan udah masuk puasa ramadhan. Biar gak buru-buru juga. Hehe..

Lalu setelah memilih tanggal UTBK, saya harus memilih pusat UTBK. Saya cari-cari pusat UTBK yang berada di UNSIKA dan alhamdulillah masih tersedia. Yaudah tanpa mikir panjang saya langsung pilih disitu. Setelah selesai mendaftar, keluar dah nama tempat untuk UTBK gelombang kedua saya yaitu di kampus UNSIKA. Wahh.. Saya senang sekali, ternyata ujiannya benar-benar di UNSIKAnya bukan di sekolah-sekolah kayak kemarin gelombang pertama. Untuk urusan survei lokasi UTBK gelombang kedua ini saya kira tidak perlu. Kenapa demikian? Karena lokasi berada tepat di kampus UNSIKA, yang mana itu merupakan kampus tempat abang saya menimba ilmu disana. Jadinya bisa sekalian aja dianterin tanpa perlu repot-repot survei lagi.


Tibalah pada hari pelaksanaan UTBK gelombang kedua. Saya berangkat dari rumah jam 11 siang naik motor ditemenin abang saya. Perjalanan sekitar satu jam dari Cibitung ke Karawang. Nyampe sana itu sudah azan Zhuhur, yaudah sekalian solat dulu di masjid UNSIKA. Dan setelah itu barulah saya melaksanakan UTBK gelombang kedua di hari pertama dengan penuh keyakinan.

UTBK-gel-2.jpeg


Alhamdulillah hirobbil'alamin.. Semua berjalan dengan lancar dan baik. Tidak ada kendala selama pelaksanaan UTBK berlangsung. Saya rasa UTBK gelombang kedua ini lebih mudah dikerjakan daripada yang pertama. Soalnya saya jawab soalnya lebih banyak yang bisa dibandingkan dengan gelombang pertama. Pengerjaannya juga lebih nyaman kali ini karena ruangannya berAC dan komputernya lebih besar dari yang di Bogor kemarin.


Kekurangannya masih sama dengan gelombang pertama yaitu terletak di waktunya. Tidak ada waktu istirahat. Jadi tidak ada jeda waktu antara pengerjaan TPS dan TKA Saintek. Semua disatukan pengerjaannya selama kurang lebih empat jam lamanya. Apakah panitia tidak evaluasi dari gelombang pertama ya? Kan udah banyak yang komplain sebenarnya. Tapi entah kenapa seperti tidak ada tanggapan yang berarti dari pihak LTMPT.

Setelah selesai mengerjakan UTBK gelombang kedua di hari pertama, saya sholat Ashar dulu di masjid UNSIKA lagi lalu setelah itu barulah saya pulang ke rumah. Selama perjalanan pulang, eh di tengah jalan sudah keburu azan maghrib akhirnya saya buka dulu di jalan, untungnya udah jaga-jaga bawa air minum. Saya buka puasa hanya pake air, yang penting udah ngebatalin. Setelah itu lanjut dah pulang. Perjalanan pulang jadi lebih lama karena agak sedikit macet disebabkan banyaknya orang yang keluar mencari hidangan berbuka. Yaa maklum lah.. Kan bulan puasa. Akhirnya saya nyampe rumah sekitar jam setengah tujuh malam. Saya langsung melanjutkan berbuka dan beristirahat.


Yak, mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman UTBK untuk yang kedua kalinya kemarin. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi siapapun kalian warganet yang nyasar ke sini. Kurang lebihnya mohon dimaafkan.


Read More

Minggu, 14 April 2019

Pengalaman pertama kali mengikuti UTBK

Selamat siang sobat blogger.. Kali ini saya mau cerita tentang ujian yang sudah saya tunggu-tunggu tahun ini yaitu UTBK 2019! Alhamdulillah baru saja saya kemarin saya melaksanakan UTBK gelombang pertama di hari pertama. Tentunya bukan tanpa alasan saya memilih ujiannya di hari pertama, jadi ada cerita dibalik itu semua. Maka dari itu saya ingin berbagi cerita saja biar ada isinya blog sunyi ini. Oke dari pada kelamaan langsung aja disimak ya sob.

Jadi begini ceritanya, saat pendaftaran UTBK dibuka awal maret yang lalu ternyata banyak kendala yang harus dihadapi, seperti masalah server, nisn, dan akun ganda. Maka dari itu saya menunda dulu untuk mendaftar, jadi gak langsung hari pertama buru-buru buat. Karena pendaftarannya juga lama rentang waktunya yaitu sebulan makanya saya santai. Saya masih ingat waktu itu daftar pada tanggal 12 maret, dan setelah saya lihat ternyata tanggal yang tersedia itu malah hari pertama UTBK yaitu 13 April. Saya heran, kok orang-orang pada milih tanggal yang akhir-akhir. Setelah ditelusuri, ternyata ada banyak tips-tips beredar di dunia maya entah itu dari camaba yang ikut bimbel konvensional atau dari akun info-info masuk PTN tentang cara memilih tanggal yang enak yaitu di tanggal yang akhir-akhir. Konon katanya biar tau dulu bocoran soalnya seperti apa. Padahal kan udah pake sistem yang terbaru yaitu IRT (Item Response Theory) dan sudah HOTS (Higher-order thinking skills). Pasti soalnya beda-beda setiap tanggal ujian. Kalaupun sama, ya gak bakal bisa dihafalkan polanya. Jadinya malah tanggal awal sangat dihindari oleh kebanyakan camaba. Tapi kalau saya sih gak terlalu mempermasalahkan hal ini. Yang penting adalah saya dapat mengikuti ujiannya dengan baik.

Lalu setelah memilih tanggal ujian, lanjut ke tahap berikutnya dan saya dibuat bingung dengan istilah pusat UTBK. Tapi saya belum benar-benar ngerti apa itu pusat UTBK. Ketika saya pilih-pilih daerah terdekat dari rumah kok pada gak bisa ya, saya jadi semakin bingung. Katanya sih menurut pernyataan pihak LTMPT, pusat UTBK itu semacam pusat server gitu, karena ini kan serentak se-Indonesia, jadi per daerah dibagi-bagi beberapa titik pusat server. Dimana setiap pusat UTBK bisa bekerja sama dengan Sekolah-sekolah di sekitar daerah tersebut untuk melaksanakan ujian ini. Kalau tahun kemarin kan ada yang namanya Panitia Lokal (Panlok) yang mewakili daerahnya, tapi sekarang diganti lagi istilahnya yaitu Pusat UTBK yang mewakili PTN tempat server itu tersedia. Karena sekarang semuanya sudah pakai komputer jadi untuk menjamin kelancaran selama ujian berlangsung. Waduh.. Saya jadi panik, tempat mana lagi ya yang masih kosong. UNJ penuh, IPB penuh, UI penuh, UIN Jakarta, UNSIKA pun penuh. Saya sebenarnya sangat mengincar pusat UTBK yang berada di UNSIKA karena itu tempat kuliah abang saya, jadi bisa sekalian dianterin. Tapi tetap gak bisa. Akhirnya kita nekat untuk menelepon panitia pusat UTBK perihal tidak bisanya memilih pusat UTBK yang kita inginkan. Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak terkait, ternyata pusat UTBK yang gak bisa dipilih itu karena sudah penuh semua oleh pendaftar.

Setelah diamati lagi satu per satu tanggal yang masih tersedia ternyata masih ada celah di IPB, tapi tanggalnya tinggal 13 yang mana itu adalah hari pertama. Langsung dah saya pilih itu tanggal dengan mantap. Saat selesai mendaftar, keluar dah nama tempat untuk UTBK gelombang pertama saya yaitu di SMKS PGRI 1 BOGOR yang berlokasi di Bogor Barat, Kota Bogor. Waduh.. Jauh juga tempat ujian saya. Sampe harus keluar kota. Di Bogor pula. Hmm.. Tak apalah yang penting dapat juga pikir saya. Siapa tahu nanti malah keterima di IPB. Aamiin..


Daftar udah, bayar udah, tempat ujian udah tau, tinggal satu lagi tahap yang harus dilakukan yaitu survei lokasi. Ini penting banget untuk camaba yang dapat tempat ujian jauh dari rumah seperti saya ini. Jangan sampai nanti di hari ujiannya baru nyari-nyari di mana lokasi ujian berada. Kan repot kalau energi udah terkuras hanya untuk muter-muter mencari tempat karena benar-benar masih asing dengan lokasi yang telah ditentukan sebelumnya. Terdengar sepele, tapi ini sangat berguna. Itung-itung menyimulasikan kondisi saat ujian berlangsung. Estimasi waktunya berapa, naik angkutan umum yang jam berapa, sempat gak untuk istirahat, dan sebagainya. Harus diperhitungkan dengan baik agar berjalan dengan lancar. Itu semua yang saya lakukan seminggu yang lalu, yaitu Survei lokasi!

Tibalah pada hari pelaksanaan UTBK. Karena saya milih sesi kedua atau yang jam siang, saya jadi punya waktu untuk perjalanan menuju Kota Bogor. Saya berangkat dari rumah pagi hari sekitar jam 6 menuju Stasiun Cibitung untuk naik KRL menuju Stasiun Bogor. Sampai di Stasiun Bogor itu sekitar jam 10an. Tiba-tiba suasanya kok jadi makin deg-degan begini ya, kata saya. Gelisah, keringetan, dan sedikit panik. Sampai-sampai saya boker dulu di toilet stasiun.. :v saking tegangnya saya. Setelah itu barulah saya menuju lokasi ujian naik ojek online. Siang-siang di pusat Kota bogor macetnya gak kebayang. Padat banget. Padahal kemarin saat survei kok gak semacet ini ya. Apa karena banyak juga barengan yang ingin UTBK jadinya macet. Sampai di tujuan sekitar jam 11, karena masih ada waktu satu jam saya manfaatkan untuk makan siang dulu di rumah makan padang di dekat lokasi ujian. Sehabis makan siang tidak lupa saya sekalian untuk sholat Zhuhur karena sudah memasuki waktunya juga. Dan setelah itu barulah saya melaksanakan UTBK gelombang pertama di hari pertama dengan penuh keyakinan.

UTBK-gel-1.jpeg


Alhamdulillah hirobbil'alamin.. Semua berjalan dengan lancar dan baik. Tidak ada kendala selama pelaksanaan UTBK berlangsung. Tapi saya denger-denger doang ini mah ya, kata orang-orang yang udah nungguin lebih awal dari saya, katanya sesi pagi untuk hari pertama ini banyak kendala. Sampai-sampai sesi harus ditunda pelaksanaannya pada tanggal 21 april atau minggu depan. Yang saya kasian mah ya ada peserta yang datang jauh-jauh dari Tasikmalaya (karena di daerahnya gak ada pusat UTBK yang dekat jadinya dia milih yang di IPB) untuk UTBK hari itu ehh dia cuma pasrah saat sesi pagi tadi ditunda. Saya jadi merasa bersyukur banget karena sesi siang ini malah berjalan lancar. Terima kasih Ya Allah..

Satu-satunya kekurangan di pelaksanaan UTBK serentak pertama kali ini terletak di waktunya. Jadi selama pengerjaan ujian tidak diizinkan untuk keluar ruangan. Tidak ada jeda istirahat antara pengerjaan TPS dan TKA Saintek. Jadilah saya harus irit-irit minum agar tidak kebelet kencing. Saya juga agak kurang fokus saat pengerjaan TKA Saintek karena hari semakin sore, tapi hampir semua materi Saintek ini banyak yang hitung-hitungan. Apalagi kepikiran juga belum sholat. Sholat Ashar pun saya agak sore, setelah pengerjaan UTBK selesai. Sebenarnya boleh izin untuk sholat mah, tapi kalau gak salah sistem di komputernya itu terus berjalan ketika kita ingin izin sholat. Kan jadi agak ribet gitu, saya pikir yaa sudahlah selesaikan dulu ujiannya baru sholat.

Setelah selesai sholat, saya dengar beberapa cerita dari orang tua yang mengantarkan anaknya ujian di sini. Oyaa btw saya ujian ini ditemani dengan abang saya. Jadilah abang saya mendengarkan berbagai cerita dari para orang tua ini selama nungguin saya mengerjakan UTBK. Ada yang dari Tasik tadi, ada yang Jakarta, ada juga yang dari Cikarang nekat naik motor ke Bogor sini. Apa kagak capek apa ya berkendara jauh gitu. Saya aja yang berdiri terus di kereta pegel-pegel semua nih badan. Ehehe.. Ohh iyaa satu lagi, ada yang dari Cibitung juga sama kayak saya, dia dapat tanggal pertama di pusat UTBK IPB karena kehabisan tempat. Tapi dia mah sekeluarga yang nganterin naik mobil bahkan sampai nginep dulu di hotel dekat lokasi ujian. Jadi ternyata dia itu aslinya sesi pagi, tapi karena tadi banyak masalah dan sebagainya, akhirnya bapaknya minta untuk dimasukkan ke dalam sesi siang bersama saya. Dengan berbagai alasan yang kuat, akhirnya dibolehkan juga ikut. Hebat juga tuh bapaknya. Gak kayak tadi orang Tasik yang memilih pasrah pulang lagi untuk ikut ujian susulan minggu depan. Yang sabar ya orang Tasik yang saya gak tau namanya, semoga aja perjuangan kita semua gak sia-sia ya dengan diterimanya kita di PTN incaran masing-masing. Aamiin..


Fyuhhh.. Capek juga ngetik segini banyaknya. Jarang-jarang saya bikin postingan super panjang kayak gini kalau bukan tentang pengalaman hidup. Yak segitu ajalah cerita saya mengerjakan UTBK gelombang pertama di hari pertama untuk pertama kalinya —karena SBMPTN 2018 saya masih pake kertas alias UTBC (Ujian Tulis Berbasis Cetak). Gak kerasa juga udah jam setengah sepuluh malam di sini. Saya nulis dari siang tadi. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi siapapun kalian warganet yang nyasar ke sini. Kurang lebihnya mohon dimaafkan.



Sekian.

Read More

Rabu, 03 April 2019

THIS APRIL!

Selamat malam sobat blogger.. Akhirnya bulan april datang juga! Di bulan ini ada beberapa agenda penting yang akan mengisi sejarah hidup saya. Mulai dari yang menegangkan sampai yang menyenangkan. Apa sajakah agenda tersebut?


1. UTBK

UTBK.jpeg


Yang pertama adalah UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) . Bulan ini merupakan yang sangat dinanti-nantikan oleh para pelajar di seluruh Indonesia karena akan dilaksanakan UTBK gelombang pertama. UTBK di laksanakan dari tanggal 13 April sampai 26 Mei, dengan 12 kali waktu ujian dan dibagi menjadi dua gelombang. Para peserta bisa mengikuti tes maksimal dua kali. Jadi, apabila skor kita di UTBK satu lebih kecil, maka kita bisa menggunakan skor UTBK kedua, begitupun sebaliknya. Intinya skor tertinggi yang akan diseleksi dengan skor peserta lain.

Sesi pelaksanaan UTBK ada dua yaitu pagi dan siang. Kalau pagi dari jam 07.30 - 11.30 dan siang dari jam 12.30 - 16.30. Kita bebas memilih sesi yang mau diikuti. Mata pelajaran yang diujikan di UTBK itu ada TPS (Tes Kemampuan Skolastik) dan TKA (Tes Kemampuan Akademik) yang terbagi dua menjadi kelompok Saintek dan kelompok Soshum. Jadi sekarang untuk bisa mengikuti SBMPTN tahun ini kita harus mempunyai nilai UTBK terlebih dahulu. UTBK itu nama tesnya, sedangkan SBMPTN itu nama seleksinya. Tentunya saya pun ikut ambil bagian dalam UTBK ini. Doakan saya ya sob. Semoga saya bisa mengerjakan soal ujian UTBK ini dengan lancar dan baik. Aamiin..


2. Pemilu 

pemilu.jpeg


Tak mau kalah dengan UTBK, ada satu event yang juga ditunggu-tunggu oleh kita semua warga negara Republik Indonesia yaitu pesta demokrasi terbesar di dunia, Pemilu 2019!

Ini merupakan pemilu pertama yang akan saya laksanakan selama menjadi warga negara Indonesia. Pemilu 2019 terdiri dari pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden yang akan diselenggarakan serentak 17 April. Pemilu ini menghabiskan biaya yang tidak sedikit, bisa dibilang triliunan rupiah. Uang sebesar itu dikeluarkan oleh negara karena hajatan ini menentukan arah negara kita ke depan. Sangat disayangkan kalau kita tidak mengambil bagian, tidak menggunakan hak pilih kita. Sulit memang sebagai pemilih pemula untuk mencari calon yang ideal dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi seburuk-buruknya calon pasti ada yang terbaik, saya gak setuju dengan mereka yang mengatakan semua politikus di DPR sana semuanya kotor. Saya masih yakin ada orang-orang bersih di luar sana dan jumlahnya tidak banyak. Makanya melalui proses demokrasi ini, pastikan kalian terlibat dalam pemilihan ini.

Saya menganjurkan sekali kalian untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini. Karena ini event lima tahunan, dan ini adalah langkah awal kita bisa berkontribusi dalam menentukan masa depan bangsa. Jadi, usahakan jangan golput! Karena kita tinggal di dalam sebuah sistem, maka sebaiknya kita ikut serta dalam proses politik untuk memenuhi hak dan kewajiban kita sebagai warga negara untuk menghambat terjadinya peristiwa yang buruk (contoh brexit dan pilpres AS 2016) menimpa negara kita.


3. Avengers Endgame

Avengers-Endgame.jpeg


Selain itu, di bulan april juga ada satu hal yang  ditunggu-tunggu oleh para fans MCU di seluruh dunia karena adanya film yang sangat diantisipasi tahun ini yaitu Avengers Endgame! Woohooo...:D Film ini adalah puncak dari MCU sepuluh tahun terakhir ini, kalian pasti udah pada tau kan. Memang sangat menarik untuk menyimak kelanjutan dari perjalanan hidup para Avengers yang tersisa setelah separuh dari populasi alam semesta hilang akibat dari snap Infinity Stone oleh The Mad Titan, Thanos. Saya berencana untuk nonton film ini dalam format IMAX dalam rangka untuk merayakan film ini. Jadi makin gak sabar nih ehehe..


Wahh... Benar-benar bulan yang padat ya sob! Memang sih cuma tiga agenda doang, tapi bagi saya ini merupakan agenda terbanyak selama saya Gap Year —karena emang gak pernah ada agenda. Saya berharap semoga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa melaksanakan semua agenda tersebut. Aamiin..



Read More

Minggu, 17 Maret 2019

Surat terbuka untuk teman yang sering ngajak meet up

Selamat malam teman seperjuangan di masa putih abu-abu. Aku harap kondisi kalian sehat selalu, baik jiwa maupun raganya. Semoga kalian tetap kuat menjalani hari-hari baru setelah kelulusan —entah itu pahit ataupun manis. Hari ini aku khususkan untuk menyampaikan berbagai kegelisahan selama dua belas tahun bersekolah terkhusus saat masa SMK kemarin. Karena banyak hal-hal negatif di pikiranku yang mulai mengambil alih kendali lagi atas diriku. Dan aku tak menyukainya. Maka dari itu aku memutuskan untuk bikin tulisan ini. Aku persembahkan tulisan ini untuk siapapun 'teman' yang pernah hadir dalam hidupku. Di surat ini, aku hanya ingin menguraikan apa yang selama ini berserakan di dalam hati dan pikiranku.

surat.jpeg


Pertama-tama aku ingin meminta maaf sedalam-dalamnya sama kalian semua. Aku yakin aku banyak salah sama kalian semua. Dan di pertemuan kita yang terakhir, aku gak sempet minta maaf karena aku lupa dan tidak fokus. Karena berhubung kalian beberapa kali ingin mengadakan meet up, aku ingin memberikan penjelasan se-detail mungkin kenapa aku gak berminat menghadirinya. Jadi begini...

Setelah hari kelulusan dan mendapati diriku gagal dalam ujian perguruan tinggi, aku sebenarnya stres! Aku selalu berpikir gimana caranya biar aku tak merasa bersedih menjawab chat teman yang selalu bertanya apakah aku lolos atau tidak. Aku pun berusaha menghibur diri dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan yaitu dengan kembali menjalani hobi yang dulu sempat terhenti. Semakin lama aku mengeluarkan uneg-uneg yang berkecamuk di benak, semakin berkurang beban yang selama ini menekan diriku. Aku jadi bisa merasakan kembali keutuhan jiwaku.

Dan di antara banyaknya coretan yang kubuat tersebut, ada satu hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua. Tentang suatu kebenaran yang selama ini aku sembunyikan. Aku ingin berterus terang bahwa, kejahatan terbesar yang pernah kulakukan selama tiga tahun terakhir adalah menipu kalian dengan memalsukan kenyataan dan berpura-pura bahwa aku seratus persen menikmati saat-saat berinteraksi dengan kalian. Belajar, mengerjakan tugas, ngobrol, bercanda, dan makan bareng. Kadang aku merasa bahwa aku dipaksa oleh situasi untuk masuk ke sekolah. Dan aku sudah mencoba sekuat tenaga untuk menghargai paksaan itu, walaupun datang terlambat dan dihukum. Itu jauh lebih menantang daripada harus bercengkrama dengan manusia penganut gengsi dan pecinta diri sendiri alias narsis. Aku mencoba meyakinkan Tuhan kalau aku bersungguh-sungguh dateng ke sekolah untuk mendapatkan ilmu, tapi ternyata itu tak cukup.

Aku merasa sangat bersalah atas segala sifat yang sengaja kubuat untuk kondisi seperti ini. Saat di mana aku mencoba menerima kenyataan bahwa aku telah mempengaruhi dan menghibur banyak teman kelas dengan tingkah ku yang aneh dan lambat, aku merasakan penurunan intensitas pola berpikir positif. Aku terlalu pusing. Aku butuh sedikit rasa kemanusiaan untuk bisa merasakan kembali kesenangan yang kupunya ketika dulu aku masih bocah. Aku merasa kehilangan identitas asli diriku sendiri. Aku tak mengenali diriku yang sebenarnya. Hidup dalam kepura-puraan selama dua belas tahun sama sekali tak memberikanku kenyamanan. Seakan-akan aku memiliki banyak topeng yang bisa digonta-ganti tergantung situasi dan kondisi saat itu juga. Sungguh merepotkan bukan..? Selama "berteman" dengan kalian, aku selalu melihat segalanya hanya sebuah kompetisi, tidak lebih dari itu. Karena aku sudah lama menyakini bahwa tak ada yang namanya teman sejati, yang ada hanya kepentingan yang abadi.

Karena rasa bersalahku begitu besar, aku pun memilih untuk mengasingkan diri dari seluruh hingar bingar dunia. Aku mulai mencari ketenangan jiwa. Salah satu prosesnya yaitu dengan cara menjauhkan diri dari media sosial yang sangat menguras waktuku. Aku tak ingin berkomunikasi dengan teman manapun selama masa Gap Year ini untuk mengurangi sedikit beban di pundak. Aku yakin ini adalah jalan terbaik agar ketenangan itu didapatkan.

Sambil mencari ketenangan, aktivitasku sehari-hari adalah membantu orang tua. Semakin hari semakin menantang untuk dinikmati, aku terus berusaha memberikan yang terbaik untuk orang tua. Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Aktivitas aku semakin padat sekali. Tiada hari tanpa membantu orang tua. Karena aku mikir ini adalah waktu yang sangat tepat untuk mengabdi kepadanya. Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, jadilah aku melakukannya secara total tanpa ada rasa keberatan sedikit pun.

Karena kesibukan tersebut, bisa dipastikan satu-satunya waktu senggang aku itu hanya malam hari. Dan di malam hari aku masih harus belajar untuk ujian mandiri jikalau SBMPTN gak keterima. Jadi sebenarnya aku sudah tak ada waktu lagi untuk bersenang-senang. Aku memang begini orangnya. Kalo udah lulus sangat susah untuk diajak bertemu. Memang kesan nya aku itu sombong sekali karena gak pernah ada komunikasi. Tapi ini demi kebaikan aku semua. Aku sudah menentukan jalan hidupku. Tolong jangan buat aku menjadi seseorang yang tak tahu diri. Aku sedang berusaha berdamai dengan diri sendiri dan bangkit dari keterpurukan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, aku bukannya gak mau ikut acara meet up tersebut. Aku sekarang hanya ingin fokus ke satu titik. Aku ingin orang tuaku bahagia karena pencapaianku. Lagian memangnya belum cukup apa selama tiga tahun bersama-sama. Tapi heyy.. Ini baru setahun..? Kurasa itu adalah waktu yang sangat sebentar. Aku sudah sering turutin keinginan kalian, jadi sekarang aku minta kali ini saja kalian beri aku waktu untuk bernapas lebih agar aku bisa fokus pada masa depan. Aku hanya tinggal menjalani hidup yang telah ditentukan tadi dengan penuh keyakinan. Kalau terus ada hambatan seperti ini kapan aku bisa menikmati setiap detail perjalanan hidupku. Maka dari itu sekali lagi aku mohon maaf atas semua yang telah kulakukan kepada kalian baik yang disengaja maupun yang tak sengaja. Karena kebaikan datang dari Tuhan Yang Maha Sempurna, dan kesalahan datangnya selalu dari kita —makhluk yang berlumuran dosa.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, aku minta tolong.. Lepaskanlah diriku. Biarkan diriku berkembang. Biarkan aku menjadi diriku sendiri. Biarkan aku bersinar terang dengan caraku sendiri tanpa ada intervensi dari siapapun. Aku mohon sekali.. Ini adalah permintaan terakhirku. Aku akan buktikan bahwa aku layak untuk menjadi manusia yang dapat meraih kesuksesan.

Dari dasar jiwaku yang serasa terikat, aku ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian kalian selama ini. Terima kasih karena kalian pernah sudi berteman denganku. Aku hanyalah seorang bocah kidal yang tak tahu lagi harus dibawa kemana arah tujuan hidup kalau saja tak ada arahan dari bapak tercinta. Rasanya seperti sudah tidak ada semangat yang tersisa dalam diriku jika bukan karenanya. Hanya orang tua saja satu-satunya alasanku untuk tetap bertahan. Kubiarkan semuanya tercurah disini agar kalian bisa mengetahui bahwa aku tidak ingin diganggu sampai waktu yang tak bisa ditentukan.



Sekian.





Surat ini ditulis oleh seorang pendosa kelas berat yang jelas-jelas lebih pantas menjadi seorang pemalas yang lemah dan bodoh. Aku pikir surat ini seharusnya mudah dimengerti.


With love


TTD

The Last Name.


Read More

Rabu, 20 Februari 2019

Beban Dunia

Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu lagi berkata.



Tadi siang aku merasakan sesak dan terlilit dalam kesedihan yang amat sangat kuat. Aku yang dulu selalu mudah mengabaikan rasa sedih, kini emosiku gampang berubah-ubah seperti panas di musim hujan. Aku berharap semua kesedihan itu akan menghilang, tapi nyatanya tidak. Semua rasa itu justru terus hidup dalam diriku, pasang surut, membatasi rasaku. Hingga suatu saat, batasan itu jebol. Air mataku tumpah-ruah bersama rasa sakit!

Aku pun menangis...
Dan terus menangis..

Ini pertama kalinya aku meneteskan air mata dalam jumlah yang banyak di rumah. Setelah sekian lama tidak kurasakan —sejak yang terakhir kali mungkin di waktu SD. Disaksikan secara langsung oleh orang tua. Aku benar-benar tak bisa membendung perasaan teriris ini lebih lama lagi. Aku keluarkan semua emosi terpendamku bersama dengan derasnya air mata. Aku merasa sudah tak sanggup lagi menjalani hari-hari baru yang semakin hari semakin menantang. Aku masih terlalu takut. Aku tak tahu bagaimana ketakutan ini dapat berkembang semakin besar, hingga terkadang aku tak mampu lagi melihat ke depan. Ketidakmampuanku ini telah kusadari seperti saat dimana aku yang tak mampu memberikan hasil terbaik kepada orang-orang yang mengandalkanku. Semaksimal apa pun diriku berusaha, pasti selalu saja ada hal yang luput dari pengamatanku.

Aku yang tak mampu memanggil seseorang untuk kepentingan banyak orang. Aku yang sulit memposisikan diri di dalam masyarakat. Aku sering dipandang sebelah mata, karena memilih untuk diam daripada bergaul dengan banyak orang. Aku sering disalahartikan sebagai orang yang tidak sopan. Sungguh, ini sangat menyedihkan. Ketika sifatku menjadi masalah, ketika orang-orang memaksaku untuk berubah seperti tuntutan mereka. Mereka memaksaku menjadi orang lain dan harus membahagiakan mereka. Hal-hal tersebut selalu menyayat hatiku.

Ditambah lagi dengan adanya 'teman' yang mulai meragukan kemampuanku untuk mengikuti ulang ujian masuk perguruan tinggi tahun ini. Mereka berdalih dengan argumen yang sangat menyakitkan yaitu aku dikira menyia-nyiakan waktu dengan melakukan Gap Year. Sayang lho.. Nanti waktunya keburu abis.. Empat tahun kemudian yang lain udah jadi apa aja, lu masih sibuk kuliah.. katanya. Sangat merendahkan sekali. Padahal aku sedang berjuang mati-matian belajar sambil membantu orang tua. Dia dengan seenaknya berkata seperti itu. Aku nggak abis pikir, kenapa manusia mudah sekali menilai bahkan mengeluarkan kata-kata yang melukai hati orang lain, sedangkan mereka tidak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin niatnya baik yaitu memberikan kepedulian terhadap sesama teman, menurutnya itulah cara terbaik untuk mendorongku agar dapat berkembang. Namun kenyataannya, kita kan nggak akan tau seberapa dalam penderitaan, jatuh-bangun, dan perjuangan yang dialami orang lain, bukan? Lantas kenapa harus seperti itu caranya? Lebih baik tak ada yang peduli daripada hanya terus menjatuhkan.

Beban-beban seperti itulah yang membuat aku menjadi tak semangat dalam menjalani rutinitas kehidupan. Aku terus bertahan di dalam keadaan ini. Namun aku selalu merasakan lelah yang luar biasa. Aku pun bertanya-tanya mengapa segalanya terasa begitu berat?. Semua hal yang aku jalani begitu berat untuk dihadapi. Tantangan ini layaknya dunia yang sangat berat bagiku untuk dibawa, rasanya seperti melebihi batas kemampuanku untuk memikul. Aku bukanlah seorang presiden, tapi kenapa banyak sekali persoalan hidup dan tanggung jawab yang membebaniku.


Aku masih terluka, tapi bukan berarti ingin menghilang dari alam begitu aja. Aku hanya ingin penderitaan ini cepat berlalu dan merasakan nikmat hidup sepenuhnya. Sering rasanya, lebih baik berlari dari kenyataan pahit, daripada menjalani hari dengan kekosongan yang menjadi-jadi. Andaikan saja aku bisa melepaskan semua beban ini, mungkin aku akan bebas. Tak ada yang perlu kupertaruhkan. Rasanya begitu terpojok, kosong dan sepi. Kalau semangat hidupku menghilang, entah apa yang akan terjadi kemudian. Kupikir dulu aku menemukan sebuah kebenaran, tapi ternyata kebenaran yang keliru.

Setelah selesai menangis, aku rebahan dan tak melakukan apa pun. Pikiranku seperti kabut asap kebakaran hutan yang baru saja diturunkan hujan deras. Begitu sejuk dan tenang. Semua pikiran-pikiran panas yang selama ini bersarang langsung padam seketika. Sesak di tubuh perlahan-lahan mulai hilang. Ada semacam kedamaian dalam diriku, walau hanya sesaat. Aku kembali menyakinkan diriku bahwa aku benar-benar sudah dekat dengan suatu kebenaran. Aku akan mencoba setiap kemungkinan perubahan, apa pun bayarannya di hidupku. Karena aku sudah bosan, aku ingin hidup yang baru.




Aku tahu kau ingin menghilang di tengah keramaian dunia ini wahai diriku, tapi tetaplah bertahan.. Semoga kemenangan menantimu di depan. Aku yakin kita bisa bangkit dan bersinar.


Read More

Selasa, 05 Februari 2019

Lelah Menyelimuti Hati

Sama seperti tengah malam yang sangat sunyi sekali, pasti selalu berakhir dengan fajar yang terang dan membawa harapan. Membuat saya mudah melupakan kegelapan malam yang baru saja terlewat. Bangkit dari tempat tidur untuk memulai sesuatu yang baru hingga malam kembali jatuh di kasur yang sama. Menjalani rutinitas seperti itu, saya seperti berada dalam sebuah siklus yang selalu berulang. Terus berputar dan berputar. Seperti tak pernah berakhir.

Adakalanya rutinitas tersebut begitu mencekam, sehingga segala persediaan energi yang saya punya akan langsung habis. Tinggal rasa lelah yang tersisa. Tak ada aktivitas yang dapat dijalani. Tak ada produktifitas amal yang dapat dihasilkan. Dunia terasa sangat kejam. Sementara diri saya hanya bisa mengeluh betapa malangnya nasib yang harus dijalani.

Lelah, saya begitu lelah. Rasanya ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, menikmati hari-hari yang kosong tanpa ada satu pun beban yang mengganggu. namun rasanya semua itu akan sangat sulit. Rebahan berpuluh-puluh abad pun rasanya tetap tak akan mampu menghilangkan rasa letih ini. Rasa yang begitu melilit hingga saya terus menghela nafas panjang. Saya sudah sering mencurahkan isi hati dan pikiran tentang masalah saya kepada Tuhan Yang Maha Mendengar. Namun, belum ada satu pun petunjuk dari-Nya.


lelah.jpeg


Saya jadi merasa tak punya harapan. Impian dan cita-cita saya yang dulu sempat dirawat dengan kasih sayang rasanya terlalu jauh tuk dicapai, dan melihat kenyataan yang ada terlalu merugikan untuk saya kerjakan. Terlebih lagi dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran di kepala setelah berakhirnya masa sekolah saya. Seperti halnya kisah di novel ataupun film yang baru saja selesai, pasti selalu saja ada pertanyaan-pertanyaan baru yang muncul; lalu bagaimana selanjutnya, terus bagaimana, dan seterusnya.

Saya tak bisa menghentikannya sampai saya bisa menjawab pertanyaan tersebut. Pikiran saya selalu berpindah-pindah di antara masa depan dan masa lalu. Terperangkap pada masa lalu yang belum sepenuhnya saya terima. Dan terjebak pada tujuan-tujuan masa depan yang telah direncanakan sebelumnya. Karena hal-hal seperti itulah yang membuat saya menjadi sangat lelah, terutama dalam menata hati. Ada beberapa bagian yang begitu susah dimengerti, hingga begitu rumit untuk saya pahami. Saya masih terus mencari cara untuk dapat memahaminya.

Saya yang sudah lelah dengan semua hal ini, kesakitan yang saya rasakan maupun tubuh saya yang semakin hari semakin terpuruk. Saya lampiaskan seluruhnya dengan menulis di sini dengan harapan agar beban di pundak sedikit berkurang. Saya terus berjuang tanpa henti meski lelah menyelimuti hati dan pikiran, raga saya seolah terkoyak tak berdaya menghadapi terpaan luka yang terus mendera.

Hal sederhana yang saya inginkan sekarang hanyalah didengarkan. Saya ingin bisa membuktikan bahwa apa yang selama ini saya pikirkan tak akan berubah menjadi nyata. Saya ingin menyingkirkan segala kesakitan yang telah sekian lama dirasakan. Saya ingin menghapus segala luka hingga semua rasa sakit ini mereda. Bukannya saya tak terima kenyataan ataupun tak merasa hidup, hanya saja kemampuan saya tak setebal kemauan yang lebih dulu hadir di dalam mimpi. Sekarang saya hanya bisa pasrah menjalani hari demi hari menanti datangnya akhir dari penderitaan ini dan kembali menjalani takdir terbaik dari Sang Pencipta.


Read More

Minggu, 27 Januari 2019

T.R.A.U.M.A.

Selamat malam sob! Udah jam setengah satu malam tapi saya gak bisa tidur. Sepertinya ada sesuatu yang harus dikeluarkan lagi dari otak saya agar tak menjadi sampah pikiran yang terus menerus berserakan. Padahal tadi jam delapan udah terasa ngantuk. Masuk kamar terus pegang gawai ehh.. malah ingin melakukan banyak hal termasuk ngeblog. Jadi saya putuskan untuk menulisnya. Saya ingin sedikit menyampaikan sebuah rasa aneh yang berkecamuk di benak setiap setahun sekali. Setiap memasuki bulan januari persis di tanggal ini. Saya muak dengan bagaimana semua hal itu bisa terjadi. Dan saya kesal karena belum bisa melupakan kejadian paling mengiris emosi jiwa dan raga satu tahun yang lalu.

Cerita ini bermula ketika saya berada di titik terendah dalam hidup waktu itu. Saat itu saya masih berseragam putih abu-abu, saya mengalami peristiwa paling menyakitkan dalam hidup saya. Tepat di semester akhir, saya seperti dihajar abis oleh penderitaan. Semua yang ada disekitar saya seakan tak ada artinya. Temen, saudara, bahkan keluarga sendiri. Apa pun yang mereka katakan ke saya seakan gak ada manfaatnya buat saya. Disaat yang lain sedang fokus belajar untuk ujian nasional praktik saya malah mendapatkan cobaan yang sangat berat. Fokus saya jadi terbagi dua. Pertama untuk belajar ujian, dan satunya untuk mengutuk diri sendiri. Tak ada yang namanya kenikmatan dalam menjalani ritual wajib kelulusan. Saya sibuk membuat diri ini dapat merasakan kebahagiaan.

Setiap saat setiap waktu pasti terpikir di benak saya Aku ini siapa sih, kok kayak gak ada manfaatnya buat dunia. Ya Allah.. begitu terjalnya jalan hidupku ini. Untuk sekedar membuat bangga orang tua saja, aku sedikit pun belum bisa melakukan itu, ehh sekarang kenapa harus ada peristiwa menyakitkan ini Ya Allah? Mengapa Engkau tega membiarkan hambamu ini merasakan tekanan yang luar biasa?. begitulah kira-kira curahan saya waktu itu seakan-akan saya tidak bersyukur dengan banyaknya nikmat yang telah dianugerahkan oleh Sang Pencipta. Kenapa saya bisa berkata seperti itu? Karena saya benar-benar lelah merasakan luka yang terus mendera.

trauma.jpeg


Hari ini tepat setahun peristiwa itu terjadi. Dan saya masih belum benar-benar bisa melupakannya. Saya masih ingat setiap detail peristiwa itu. saya hanya bisa terdiam karena saya malu. Saya merasa hina dan tak memiliki masa depan yang cerah setelah kejadian itu. Rasanya seperti harapan saya satu per satu mulai hilang karena rasa sakit yang begitu dalam. Seringnya, kalau teringat kejadian ini saya seperti hampa gitu. Sedih, nggak. Marah, juga nggak —karena saya terpaksa melakukan itu. Cuma agak pusing aja kali yak. Pusingnya itu mungkin karena padatnya pikiran sampai saya gak bisa ngerasain hal-hal lain. Aneh dah pokoknya. Perasaan saya benar-benar tak jelas, terombang-ambing seperti boneka kain di atas trampolin. Pada saat-saat tertentu, trauma ini juga membawa saya ke tempat-tempat yang tak pernah saya inginkan, ia menunjukkan semua ketakutan dan penyesalan saya –kekhawatiran akan masa depan, harapan-harapan yang tak pernah tercapai, dan dosa-dosa yang telah terjadi. Rasa ini begitu kuat menjalar ke seluruh tubuh. Saya bahkan tidak paham mengapa saya bisa seperti itu. Saya tak mengerti, rasanya berat sekaligus takut tak yang terkira. Saya kebingungan dengan apa yang terjadi dalam diri ini.

Harapan saya saat ini hanya satu, saya hanya ingin bebas dari trauma ini. Saya sudah tak sanggup untuk menahan lebih lama lagi. Saya perlu seseorang yang sanggup mendorong saya lebih jauh lagi dari lubang kegelapan ini. Agar saya bisa merasakan kembali keutuhan jiwa dan raga ini. Entah sampai kapan trauma ini akan menghilang. Luka sebagai korban perundungan tidak akan pernah sembuh sempurna, rasa sakit masih akan saya tanggung terus entah sampai kapan, dan memori buruk itu akan selamanya melekat dalam ingatan. Saya hanya dapat berdoa semoga kekuatan iman selalu menyinari jalan hidup saya. Karena saya tahu, hidup ini bukanlah milik saya. Kepedihan ini bukan permintaan saya. Semua orang pasti menginginkan bahagia, tapi kita kan hanya menjalankan takdir-Nya. Mungkin juga ini cara Tuhan mendidik saya, agar saya tidak hanya sekedar hidup namun juga bisa memaknai arti kehidupan.


Read More

Selasa, 01 Januari 2019

#2019

Selamat datang 2019! Akhirnya tahun 2019 datang juga. Itu berarti ada lembaran hidup baru yang sudah siap untuk ditulis dengan cerita yang InsyaAllah lebih baik dari tahun 2018.

2019.png


Malam pergantian tahun selalu menarik untuk dinikmati. Ada yang menjadikannya momen spesial sebagai ajang untuk introspeksi dan evaluasi, maupun mulai menata mimpi di tahun mendatang. Ada juga yang merayakannya dengan pesta huru hara, ada juga yang menganggapnya biasa. Di momen pergantian tahun, menurut saya pribadi sih biasa saja. Hanya suasanya saja yang berbeda. Lebih ramai dan berisik tentunya. Saya memilih untuk tidur lebih awal karena kondisi badan sudah sangat lelah setelah seharian mengabdi kepada orang tua. Tak ada yang lebih menyenangkan jika kita mampu mengurangi sedikit beban orang tua saat bekerja.


Malam ini saya ingin sedikit mengulas tentang tahun yang penuh tantangan, tahun 2018. Jika saya menengok kembali setahun ke belakang, Tahun 2018 memang banyak meninggalkan momen yang membuat saya tak bisa tenang dalam menjalani kehidupan. Bisa dikatakan, awal 2018 adalah masa-masa berat bagi saya. Stres, sedih, marah, semua bercampur aduk. Mulai dari tugas akhir , konflik horizontal, lulus sekolah, hingga ujian SBMPTN. Semua terangkum dalam tahun ini. Jika diminta untuk menyebutkan kata apa yang tepat untuk menggambarkan seperti apa tahun 2018 bagi saya, maka saya akan menjawab dengan satu kata, LELAH!


Yak, 2018 adalah tahun yang menguras batin saya. Banyak hal yang terjadi di tahun tersebut, sampai-sampai terkadang, saya tidak bisa tidur dan malah terlena memikirkan kejadian-kejadian masa lalu dan hal-hal yang mungkin saja terjadi jika saya mengambil keputusan yang berbeda saat dihadapkan pada sebuah pilihan. Tapi nyatanya itu semua tidak berguna. Sebesar apa pun saya berusaha menyangkalnya, ingatan tersebut masih terasa begitu nyata di kepala saya. Mau gak mau saya harus berdamai dengan kenyataan yang ada, bahwa saya telah melakukan kesalahan tersebut. Perihal pahitnya kenyataan tentang ekspektasi yang sedikit berantakan membuat saya sadar, bahwa kenyataan itu terkadang menyakitkan. Namun saya tak tahu apakah tahun baru ini bisa lebih perih dari derita yang saya alami tahun lalu atau bisa jadi sebaliknya? Entahlah..


Semua kejadian yang menyedihkan.

Semua kejadian yang mengecewakan..

Semua kejadian yang menyakitkan...


Tahun dimana semua kenangan yang telah terekam dalam sejarah mulai dari kesedihan dan kebahagiaan, suka dan duka, musibah dan anugerah, keajaiban dan kerja keras, mimpi dan realita, berhasil dan gagal, serta awal dan akhir. Saya tak ingin menilai tahun 2018 kemarin sebagai tahun yang sangat buruk. seburuk apapun hal-hal yang terjadi di tahun 2018 memiliki pesan dan pelajaran di dalamnya. Sang Pencipta pasti selalu memberikan pesan dibalik setiap kejadian dalam hidup ini. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada tahun yang penuh dengan tragedi. Terima kasih sudah memberikan banyak tantangan dan membuat saya menjadi lebih tegar dari sebelumnya. Semoga bisa menjadi pelajaran hidup, agar mimpi dan harapan bisa segera terealisasikan serta dapat dijadikan pengalaman dan cerita di masa yang akan datang.



#2019GantiKalender


Read More