Tampilkan postingan dengan label Dokumen Pribadi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dokumen Pribadi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Oktober 2018

Angan-angan mengikat tubuh

Siapa yang tak pernah melamun? Membayangkan kehidupan yang lebih baik, membayangkan hal-hal yang lebih indah, ataupun membayangkan hal yang mustahil untuk dilakukan. Jelas, semua orang pasti pernah melakukan hal tersebut. Melamun merupakan aktivitas di luar kesadaran manusia yang bisa membawa kita melupakan sejenak kenyataan yang ada dan membawa kita ke dunia batas lain sesuai keinginan kita. Dan Itulah aktivitas yang akhir-akhir ini sering saya lakukan. Melamun tentang kelanjutan dari perjalanan hidup saya. Mulai merasakan apa yang disebut dengan 'pengangguran'. Rasanya setiap hari tidak berwujud. Hanya bisa berangan-angan dan melamun tentang kelanjutan dari perjalanan hidup saya ini. Masa depan saya pun berjalan dengan lambat. Setelah gagalnya saya lolos seleksi kuliah lewat jalur SBMPTN, otak ini selalu berpikir gimana caranya agar saya tak merasa bersedih menjawab chat teman yang selalu bertanya apakah saya lolos atau nggak. Cukup menguras perasaan sebenarnya, tapi ya mau gimana lagi. Ini sudah takdir.

melamun.png


Sedikit bercerita ya sob, kurang lebih satu tahun yang lalu saya pernah membenci diri sendiri. Itu semua bermula ketika saya pernah menyia-nyiakan masa SMP yang berakibat saya sulit untuk beradaptasi dengan jenjang sekolah selanjutnya. Saya jadi tidak tau tahapan apa yang harusnya bisa dilalui dengan baik. Waktu SMP saya sama sekali tidak peduli akan bagaimana kehidupan saya nantinya di masa yang akan datang. Segala beban yang banyak dan mungkin berat selalu tak sempat saya pikirkan. Jangankan untuk memikirkannya, membayangkannya akan seperti apa tantangan besar yang mungkin menghampiri saya di masa mendatang sama sekali belum terlintas dalam pikiran saya waktu itu. Saya terlena dengan segala macam keasikan remaja puber. Rasanya saya ingin kembali ke masa lalu untuk mengubah semuanya. Kalau tau anak SMK agak sedikit sulit untuk dapat mengejar materi SBMPTN, seharusnya saya memilih SMA. Hmm.. Tapi apalah daya manusia pendosa ini memilih untuk pasrah mengikuti kehendak orang tua. Lagi-lagi semua karena kesalahan saya yang tidak mau cari tau tahap apa saja yang harus dilalui agar bisa menuju ke pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Kalau boleh jujur, di masa SMK kemarin saya ngebatin banget sob! Pikiran saya habis buat mikirin itu SMK. Saya gak ikut organisasi populer, komunitas, atau lainnya. Lama-kelamaan saya jadi nyaman menyendiri dan menikmati kesendirian itu. Selama ini belum ada pencapaian yang benar-benar spesial dalam hidup saya. Biasa saja. Sekarang, temen-temen saya udah ada yang pada kerja dan kuliah. Sedangkan saya gak tau harus kerja atau lanjut lagi belajar buat SBMPTN tahun depan. Kerjaan saya cuman bantu orang tua, makan, tidur, dan baca tulis gak jelas di rumah. Sedangkan, Tekanan di dalam pikiran sudah timbul sejak lama dan membuat saya  sedih hingga mengganggu rutinitas tersebut. Saya mau cerita sama orang tua saya tentang ini. Tapi gak berani sob, takut nambah beban pikiran mereka. Di kala orang mulai sudah mulai ngejar tujuan hidupnya, saya malah masih kebingungan tuk memulai langkah pertama yang sempurna.

monster.png


Bisa dibilang semua pikiran Ini muncul dikarenakan monster itu datang lagi dan mengusik suasana hati saya yang sedang melakukan pemulihan. Ancaman demi ancaman terus dilakukan oleh makhluk terkutuk nan biadab ini agar saya terus mengikuti kemauannya. Sungguh tak mengenakkan bukan..? Membuat saya benar-benar ingin secepatnya melupakan masa putih abu-abu kemarin. Terlalu banyak penderitaan yang saya rasakan dibanding kesenangan sebagaimana kebanyakan remaja di luar sana. Dalam suasana hati yang penuh tekanan karena banyaknya orang yang merusak, kecenderungan hati saya sebenarnya hanya butuh tempat pelampiasan. Tempat untuk mencurahkan segala beban yang ada. Dan saya pikir hanya di blog ini saya bisa sesuka hati menulis apa pun yang saya inginkan. Kebetulan, blog ini juga nggak ada yang baca. Kesempataan saya buat mencurahkan isi hati dan pikiran. Bodo amat lah mau dibilang cemen atau lembek. Intinya saya ingin bebas dari segala ketidakberdayaan ini!


Read More

Kamis, 11 Oktober 2018

Masa Suram

Entah kenapa malam ini saya gak bisa tidur seperti biasanya. Ada suatu hal yang harus dikeluarkan dari kepala ini agar bisa menuju alam mimpi. Sepertinya tantangan besar yang kemarin saya hadapi nampaknya belum benar-benar selesai. Masih ada jeratan yang tak mau lepas dari hidup saya. Sangat meresahkan sekali. Bikin perasaan saya jadi gak karuan begini. Entah apa yang ada di pikirannya, sampai-sampai saya harus mengisi hari-hari dengan rasa sakit lagi. Padahal baru tiga minggu saya merasakan nikmatnya kebebasan dari segala belenggu yang selama ini menyiksa, mencoba menikmati hidup, dan yang paling penting yaitu berusaha bangkit setelah terjatuh. Ehh.. Kenapa 'Monster' itu datang lagi ke dalam hidup saya!

masa-suram.jpg


Membuat saya semakin yakin bahwa seluruh masa sekolah saya benar-benar tak menyenangkan. Saya rasa tidak ada yang spesial di masa sekolah selama 12 tahun ini. Yang ada malah rasa sakit dan penderitaan yang tak berujung. Sedih karena gak bisa benar-benar merasakan kenikmatan sekolah yang sesungguhnya. Saya merasa telah menyia-nyiakan waktu sekolah begitu saja tanpa ada akhir yang begitu puas. Teman sebaya saya kebanyakan lebih memilih untuk berkata ‘sabar ya’ dengan nada menenangkan, daripada memilih untuk menemani dan menghilangkan pikiran negatif ini. Orang lain pun cenderung lebih memilih untuk menyemangati lalu pergi menghilang daripada memilih untuk merangkul dan tetap menemani hari-hari gelap saya. Rasanya seperti terpisah dari kenyataan dan lingkungan sekitar. Kalau sudah seperti itu, satu-satunya cara untuk mengurangi beban yaitu dengan mencurahkannya dalam bentuk tulisan di blog sunyi ini. Saya jadi ingin sekali bercerita sedikit tentang masa-masa sekolah. Jadi begini..


Masa SD saya cukup suram karena tak punya teman yang pasti, kalaupun ada yaa paling teman yang hanya datang kalo lagi ada tugas, selebihnya saya selalu sendiri. Nahh.. Di masa SMP saya sudah mulai membaik, udah bisa berbaur dan mempunyai teman yang unik, tapi tetap aja kurang nikmat karena suatu hal buruk terjadi. Dan masa SMK adalah masa yang paling terasa penderitaannya bagi saya. Untuk kesekian kalinya saya menelan pil pahit. Tapi yang ini lebih pahit daripada masa SMP. Masa terberat bagi saya ada di masa putih abu-abu. Walaupun awalnya saya bisa mengikuti, tapi makin lama makin sulit bagi saya. Terlebih di semester akhir, saya mengalami pergolakan hati dan pikiran yang luar biasa. Saya hampir menyerah waktu itu karena merasa sudah tak sanggup lagi. Tiga tahun saya melewati dengan berbagai rintangan yang datang. Tugas-tugas aneh yang selalu menyita waktu. Banyak acara yang cuma menambah beban pikiran. Peraturan yang membatasi ruang gerak kehidupan saya. Dan teman yang mulai berkubu-kubu. Pada akhirnya saya dapat menyimpulkan, ternyata sekolah favorit tidak menjamin bahwa isinya itu yang terbaik. Itulah mengapa saya pernah mengatakan bahwa di masa SMK ini sangat menampar saya akan realitas hidup yang terjadi.

Karena hal-hal itu saya jadi sering sendirian saat akhir semester, sering sedih bahkan sampai menangis terlalu lama dengan perasaan sedih yang mendalam. Eitts.. Menangisnya tentu tidak dengan air mata, tapi di dalam hati. Jujur aja saya jarang atau bahkan susah sekali untuk meneteskan air mata ini. Entah kenapa saya seperti itu? Apa ada yang salah? Saya tak tahu. Hidup ini terasa abu-abu. Bukan benar atau salah. Tapi lebih kepada menerima kenyataan bahwa saya sedang berada diambang krisis jati diri. Pendirian saya mulai runtuh. Tergrogoti oleh perundungan yang terus berlangsung selama lebih dari satu dekade. Sudah Begitu lama saya terperosok di dalam gelapnya keterpurukan. Tak ada lagi yang bisa saya lakukan selain bertahan. Berharap ada sinar yang menyelinap masuk ke dasar hati saya dan memantik kembali api semangat saya yang sudah lama padam.


Bagi kebanyakan orang, masa putih abu-abu itu adalah masa yang paling indah saat sekolah. Tapi bagi saya masa yang paling indah dan seru sampai saat ini....  belum ada. Saya tak menemukan satupun keindahan masa sekolah. Bagi saya sekolah itu hanya untuk mengisi waktu luang dan untuk mendapatkan ijazah. Tak lebih dari itu. Bisa dibilang saya sebenarnya benci masa-masa di SMK. Ohh jangan benci kali ya, terlalu sadis. Oke dah saya ganti jadi, gak suka. Saya harap nanti ketika saya kuliah, ini akan menjadi masa yang benar-benar indah. Yang dapat saya nikmati setiap harinya. Saya harap seperti itu. Menjadikan masa kuliah adalah masa-masa yang paling indah!


Read More

Minggu, 23 September 2018

Tentang Putih Abu-Abu Bagian 3

Seperti halnya cerita yang kita baca dalam novel atau film yang menjadi tontotan di setiap bioskop dan TV, semua kisah itu pasti memiliki akhir. Begitu pula dengan kisah saya di penghujung masa putih abu-abu ini. Masa dimana saya merasakan banyak hal yang tidak dimengerti secara bersamaan. Mulai dari pertemanan sampai ke pencarian jati diri. Itu semua terangkum dalam masa ini.

putih-abu-abu-bagian-3.jpg


Jumat kemarin, saya baru saja mengambil SKHUN di sekolah. Ini sekaligus menandakan kunjungan saya ke sekolah untuk yang terakhir kalinya. Untuk saat ini. Sampai waktu yang akan datang. Saya akui, sekolah terakhir saya ini banyak mengubah pola pikir saya. Lebih membuka pikiran dan hati saya terhadap hidup. Tapi juga lebih menampar saya akan realitas hidup yang terjadi bahwa, masa putih abu-abu tidak pernah semenyenangkan yang dikira. Bisa dibilang masa-masa SMK saya tak punya kisah yang indah dan dapat dikenang atau bahkan bisa membuat orang tua bangga. Di masa SMK kemarin, saya kebanyakan bertemu dengan orang yang mempunyai gengsi yang tinggi dan pecinta diri sendiri alias narsis. Dimana solidaritas hanya tentang berpikir untung rugi saja, kalau dirasa merugikan yasudah ditinggal. Persatuan pun hanya jadi wacana yang dari awal masuk selalu dielu-elukan. Hingga lulus pun tak pernah ada yang namanya bersatu, semua sibuk dengan komunitasnya sendiri.

Selain itu, saya adalah murid yang terlampau biasa. Banyak guru yang tak mengenali saya. Nilai pun tak pernah ada yang fantastis. Terus berusaha belajar, tapi tak pernah bisa melampaui Number One —sebutan saya tuk teman yang selalu rangking satu di kelas. Berjuang keras menghafal rumus dan teori, tapi tak bisa ingat seratus persen saat ujian. Tak ada yang namanya kenikmatan dalam menjalani rutinitas kehidupan di sekolah. Tidak seperti dulu saat masih SMP, saat saya bisa menikmati hari-hari. Semua hal itu membuat saya frustasi, tertekan, dan pikiran terasa sangat berat. Sungguh melelahkan memang menyelesaikan masa SMK sekaligus masa wajib belajar selama 12 tahun. Saya lulus tanpa ada yang bisa dikenang. Satu-satunya hal yang selalu saya syukuri sampai saat ini adalah saya bisa bertahan menghadapi segala tantangan besar tahun ini tanpa mengikuti pikiran-pikiran negatif beresiko tinggi yang pernah terlintas di kepala. Karena ada banyak sekali kemungkinan berbeda dari setiap kejadian jika saya mengikuti sisi gelap dalam diri ini. Akhir kisah putih abu-abu saya bisa sangat berbeda dengan apa yang telah terjadi kemarin.

melihat.png


Mungkin, saya sudah terlalu jauh untuk melihat bagaimana semua ini berakhir. Tapi saya harus segera menyadarkan diri bahwa masa putih abu-abu saya telah selesai. Sepenuhnya telah selesai. Sudah saatnya saya tuk perlahan melepaskan semua keterikatan yang melekat hingga tak ada yang tersisa. Tidak seharusnya saya selalu meratapi suatu fase yang telah sepenuhnya hancur. Mungkin langkah yang kemarin saya tempuh itu sedikit keliru, tapi saya berusaha untuk memperbaiki jalan hidup ke arah yang lebih baik. Rasa sakit ini memberi arti bahwa, ada beberapa hal di dalam hidup ini yang berjalan tak selalu sesuai dengan apa yang saya inginkan, bahkan harapan yang sudah dirancang sedemikian rupa bisa saja berubah ataupun bergeser sedikit di luar rencana dan saya terkadang tak selalu siap terlebih dahulu menghadapinya, maka dari sanalah saya belajar dewasa.


Karena yang namanya hidup, pasti selalu ada fase terjatuh. Yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam perjalanan hidup. Yang di dalamnya pasti ada penderitaan. Itu merupakan bagian yang bersifat wajib. Tetapi jika saya tak melawan, saya tak akan pernah tau siapa diri saya sebenarnya. Perih luka ini mengajarkan saya tentang bagaimana ikhlas menerima ketetapan-Nya. Jika saya tidak mampu untuk melakukan suatu hal yang baru untuk meningkatkan kualitas dan daya saing yang tinggi, saya akan terus tenggelam dalam penderitaan yang tak terbatas.


Akan ada lebih banyak fase lagi dalam hidup. Menderita hanyalah salah satu dari sekian banyak fase. Tinggal bagaimana saya untuk selalu kuat dan SABAR di setiap fase yang sedang saya lewati. Terkhusus untuk fase ini, banyak orang bilang bahwa penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup. Bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Agar hidup ini seimbang. Maka dari itu saya tak boleh pesimis, walaupun terasa sangat berat dan sakit tentunya. Karena setiap kegelapan dalam hidup, hanya saya sendiri yang bisa melewatinya. Begitu pula dengan penderitaan, hanya saya sendiri yang bisa merasakannya. Saya harus segera bangkit kembali. Saya masih memiliki hari esok, hari dimana saya harus kembali menjemput masa depan.



Sekian.


Read More

Senin, 27 Agustus 2018

Selamat!

Selamat malam sobat blogger! Gimana kabar kalian semua? Semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi hari. Oyaa sebelum mulai, saya mau curhat sedikit nih. Boleh kan? Boleh dong.. Jadi begini sob, Post ini sebenarnya adalah perwakilan dari hati kecil saya yang terus menerus bersedih melihat teman sebaya bahkan seperjuangan yang telah mendapatkan pekerjaan ATAU lebih dulu kuliahnya, terlebih yang lolos ujian SBMPTN. Perasaan sedih pasti ada dan terus menyelimuti hari-hari saya. Walau saya tau ini adalah jalan terbaik yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Tapi masih ada aja semacam penolakan dari hati kotor ini yang kurang bersyukur atas segala nikmat yang tak terhingga. Saya mencoba menghibur diri dengan cara yang sederhana, yaitu dengan membuat post ini. Mungkin ini juga mewakili isi hati kalian yang nasibnya sama dengan saya, gak keterima di PTN manapun dan belum bekerja. Walau begitu, kita harus tetap bersyukur ya sob..? Karena orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya. Kita sedang ditempa oleh Sang Pencipta untuk menjadi orang yang lebih sabar dan kuat. Seperti lagunya dmasiv,

Syukuri apa yang ada...
Hidup adalah anugerah...
Tetap jalani hidup ini...
Melakukan yang terbaik...

Ahh.. Bukan begitu sob? Yang terpenting sekarang mah jangan sampai kehilangan semangat. Kalo semangat aja udah gak ada dalam diri, gimana mau menjemput masa depan yang telah direncanakan? Kita semua pasti sudah mempunyai masterplan yang telah siap untuk dijelajahi. Tinggal bagaimana sikap kita dalam menyikapi kegagalan ini.

Nahh.. kembali ke laptop. Mungkin saat kalian membaca tulisan ini, ada yang sudah di kota yang berbeda seperti awal sebelumnya. Ada yang sudah melakukan rutinitas kerja di perusahaan. Dan ada pula yang masih nganggur gak tau mau ngapain. Tenang sob, saya juga masih nganggur nih.. Eitts.. Tapi saya nganggur nya dalam artian belum kerja atau kuliah. Nggak benar-benar plong gitu aja gak ada kerjaan, ada aktivitas yang saya lakukan yaitu membantu pekerjaan orang tua. Pada akhirnya saya dengan mantap memilih untuk menunda kuliah setahun atau istilah mainstreamnya yaitu Gap Year. Yaaa.. sesaat setelah pengumuman kemarin, saya berusaha untuk ikhlas dalam menghadapi kenyataan. Saatnya saya bangkit kembali dan siap menghadapi realita hidup sesungguhnya. Setelah sekian lama saya tak bisa membantu orang tua, akhirnya ada waktunya juga.

selamat.png


Bagi yang milih bekerja, sekarang kalian bagai prajurit perang yang sudah siap dilepas ke medan perang. Dengan senjata berupa tabungan ilmu dan selembar ijazah, kalian sudah siap menjawab tantangan dunia. Kalian akan berjuang sekuat tenaga demi jutaan mimpi yang sudah mengantri. Saya hanya bisa ucapkan selamat ya... Kalian adalah yang terpilih dan yang beruntung. Karena kebanyakan orang bilang nyari kerja itu susah. Tapi nyatanya kalian yang sudah bekerja bisa mendapatkannya. Beruntung bukan? Iyaa dong.. Semangat ya karena sudah mulai merasakan dunia yang sebenarnya!


Dan bagi yang baru saja jadi mahasiswa/i baru, kini impian kalian kuliah sudah terwujud. Ini salah satu dari sekian banyak impian yang kalian inginkan bukan? Jadi jangan sia-siakan keberuntunganmu. Iyaa beruntung, Karena banyak sekali pelajar yang bisa dikatakan galau (termasuk saya :v) karena gak bisa lolos seleksi kuliah, sedangkan kalian dapat merasakan nikmatnya menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Selamat yaa dalam menempuh dunia baru. Dunia pendidikan yang benar-benar beda dari yang pernah kamu rasakan sebelumnya. Kata orang sih seperti itu.. Hehe :D InsyaAllah tahun depan saya menyusul, doakan saja yang terbaik ya sob.. (y)


Okee.. Saya rasa cukup tuk sebuah kata-kata ucapan selamat. Jangan pernah lelah berlari menjemput masa depan. Karena kalau kita sampai berhenti memperjuangkannya, maka masa depan kita akan payah. Semoga sepuluh atau dua puluh tahun lagi dari sekarang kita bisa melihat masa depan yang sama, yaitu kesuksesan. Di masa yang akan datang inilah kita akan memegang kendali negara ini. Aamiin..


Read More

Jumat, 17 Agustus 2018

Selamat HUT Ke-73 Republik Indonesia

Selamat pagi sobat blogger! Kalian pasti udah tau kan sekarang hari apa..? Yak, hari kemerdekaan Republik Indonesia kita tercinta. Saya pribadi mewakili rakyat biasa ingin Mengucapkan Selamat HUT Ke-73 REPUBLIK INDONESIA! Berdiri di usia baru ini merupakan suatu tantangan yang baru untuk indonesia. 73 tahun merdeka diantara senang dan susah, senyuman dan air mata, adalah hiasan yang cukup indah bagi bangsa.


Ayo kita rayakan kemerdekaan dengan bebas berkarya mengikuti perkembangan teknologi di era yang serba digital. Termasuk ngeblog tentunya. Dengan ngeblog kita bisa memberikan aspirasi untuk bangsa dan negara tercinta. Sudah banyak blogger sukses yang dapat mengubah pemikiran masyarakat.

Ayo kita sama-sama berjuang menciptakan dan mendukung seluruh karya anak bangsa yang membanggakan untuk negeri dan dunia internasional. Dan Semoga Indonesia semakin canggih lagi khususnya di bidang teknologi, informasi dan komunikasinya. Koneksi internet makin kenceng dan meluas di seluruh penjuru negeri ini. Karena dengan adanya koneksi internet yang cepat membuat ngeblog menjadi semakin nyaman.

Oyaa dan satu lagi, ada yang spesial di bulan ini selain kemerdekaan kita. Yaitu tahun ini di Indonesia akan diselenggarakan pesta olahraga terbesar di Asia. Wahh gimana gak bangga tuh.. Maka dari itu, saya segenap dari rakyat biasa siap mendukung dan menyuksesan Asian Games 2018. Buktikan bahwa kita mampu! Semoga Indonesia bisa masuk lima besar peringkat perolehan medali. Saya percaya dan optimis, Indonesia pasti bisa! Kerja kita, prestasi bangsa!


Read More

Sabtu, 21 Juli 2018

Indah pada waktunya

Yak selamat siang sobat blogger.. Kali ini saya ingin membagikan sedikit cerita yang ada kaitannya dengan ketetapan Allah SWT, bahwa semua itu ada waktunya atau istilah mainstreamnya yaitu 'indah pada waktunya'. Jadi begini ceritanya.... Saat saya sedang mengalami kegagalan kemarin, Bapak saya memberikan wejangan panjang x lebar dan salah satu poin yang saya tangkap yaitu dia berkata "tenang aja dam. Semua akan indah pada waktunya.." Saya mencoba memahami, meresapi, dan merenungkan kata-kata 'indah pada waktunya'. Lalu mulai meng-googling  kisah-kisah yang berhubungan dengan kata-kata tersebut. Dan akhirnya saya percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Sudah banyak orang yang membuktikannya.

indah-pada-waktunya.jpeg

Dalam wejangan nya, Bapak saya bercerita sedikit pengalamannya saat merasakan momen 'indah pada waktunya'. Waktu itu bapak saya baru lulus dari STM (kalau sekarang SMK). Setelah itu bapak saya ingin mencari pekerjaan dan mulai untuk ngelamar2 ke beberapa perusahaan. Berbulan-bulan menunggu panggilan kerja, tapi apa daya belum ada. Sembari menunggu panggilan, Bapak saya kerja di suatu Home industri produksi makanan ringan. Gaji gak seberapa, capeknya luar dalam. Tapi lumayan lah untuk mengisi waktu. Sampai-sampai bapak saya pernah jatuh sakit. Mungkin gara-gara terlalu capek bekerja atau karena emang gak siap fisik mental. Entahlah, Bapak saya tak memberitahukan lebih detail. Setelah sekitar 6 bulanan kerja sampingan seperti itu. Akhirnya di awal tahun baru dapat panggilan kerja dari perusahaan yang cukup ternama. Dan setelah kerja beberapa tahun, Bapak saya bisa kuliah. Yaa walaupun gak sampe selesai karena udah keburu nikah, tapi saya cukup tersentuh mendengar suara bapak saya mencoba meyakinkan saya agar pantang menyerah. Nah dari cerita perjuangan itu juga, saya diberikan pelajaran bahwa semua itu ada waktunya, kita tinggal berjuang keras dan berdoa tentunya agar dapat diberikan keindahan waktu tersebut. Percaya aja bahwa Sang Pencipta, Allah SWT sebaik-baik perencana. Takdir Allah SWT itu pasti lebih baik. Hanya Allah SWT tempat bersandar dan berserah diri. DIA Yang Maha Mengetahui apa-apa yang tidak hambaNya ketahui. Allah SWT tahu apa yang terbaik bagi hambaNya.

Saya sering mendapat masalah, masalah dan masalah. Tiada habisnya menerjang. Pernah saya berpikir untuk menyerah. Tapi tidak jadi saya lakukan. Karena saya tahu impian saya, saya mengerti potensi saya, dan saya sadar siapa saya yang sebenarnya. Saya adalah apa yang saya pikirkan. Jadi saya harus tetap berdiri. Jika saja saya takut gagal, itu sama saja saya tak ingin menggapai kesuksesan. Saya harus tetap melangkah tak kenal lelah walaupun banyak tantangan yang dihadapi. Saya yakin bahawa saya tak sendiri. Ada lebih dari 600.000an pelajar yang senasib dengan saya tentunya. Saya harus selalu bersabar, karena kegagalan yang menimpa kita sebaiknya dimaknai sebagai suatu ujian untuk mencapai level yang lebih tinggi. Karena memang ini kan judulnya peralihan dari masa sekolah ke kuliah, dan dari masa pelajar ke mahasiswa. Jadi wajar aja ujiannya gak sembarangan. Disaat kalian jatuh dan putus asa. Ikhlaskan saja dan coba lagi di lain kesempatan. Ingatlah selalu kata-kata 'indah pada waktunya'. Gagal itu hal biasa, bukan akhir segalanya. Itu merupakan awal cerita indah.

Setelah dirasakan dengan cermat. Sebenarnya kegagalan itu hanya akan berguna, jika setelah gagal itu ada suatu pencapaian yang lebih tinggi yang bisa diraih. Jika tidak, maka kejatuhan itu akan menjadi sia-sia. Karena itulah kemampuan kita untuk bersabar dan menikmati saat-saat gagal sangat diperlukan. Sebagaimana saya merayakan kegagalan seperti tempo hari. Karena, ada waktunya kegagalan itu terjadi diluar kemampuan manusia untuk mengatasinya. Tergantung dari cara kita menghadapi kegagalan tersebut. Nahh sebelum sisa umur kita habis, janganlah pernah menyerah. Jangan pernah lelah berlari menjemput masa depan yang telah menanti diujung sana. Jadikan kekalahan sebagai pengalaman untuk meraih kemenangan. Dan ingatlah bahwa semua akan indah pada waktunya!


Read More

Sabtu, 07 Juli 2018

Merayakan Kegagalan

Selamat malam sobat blogger.. Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang kegagalan yang baru saja saya terima. Dengan satu kata yang mengusik jiwa, yaitu 'maaf'. Kalau dihitung sejak saya bisa memahami kata-kata yang terlewat di telinga, wahh sudah tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Ada yang hanya masuk kuping kiri lalu keluar lewat kuping kanan. Ada satu dua kata 'maaf' yang sesekali menusuk pikiran. Ada pula yang bahkan tertolak, masuk kuping kanan keluar kuping kanan. Itu semua merupakan penolakan yang lumrah terjadi di hidup saya. Dan kali ini kata 'maaf' tersebut dari event yang paling ditunggu oleh para pelajar di seluruh indonesia, yaitu SBMPTN!

Yak, saya tidak lulus ujian SBMPTN. Sedih gak? Yaa biasa aja si (Padahal langsung mengurung diri dari internet untuk menghindari pertanyaan 'gimana lulus gak?'). Yaa mau gimana lagi, semua kisah gak selalu berakhir senang. Saya memang belum beruntung kali ini. Tapi bagi saya kegagalan adalah hal biasa yang bisa dialami setiap orang dalam hidup. Benar tidak? Siapa orang yang merasa tak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya satu kali pun? Saya yakin dan bisa memastikan bahwa tidak ada. Semua orang pasti pernah merasakan kegagalan. Baik itu dalam hal keluarga, kehidupan sosial, pekerjaan, atau percintaan. (?)



Nahh.. dalam menyikapi kegagalan, banyak yang orang salah jalan. Terlalu berlebihan bahkan menyebabkan terjadinya stres berkepanjangan. Kalau saya sih tidak seperti itu orangnya. Saya menerima apa adanya. Legowo lah istilahnya. Setelah tau bahwa saya gagal lagi, saya biasanya mencari hiburan. Hiburan emang cara yang paling tepat untuk menikmati kegagalan. Untuk kasus gagalnya lulus SBMPTN, saya menyempatkan diri ke mall untuk nonton film dan beli buku. Saya berangkat siang sekitar jam satuan. Nah kebetulan hari itu adalah hari perdana penayangan film Ant-Man and The Wasp. Tanpa basa basi langsung dah saya pesen tiket. Ehh karena waktu itu hari pertama saya sampe kehabisan tiket untuk yang jam 14. 15 akhirnya saya dapet yang jam 16.15 yaa lumayan dah daripada gak dapet lagi. Sambil menunggu waktu sekitar satu jam, saya ke toko buku dulu. Lihat-lihat siapa tau ada buku yang menarik untuk dibaca.

  


Setelah mengelilingi toko buku sekitar setengah jam, saya menemukan buku yang sangat pas bagi saya yang baru saja merasakan kegagalan untuk kesekian kalinya. Yaitu buku #BeraniBeda dan #BeraniGagal punyanya Si Juki. Karakter komik favorit saya. Sedikit bercerita, saya masih inget waktu itu kenal dengan Si Juki saat masih SMP pada waktu Twitter masih berkuasa, sekitar tahun 2013 an. Saat itu saya sudah tertarik dengan karakter Si Juki karena dia itu nyentrik dan pemikirannya yang absurd dan Anti-Mainstream. Tapi saat itu saya belum mau baca komiknya. Sekian lama saya mengikuti media sosialnya si juki, saya belum pernah beli satupun bukunya. Sungguh terlalu ya.. (jangan ditiru ya sob). Nah ini pertama kalinya saya nekat memberanikan diri untuk beli karyanya. yaa walaupun telat karena ini buku lama, daripada gak sama sekali kan? Itung-itung sebagai bentuk apresiasi terhadap tokoh komik kebanggaan anak kos ini. Muehehe.. :D

Uhhh gak kerasa udah sejam di toko buku, ini waktunya saya untuk kembali ke bioskop karena filmnya akan segera dimulai. Dannnn Waww... Film ini berhasil menghibur saya dari awal sampai akhir dengan berbagai kejutan yang kocak, keren, dan cukup emosional. Film komedi terbaik di MCU setelah Thor Ragnarok bagi saya. Bisa dibilang sekitar 70% film nya berisi komedi. Tak ketinggalan juga aksi Luis dan teman seperjuangannya (Dave dan Kurt) yang membentuk perusahaan keamanan gitu yang sampai saat itu belum memiliki pelanggan dan hampir bangkrut. Saya suka pengembangan karakter mereka begitu mantap. Sampe-sampe saya lupa bahwa saya baru saja menghadapi suatu kegagalan. Haha.. Inilah yang disebut dengan merayakan kegagalan seutuhnya. Menikmati hidup seperti seharusnya. Saya benar-benar puas hari itu.



Keesokan harinya, saya langsung tuh baca bukunya Si Juki yang kemarin dibeli. Saya coba abisin pada hari itu juga. Soalnya kocak banget nih tingkah laku Si Juki yang nyeleneh. Oh iyaa, nilai-nilai positif dalam buku ini selain soal kekocakkan Si Juki, juga terdapat banyak pesan. Khususnya di buku #BeraniGagal, yaitu pada dasarnya kita sebagai manusia jangan mudah menyerah dan tetap semangat dalam melakukan apapun. Kita harus bisa menghadapi kegagalan dengan bijak, mengenang suatu kegagalan tanpa ada air mata. Behh.. Pas banget apa yang sedang saya rasakan saat ini. Ngena banget. Menurut pemikiran Si Juki, hidup itu kayak boker. Memang enggak selalu lancar, tapi dengan ketekunan, kesabaran, dan sedikit ngeden pasti keluar juga. Nyeleneh kan? Tapi ada benernya juga kalo dipikir-pikir. Wahaha.. :D

Gak kerasa bukunya cepet banget abis dibaca semalem doang. Buku Si Juki edisi kali ini emang sangat menghibur, khususnya untuk yang sedang merasakan kegagalan. Mencoba menertawakan berbagai kegagalan yang pernah ia hadapi. Apalagi di bagian silsilah kegagalan, kocak abis sob.. :D Ada banyak celotehan segar yang mampu membuat saya tertawa puas sekali. Saya langsung dapet banyak inspirasi menulis, termasuk postingan ini. Ada juga beberapa sindiran terhadap kemajuan teknologi baru-baru ini. Namun, dari itu semua ada yang lebih penting yaitu pesan-pesan dalam menyikapi kegagalan. Ada pesan yang paling ngena sama kondisi saya saat ini yaitu
Untuk mencapai suatu tujuan, kadang kita harus menempuh jalan memutar. Kegagalan adalah salah satu di antaranya.

Behh.. Mantap kali nih kata-kata. Sepertinya, beragam pesan ini berusaha disampaikan Si Juki untuk generasi muda jaman sekarang (termasuk saya) agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi kegagalan. Saya akhirnya bisa menyadari bahwa sebenarnya kegagalan merupakan suatu fase dimana setiap orang pasti akan mengalaminya. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan adalah pelajaran dan kesempatan untuk belajar lebih giat lagi. 

Tak peduli berapa kali saya menghadapi gagal, yang terpenting saat ini adalah bangkit lagi setelah mengalami kegagalan. Dan sebenarnya setelah saya telusuri lebih lanjut, ada satu hal selain tekad yang bulat dan keberanian yang tangguh saat menghadapi kegagalan dan kesanggupan untuk bangkit kembali setelah jatuh. Hmm.. Apakah itu? Satu kata yaitu, menikmatinya. Yak itu benar, kemampuan untuk menikmati saat-saat gagal. Merayakan adalah salah satu cara untuk menikmatinya. Karena Kegagalan adalah risiko dari setiap upaya menuju kesuksesan. Seorang Master Jedi pernah berkata bahwa, ..... Guru terbaik ialah kegagalan. Saya jadi semakin yakin akan hal itu. Kalau keberhasilan bisa kita sambut dengan rasa gembira, maka gagal juga harus kita terima dengan rasa sabar dan syukur. Nikmati saja kegagalan itu.
Kegagalan adalah perayaan, menyadari bahwa kita masih punya banyak kesempatan. Rayakanlah kegagalan, rayakan proses menggapai impian.
- Si Juki



Sekian cerita kegagalan dari saya, terima kasih telah membaca!
Read More

Kamis, 14 Juni 2018

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah hirobbil'alamin... Akhirnya kita semua bisa merasakan lagi suasana lebaran tahun ini. Sungguh ini merupakan suatu pencapaian dan kemenangan bagi kita. Untuk menyambut hari kemenangan ini marilah kita saling memaafkan. Mohon maaf apabila kata-kata saya telah banyak menyakiti. Perbuatan saya telah banyak melukai hati kalian. Berbuat khilaf adalah sifat manusia. Meminta maaf adalah kewajiban manusia. Dan kembalinya Fitrah adalah tujuan manusia.


Semoga coretan kata yang saya tulis kali ini mampu menjadi jembatan di hari yang penuh dengan kemenangan. Semoga di hari raya ini, kita semua sudah dihapus dosa-dosa yang telah lalu. Akhir kata saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H, Taqobbalallahu minna wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum Wataqobbal ya kariim Ja'alnallahu minal aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan batin sob!


Read More

Rabu, 06 Juni 2018

Bosan Tidur Lagi

Aku sadar. Dengan tidur seharian, tak akan bisa menyelesaikan masalah apa pun. Yang ada hanya memperpanjang masalahku tuk dapat diselesaikan. Tentu saja aku tak ingin terus berlama-lama terlelap dalam kegelapan. Aku ingin bebas dari derita yang membelenggu hati ini. Aku sudah muak sebagai manusia hanya memikirkan kenikmatan sesaat. Kesenangan dunia yang tak terbatas hanya membuatku berpaling dari tujuan utama. Aku jadi tak bisa bermimpi lagi karena sudah menghabiskan waktu terlalu banyak tuk sesuatu yang kurang berfaedah.

Setiap aku ingin tidur, entah kenapa mataku ini tak bisa terpejam, selalu saja terbayang-bayang kesalahan terbesarku. Menyesali diri sendiri karena terlalu lama tenggelam dalam kegelapan. Padahal aku sudah mengerti sepenuhnya bahwa kegelapan ini hanya akan menyeretku ke dalam jurang kenistaan. Menciptakan luka batin yang sangat berbekas. Luka batin yang berpotensi menimbulkan dendam. Jika aku biarkan terus menumpuk, dapat berujung pada tindakan yang berbahaya. Aku tak ingin bila itu sampai terjadi. Keyakinan pun dipertanyakan, kemana kau pergi? Aku disini sedang tersiksa dengan diriku sendiri.


Sekarang aku hanyalah seorang pendosa hebat yang tak fokus pada masa depan yang telah dicanangkan sebelumnya. Dulu aku sangat bersemangat untuk menjemput masa depan karena aku tau bahwa jalanku sama dengan jalanmu. Tapi kini, kau salah satu alasan kenapa aku ikut terperosok ke dalam dunia hitam ini. Kau hanya bermain-main dengan keberuntunganmu. Membuatku tak bergairah lagi menghadapi tantangan. Waktu seakan tak berjalan. Menimbulkan angan-angan dan penderitaan yang semakin menjadi-jadi. Merobek malamku yang kosong. Merusak apa yang telah dibangun dan menyisakan pondasinya saja. Yang berarti aku harus memulainya lagi dari awal. Awal yang benar-benar baru, tanpa ada ikatan dari masa lalu.


Kini aku butuh waktu tuk sendiri. Sendiri untuk memperbaiki diri. Untuk berdamai dengan masa lalu. Berdamai dengan musuh sejati. Dan berdamai dengan.... (sangat jujur aku katakan bahwa dari awal perjalanan menjemput masa depan, ada sesuatu yang menjauh. Selama ini di dalam benak terdalam ku, secara tak sadar aku telah menjauhkan diri dari Sang Pencipta. Maka dari itu yang utama dan yang harus diutamakan adalah.....)  Sang Pencipta. Agar aku tak semakin terjerat dalam godaan semu. Yang mengakibatkan diriku ini tak bisa merasakan kenikmatan hidup yang sebenarnya. Aku butuh tindakan nyata untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Aku ingin sekali ada perubahan besar dalam perjalanan hidupku yang singkat ini. Aku ingin suatu saat nanti, diriku bisa bangun dengan tekad yang kuat dan pergi tidur dengan kepuasan yang luar biasa.


Read More

Kamis, 24 Mei 2018

Delapan Belas Tahun

Selamat malam sobat blogger..! Kalau dirasa-rasa, sepertinya baru kemarin saya merasakan hari kesejahteraan sebagai manusia yang berusia 17 tahun. Ehh.. sekarang sudah datang lagi usia baru. Seperti halnya pergantian tahun, selalu ada harapan untuk dapat menyelesaikan setiap tantangan yang sudah siap menghadang. Maka dari itu harus ada semacam evaluasi diri untuk dapat mengukur, sejauh manakah saya mampu mempergunakan usia kemarin hingga tiba saatnya hari jadi ini datang.

Yak, Hari ini saya berusia 18 tahun. Usia yang telah memasuki tahap remaja akhir, yang berarti saya harus siap dengan segala kenyataan hidup yang sebenarnya. Usia yang tak lagi tercipta sebuah karakter yang dibentuk oleh orang tua, melainkan harus menciptakan sebuah karakter baru dengan segala kesadaran diri sepenuhnya. Tentunya juga tidak meninggalkan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan oleh orang tua saya sejak dini. Bisa dibilang ini merupakan masa transisi menuju pendewasaan yang sebenarnya. Dewasa pastinya identik dengan kemandirian, kematangan berpikir, mampu mengambil keputusan, dan lain sebagainya. Nah.. Maka dari itu di usia saya yang baru ini, saya ingin sedikit mengulas perjalanan selama setahun kebelakang yang cukup memberatkan jiwa dan raga saya.

18


Jika ditanya, apakah ultah ke 17 tahun lalu adalah ultah paling berkesan, saya akan menjawab tidak. Ultah saya yang ke 17 bukan seperti di sinetron atau film bioskop. Biasa saja, tidak meriah tidak pula sepi. Hanya syukuran kecil-kecilan, yaa segitu juga udah alhamdulillah. Untuk apa perayaan besar-besaran yang bertajuk 'Sweet seventeen'? Nyatanya saya masih seperti ini. Belum ada perubahan yang signifikan. Bahkan saya rasa, lebih buruk dari tahun sebelumnya. Sungguh saya sangat merugi. Mungkin hanya di awal doang saya bisa benar-benar menikmati usia 17. Beberapa bulan setelahnya... Wahh.. Gak tau lagi saya harus mendefinisikan dengan kata apa tentang hari-hari buruk yang telah menimpa saya. Terlalu banyak penderitaan yang saya rasakan dibanding kesenangan sebagaimana kebanyakan remaja di luar sana.

Selain itu saya pun sempat mengalami tekanan yang luar biasa, tapi anehnya saya tak pernah berani bersuara. Saya memilih diam dan mencoba tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi saat itu. Saya hanya terus berdoa dan berusaha mengatasi kesulitan ini sendiri. Kalau masih berat juga, sekali-kali saya post di blog tuk mengurangi beban di pundak ini. Saya yakin semua cobaan ini pasti selalu ada jalan keluar. Saya tetap memberanikan diri untuk terus berjalan menapaki hari-hari dengan penuh ketegaran. Saya terus berpikiran bahwa semua akan baik-baik saja. Dannn ya.. Alhamdulillah.. akhirnya saya bisa juga menyelesaikan apa yang telah saya mulai.


Karena teman dekat saya tak seberapa dan kebanyakan perempuan, jadi saya seringnya sendirian. Otomatis saya punya banyak waktu merenung setiap harinya. Merenung itu perlu, sebagai sarana introspeksi diri sendiri. Merenungi penderitaan saya, dosa-dosa saya, bahkan sampai masa depan. Untuk kondisi saat ini, saya selalu merenungkan apa yang telah saya lakukan selama 17 tahun kemarin. Saya sudah sadar, saya terlalu banyak menyia-nyiakan waktu. Selama ini, mungkin amal saya masih bisa dihitung dengan jari. Namun, dosa saya sudah tak bisa lagi dihitung. Tak ada yang bisa saya banggakan dari ketimpangan tersebut. Saya selalu gelisah kalau sedang menginjak tanggal ini. Dimana umur saya terus berkurang dan saya belum mampu membuat perubahan besar.

Setelah dipikirkan kembali, memang saya masih belum bisa memenuhi seluruh tahapan menjadi dewasa yang seutuhnya. Selama setahun ini saya hanya menghabiskan waktu dengan berputar-putar mengelilingi sesuatu yang tak pasti. Yaa walau begitu, di usia yang baru datang ini, Saya berharap semoga keteguhan iman selalu melekat di setiap langkah perjalanan hidup saya, agar saya tak salah arah lagi dalam menentukan masa depan. Karena mulai sekarang, saya sudah dituntut untuk bersungguh-sungguh belajar lebih serius tentang arti sebuah kehidupan.



24 Mei 2018


Sekian.


Read More

Minggu, 13 Mei 2018

Akhir untuk Awal yang baru

Yak hari ini adalah hari baru! Hari ini adalah awal dari masa depan! Langkah awal menemukan jati diri! Saya tidak menyangka bahwa hari ini akan datang juga. Saya telah sampai pada akhir dari sebuah perjalanan sekolah. Ketika hari terus berganti menjadi pasti, setiap kelulusan pasti selalu ada perpisahan, baru saja kemarin saya melaksanakan wisuda SMK. Akhirnya saya sudah menyelesaikan apa yang telah saya mulai walau itu berat. Bagi saya, akhir perjalanan sekolah ini adalah awal sebuah perjalanan yang lebih besar. Sedikit perasaan sedih karena status sebagai seorang pelajar kini telah hilang dari diri saya. Saya sudah melaksanakan wajib belajar selama 12 tahun lamanya. Serasa baru kemarin masuk SD, ehh sekarang udah lulus SMK aja. Memang waktu itu sangat cepat berlalu jika kita fokus pada masa depan.



Satu per satu teman disekitar saya mulai pergi. Mereka sudah mulai menapaki masa depan yang sudah terlihat. Pada dasarnya memang kita semua berpisah, namun perpisahan ini adalah awal dari kita menjalani kehidupan yang lebih luas. Merasakan dunia yang lebih nyata. Tak ada seorang pun yang bisa memutar waktu kembali dan memulai awal yang baru. Yang tersisa hanyalah ingatan segar di kepala. Kenangan buruk, kenangan indah, pengalaman baik, pengalaman buruk, semua dilalui dengan berbagai kejutan.

Setelah itu, apalagi yang tersisa? Akhirnya yang tersisa hanyalah Sang Pencipta, Yang awal dan Yang akhir. Dialah Allah SWT. Tuhan semesta alam. Allah lah yang menakdirkan setiap pertemuan kita ini. Dan Allah juga lah yang pada akhirnya menakdirkan perpisahan. Perpisahan dengan berbagai macam teman. Dari yang kita suka, yang kita kagumi, yang kita benci, bahkan perpisahan dengan orang-orang yang biasa aja kesannya dalam hidup kita, hanya sebatas figuran saja. Semoga Allah SWT mempertemukan kembali kita di lain kesempatan. Atau bisa jadi kemarin adalah perjumpaan terakhir sampai akhirnya kita tak akan pernah bertemu lagi. Yaa siapa yang tau? Tak ada yang benar-benar pasti di dunia ini kecuali ketetapan-Nya.

Sekali lagi, semua kisah pasti memiliki akhir. Namun dalam hidup, semua akhir adalah merupakan awal yang baru. Seperti halnya malam yang gelap selalu berakhir dengan fajar yang terang. Seperti kata pepatah lama, habis gelap terbitlah terang. Bersyukurlah kepada Sang Pencipta atas setiap peristiwa indah dalam hidup kita ini. Lagi pula, kebanyakan orang sukses terkadang bisa mengakhiri masa lalunya yang suram menjadi masa depan yang gemilang karena mereka selalu mempunyai kesempatan. Ingatlah bahwa hidup itu cuma sekali. Tapi momen bisa datang berkali-kali. Dan yang membuat hidup berwarna adalah kesempatan yang kita jalani. Pengalaman kejatuhan setiap orang tidak selalu sama namun yang membuat kita selalu bangkit adalah semangat pantang menyerah. Jangan lelah untuk berharap, karena harapan adalah motivasi bagi diri sendiri. Usaha dan perjuangan akan selalu membuahkan hasil. Marilah menuju kemenangan.


Source image

Dannnn ya... Saya tegaskan lagi bahwa Lulus SMK ini ternyata bukan akhir segalanya. Masih ada jenjang sekolah tinggi dibangku perkuliahan, atau mungkin persaingan di dunia kerja, bahkan persaingan keras kehidupan mulai semakin jelas di depan mata. Kita semua harus mempersiapkan itu. Seseorang pernah berkata..
"Esensinya 'akhir' adalah sebuah awal yang baru. Tidak ada yang perlu disesali dari 'sebuah akhir', kecuali kalau kau mengakhirinya dengan cara yang salah, di waktu yang salah."
-Devania Annesya

Mungkin saja, bukan hanya saya yang setuju dengan pemikiran seperti itu. Entahlah, yang pasti perpisahan itu pasti terjadi. Langkah kehidupan baru akan saya jalani dan juga teman-teman yang baru saja lulus. Saya berharap ini bukan akhir yang sebenarnya. Tapi inilah awal yang sebenarnya dalam kehidupan yang kita jalani. Hari ini dan seterusnya adalah dunia yang sebenarnya!


Read More

Minggu, 08 April 2018

Tentang Putih Abu-Abu Bagian 2

Dua minggu yang sangat bersejarah. Pertama pada tanggal 27 maret kemarin, Pak Manito selaku kepala sekolah saya telah habis masa jabatannya dari kursi orang nomor satu di SMK Pengkolan. Banyak warga sekolah yang berencana merayakan pelepasan kepala sekolah yang selalu bersemangat ini. Jadilah itu hari selasa warga sekolah melaksanakan upacara terakhir yang dikhususkan untuk Pak Manito. Saya pun ikut sedih mengikutinya. Walau bagaimana pun, beliau adalah kepala sekolah saya selama tiga tahun menapaki langkah di masa putih abu-abu ini. Bagi saya beliau adalah figur pemimpin terbaik diantara kepada sekolah yang lain selama saya melaksanakan wajib belajar 12 tahun terakhir ini.

pak-manito-lengser.jpg


Selamat jalan kepala sekolahku, semoga di tempat tugas yang baru kau tetap semangat membangun negeri. Kesedihan kami hari ini adalah melihat perpisahan dengan sosok kepala sekolah terhebat yang pernah kami kenal. Terima kasih atas dedikasinya dalam mendidik generasi penerus bangsa. Kami tak akan pernah melupakan jasamu.

ilustrasi-ujian-nasional.jpg


Yang kedua adalah Ujian Nasional (UN) pada tanggal 2 - 5 April. Sebuah tahap yang pasti dilalui oleh setiap murid. Saya melaksanakan Ujian ini untuk yang terakhir kalinya, rasanya antara pasrah dan senang. Saya kira saya tak akan lagi menghadapi UN karena sempat ada isu bahwa UN akan dihapuskan, tapi ternyata itu semua hanyalah wacana. Memang UN ini adalah salah satu jenis evaluasi yang dilakukan pada dunia pendidikan yang disesuaikan dengan standar pencapaian hasil secara serentak dan nasional. Beberapa teman ada yang histeris dan panik menghadapi UN. Entah itu karena belum siap secara fisik dan mental, atau takut nilainya jelek yang mengakibatkan susahnya mencari pekerjaan (bagi yang ingin langsung kerja). Kalau saya sih sudah pasrah aja bawaannya. Berserah diri kepada Sang Pencipta agar dilancarkan dalam proses pengerjaannya.

Ada yang menganggap ini adalah bagian akhir perjalanan sekolah, ada pula yang menganggap ini adalah awal dari masa depan. Terserah mau berpendapat seperti apa, itu merupakan hak kalian. Tapi yang jelas disini saya ingin menekankan bahwa berakhirnya masa sekolah yang ditandai dengan pelaksanaan UN ini bukanlah akhir dari yang namanya belajar. Dikutip dari Kompasiana, Sebuah ungkapan Latin mengatakan seperti ini, “Non Scolae Sed Vitae Discimus” yang artinya kurang lebih: “Kita belajar bukan hanya untuk sekolah, melainkan untuk Hidup”.

Belajar sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia terutama untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Belajar bukanlah semata-mata pergi kesekolah menuntut ilmu dan nilai hingga lulus dan mendapatkan pekerjaan. Sekolah dan pendidikan formal hanyalah sarana dan syarat untuk menapaki jenjang pendidikan yang sudah diatur oleh Undang-Undang. Agar sebuah generasi yang ditamatkan memiliki syarat untuk bekerja atau kembali belajar ke jenjang yang lebih tinggi.

Belajar dapat diartikan adalah sesuatu yang telah kita lakukan dari waktu lahir kedunia. Ketika masih kecil kita belajar langkah demi langkah untuk dapat berbicara, berjalan dan sebagainya. Itu sudah merupakan suatu kegiatan belajar. Maka, tidak dapat dipungkiri bahwa belajar merupakan sesuatu yang sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Jadi belajar itu adalah proses panjang yang tidak pernah berhenti.

Saya masih ingat jelas yel-yel dari Pak Minato yang sering digunakan selama dia menjabat yaitu "Tiada hari tanpa belajar!" Dan yaa memang benar itu. Walaupun saya sudah lulus, proses belajar itu masih harus terus dilakukan. Karena belajar gak hanya di kelas, tapi di kehidupan nyata pun kita harus tetap belajar. Saat ini saya benar-benar menerapkan slogan tersebut.


tentang-putih-abu-abu-bagian-2.jpg


Berbicara tentang belajar, saat ini saya punya lebih banyak waktu luang untuk belajar lebih giat. Ya itu benar, saya walaupun sudah selesai masa sekolahnya masih terus belajar. Bagi saya, tahap terakhir dari ritual wajib kelulusan ini (baca: UN) akan menjadi awal bagi perjalanan lainnya. Perjalanan baru yang penuh dengan tantangan yang lebih besar. Karena di saat yang bersamaan saya sedang belajar untuk persiapan SBMPTN. Banyak yang bilang SBMPTN itu lebih sulit daripada UN. Maka dari itu saya mengakalinya dengan fokus belajar SBMPTN daripada UN. 


Saya sadar diri bahwa tidak ada sesuatu yang instan. Termasuk dalam menghadapi ujian SBMPTN yang tinggal hitungan hari lagi. Saya terus belajar disaat yang lain sudah terlena dengan kebebasan setelah UN. Karena sudah terlalu lama saya tidak lagi merasakan kesenangan dalam belajar dan bekerja sama halnya seperti ketika saya membaca dan menulis. Tak bisa digambarkan lagi betapa merasa stresnya saya atas hal-hal tersebut.

Banyaknya materi yang tertinggal membuat saya tak bisa santai menjalani hari. Karena saya telah menyadari bahwa setiap ilmu itu terhubung satu sama lain. Contohnya saja saat kita lulus SMP lalu ke SMA. Saat di kelas 7, banyak pelajaran di SMP yang diulang kembali di SMA. Jika kita menyia-nyiakan sekolah, bukan tidak mungkin kita akan kesulitan untuk menyesuaikan materi baru yang diajarkan. Dan sialnya, itu adalah kesalahan yang pernah saya lakukan, yaitu menyia-nyiakan masa sekolah. Saya sangat menyesalinya. Namun, pada akhirnya saya sendirilah yang harus menentukan apakah saya akan terlena dengan situasi ketertinggalan ini atau bisa kembali fokus pada misi utama, yaitu SBMPTN. Doakan saya ya sob. Semoga bulan depan saya bisa mengerjakan soal ujian SBMPTN dengan baik. Aamiin..


Read More

Minggu, 18 Maret 2018

Hampir menyerah

Jalan kebenaran mulai menjauh. Saya sudah berjalan jutaan langkah. Tapi karena masih ragu, saya pun kembali jatuh. Hingga hampir ke titik paling rendah, yaitu menyerah. Yaak.. Saya hampir menyerah. Tuk sesuatu yang dulu membuat saya berdiri tegak penuh semangat menjemput masa depan. Semakin banyaknya tantangan yang menghadang, membuat otak saya menjerit. Tak ada ruang untuk berpikir. Setiap hari bangun dengan memikirkan masalah yang sama. Pergolakan hati dan pikiran tak dapat dihindari. Dengan emosi yang tak terarah. Ingin rasanya saya istirahat sejenak. Tapi ternyata tak bisa. Untuk kondisi seperti ini, rasanya tak ada waktu buat istirahat. Setiap hari selalu aja ada yang menusuk pikiran. Saya lelah untuk bersembunyi dari setiap rasa sakit yang sudah menumpuk tanpa ada satupun penenang.


Arrrgghh.. Saya terlalu bodoh! Saya mungkin  terlalu bodoh, masa cuma karena cobaan ini saya menyerah? Padahal dari dulu saya selalu mencoba tuk menjadi orang yang kuat. Tapi mengapa semakin saya terus mencoba, semakin banyak luka yang saya rasakan. Ingin rasanya saya mengucapkan kata 'menyerah'. Tapi sulit sekali. Setiap ingin mengucapkan kata itu, saya selalu ingat perjuangan besar orang tua saya yang tak pernah lelah dan tak pernah menyerah dengan keadaan. Saya tau saya sudah lelah, dan masih saja saya paksakan diri ini dalam tekanan. Tapi apa boleh buat, saya tak ada pilihan selain menjalaninya. Walau sangat berat dan sakit, harus saya tahan. karena akan lebih banyak penderitaan yang lebih hebat kalau saya memilih untuk menyerah. 


Dalam keadaan terpuruk ini. Saya mencoba tuk bangun perlahan. Karena hanya tinggal dua langkah besar lagi yang harus saya lakukan tuk mengakhiri masa sulit ini. Saya tak boleh menganggap bahwa hidup ini sebagai sebuah rangkaian penderitaan. Saya harus optimis, saya harus berdoa dan berusaha mengatasi kesulitan ini. Saya tak akan pernah menyerah kepada apapun yang menghalangi saya untuk maju. Saya yakin pasti bisa. Saya tak ingin terlihat lemah di depan para teman perempuan saya. Saya harus tetap berdiri dan tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi paling buruk sekalipun. Seburuk-buruknya masalah ini, saya harus bisa bangkit dan pantang menyerah dalam menjalani hidup. Karena  segala sesuatu harus dijalani sebagaimana mestinya. Semua sudah diatur dan berjalan sesuai dengan jalurnya. Jika saya keluar dari jalur, pasti ada konsekuensi yang harus diterima. Ini semua demi sebuah harga diri yang lebih baik di masa depan. 

Read More

Sabtu, 17 Februari 2018

Dalam Tekanan

Saya dihadapkan pada suatu situasi yang saya pikir, sulit tuk mencari jalan keluarnya. Saya merasa sekarang adalah puncak dari hari-hari buruk yang telah dilalui. Puncak dari segala rasa sakit saya. Sebuah awan hitam yang menggantung tepat di atas kepala saya. Menutup cahaya harapan yang setiap hari menyinari raga ini. Membuat saya menjadi lesu menjalani rutinitas. Saya selalu menghabiskan waktu seharian dengan penyesalan, sambil meratapi penderitaan. Dan Menghabiskan malam dengan lamunan yang entah kenapa berujung dengan penyesalan, sampai terus terjaga hingga dini hari. Setelah itu baru dah teringat akan kematian. Sebuah rasa dingin yang bisa masuk ke dasar hati, yang setiap saat dapat menghampiri saya tanpa izin. Saya belum siap menghadapi itu semua, karena masih banyak mimpi dan harapan yang belum terwujud hingga saat ini. 



Saya teramat sangat kesal dengan diri saya. Masa akhir kelas dua belas ini tak hanya dihabiskan dengan mengikuti berbagai ritual wajib kelulusan tapi juga dengan menyalahkan diri sendiri. Dulu saya termasuk siswa yang tergolong cukup pintar apalagi saat SD. Tapi setelah masuk SMK, tepatnya saat kelas sebelas sehabis PKL, kemampuan saya langsung terjun bebas. Contoh kecilnya yaitu, saya sering mengalami blank dalam ulangan. Padahal hari sebelumnya saya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Entah kenapa, semacam ada penurunan kemampuan akademik saya. Sampai sekarang semester akhir, saya rasanya semakin kehilangan minat akan sesuatu yang dulu bikin saya sangat antusias menyambutnya, yaitu jurusan akuntansi. Dulu saat awal-awal saya cukup menyukainya. Setiap materi itu kesannya seru dan menantang. Dan karena cowoknya dikit, jadi saya merasa keren banget bisa menguasai materi akuntansi. Tapi sekarang tinggal angan-angan. Saya merasa gagal dalam menjalani rutinitas kehidupan ini. Banyaknya orang yang merusak dan merendahkan diri saya membuat saya merasa terpuruk dalam penderitaan. Dan saya berkali-berkali berpikir tentang akhir. Hidup terasa gelap tanpa ada cahaya sedikitpun. Ingin menyelesaikan secepatnya apa yang telah saya mulai. Saya mengalami tekanan yang luar biasa. 


Ada saat-saat dimana saya duduk sendiri di dalam kamar. Merenungi nasib buruk yang sedang menimpa saya, hingga tengah malam sambil menangis dalam hati. Saya tidak tahu apa yang salah dengan saya. Terkadang saya merasa telah menjadi lebih baik di satu hari, dan entah kenapa merasa benar-benar hancur keesokan harinya. Inilah gejolak batin yang terus menerus mengiris hari-hari saya. Walau saya terus melawan, tetap saja kalah. Saya kecewa terhadap diri saya sendiri. Saya mencoba tuk mengontrol rasa sakit dengan kata-kata dan pemikiran. Semampunya. Tapi itu belum cukup tuk membendung beban emosional saya. Bisa dibilang tekanan yang sedang melanda hidup saya ini muncul atas ketidaksanggupan jiwa menghadapi situasi yang belum bisa saya terima seutuhnya. Rasanya saya ingin keluar, tapi dari apa? Bukankah sudah terlambat? 

Hmm.. 

Read More

Minggu, 04 Februari 2018

Duri Dalam Daging

Ketika seluruh dunia menjauh dariku.


Ketika sudah hancur tapi tetap harus melangkah.


Ketika aku harus berjuang sendirian.





Lima tahun yang lalu aku memang masih naif melihat dunia, tapi sekarang aku sudah paham betul bagaimana dunia ini berjalan. Sungguh berbeda dengan apa yang selama ini aku bayangkan. Diawali dengan ketidaksukaan ku terhadap lingkungan yang semakin hari semakin beracun, aku melihat bahwa masa depan tak selamanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Terkadang ada beberapa hal yang harus diubah sedikit dari rencana semula. Siap gak siap aku harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Ada satu hal yang selalu terpikir dalam benakku saat ini apakah aku harus takut terhadapnya atau tidak. Satu hal tersebut adalah tersesat. Sepertinya ada benih rasa takut dalam pikiranku jika sampai aku tersesat. Melenceng dari "jalan yang lurus". Karena aku merasa semakin hari semakin menjauh dari jalan kebenaran. Hampir setiap hari aku menuliskan cita-cita dan harapan agar bisa menjadi termotivasi. Namun motivasi tetap lah motivasi. kejenuhan hati dan kebutaan akan kenyataan yang ada membuatku tak pernah merasa tenang. Aku terjebak dalam krisis realitas. Gelisah diri ini memahami makna hidup yang terus dicari namun belum terlihat sedikit pun tanda-tandanya. 


mind-confused.jpg

Aku hanya ingin ditanya apakah aku baik-baik saja atau tidak. Aku ingin agar orang-orang tahu betapa tersiksanya aku dibalik topeng yang selalu aku tampilkan. Aku ingin mendapat perhatian orang lain. Perhatian yang benar-benar berhati. Tak hanya sekedar ingin tau saja. Tapi sepertinya itu hanyalah angan-angan. Tak ada yang benar-benar peduli dengan hal psikis seperti ini. Bisa-bisa aku dianggap kurang iman lagi. Hingga kini tak ada seorang pun yang tahu, bahkan ibuku. Aku terlalu malu pada diriku sendiri.


Mungkin sudah hakekat jalanku meraba dalam gelap. Meratapi nasib buruk ini sendirian tanpa adanya cahaya harapan. Berlari bersama lamunan malam. Menghimpun sisa tenaga. Berusaha untuk tetap bertahan di tengah ketidakberdayaan diri. Terus berupaya mencari jalan keluar, walau banyak duri yang menancap, tetap kulalui. Teman pun seolah lari menjauh. Kini tinggal aku sendiri. Mencoba bangkit dari keterpurukan, meski jatuh, bangkit dan jatuh lagi. Keadaan seperti ini, cukup lama aku rasakan..





Aku menderita.


Aku ingin bebas dari derita ini.
Aku tahu apa yang harus kulakukan,...


" ...tapi aku tak punya kekuatan untuk melakukannya."  


Maukah kalian membantuku?



Read More

Minggu, 14 Januari 2018

Tentang Putih Abu-Abu

Selamat malam sobat blogger.. Alhamdulillah awal bulan kemarin saya baru saja melaksanakan pembagian rapot. Memang agak telat sih, seharusnya kan akhir tahun kemarin sehabis UAS. Berhubung para guru abis studi banding ke luar kota terus gak sempet ngurusin nilai UAS, jadinya diundur pas awal masuk sekolah ini. Gimana nilainya? Yaa kalo ditanya nilai mah lumayan dah.. Walau tak ada lagi yang spesial. Rapot yang katanya hasil kerja keras pelajar untuk satu semester, sekarang bagi saya hanyalah suatu barisan angka dan kesimpulan copas yang tersusun dengan sistematis. Dulu saya semenjak SD selalu antusias saat pembagian rapot. Ehh... saat mulai masuk SMK tepatnya saat kelas sebelas hingga sekarang rapot tak lagi menjadi suatu hal yang bisa dibanggakan. Setelah saya tau kenyataannya bahwa nilai di dalamnya hanyalah sekedar angka formalitas. Yang terkadang tanpa saya (atau bahkan KITA) sadari didapatkan dengan cara yang kurang jujur. Penuh dengan manipulasi dan tipuan. Itu bukanlah nilai yang sebenarnya. Sangat disayangkan sekali sekarang sekolah bukan lagi tempat dimana kejujuran ditanamkan pada muridnya. Terutama di jenjang yang lebih tinggi, seperti SMK ini. Saya sudah gak peduli lagi sebenarnya sama nilai rapot.

Tuntutan nilai yang tinggi dari sekolah inilah yang membuat kita mendapat tekanan yang berat, bahwa nilai yang didapat minimal harus KKM atau yaa syukur-syukur kalo bisa melampauinya. Karena pada dasarnya sistem pendidikan kita ini masih mengacu pada nilai. Kita berlomba-lomba melakukan segala hal tuk mendapatkan nilai yang bagus. Sekolah pun seakan mendukungnya agar menjadi sekolah terbaik atau favorit lah istilahnya dengan mengakumulasi nilai rapot muridnya. Jadi, bukan hal yang aneh jika murid yang kurang pintar pun bisa dapat nilai delapan keatas hampir di setiap mata pelajaran. Bukan hal yang aneh memang. Pemikiran seperti inilah yang tertanam sangat dalam pada diri kita sebagai pelajar. Bahwa yang dilihat itu adalah hasil akhirnya, bukan proses untuk mendapatkan ilmu itu sendiri. 

Menurut saya, guru yang paling berpengaruh dalam membantu saya mendapatkan ilmu adalah guru SD. Karena mereka lah orang yang sangat berjasa dalam memberikan ilmu yang benar-benar masih terasa manfaatnya hingga sekarang. Mereka lah yang pertama kali membantu saya memegang pensil untuk menulis yang baik. *Walaupun pada akhirnya saya belajar otodidak tuk menulis karena saya Kidal. :D Mereka juga lah yang memberikan saya dorongan agar berani berbuat benar dan membiasakan saya tuk selalu siap bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan. Mereka membimbing saya ke arah kebaikan. Dan akibatnya saya selalu menjadi yang teratas, paling nggak saya selalu masuk lima besar. Ini semua berkat ketulusan para guru SD. Saya tak pernah melupakan jasanya. Sekarang saya hanya ingin berterima kasih. Yang dulu tak pernah sempat tuk disampaikan karena ketidaksanggupan saya berkata, saya pikir mereka pun pastinya sudah paham ketika acara kelulusan melihat anak didik nya tersenyum bahagia seakan mengucapkan rasa terima kasih secara tidak langsung. 

Ohh yaa.. Berbicara tentang masa sekolah. Saya jadi terlintas di pikiran sedikit unek-unek tentang apa yang selama ini saya rasakan di masa putih abu-abu. Ini tentang suatu hal yang sebenarnya kurang penting juga sih, tapi sepertinya harus saya keluarkan segera agar tak menumpuk di otak saya seperti sampah. Yang bisa aja setiap saat mengubur pikiran ini ke dalam jurang yang bernama keputusasaan. Wah mengerikan bukan..? Okelah daripada kelamaan langsung aja disimak ya sob. Jadi begini ceritanya... 

tentang-putih-abu-abu.jpg

Ketika saya memutuskan untuk masuk SMK, secara otomatis saya harus mengerahkan seluruh tenaga, waktu, dan tentunya uang tuk fokus pada pilihan hidup yang telah ditetapkan ini. Tapi ada satu hal yang mengganjal, yaitu kenyamanan. Entah kenapa semakin lama saya semakin berkurang minatnya terhadap jurusan yang saya pilih. Saya merasa kurang nyaman dengan apa yang mereka perlakukan kepada saya. Teman, lingkungan sekolah, dan guru, semua sama saja. Mereka tak mengerti apa yang saya rasakan. Semakin lama saya menempuh jalan hidup ini, semakin banyak pula rasa sakit yang telah saya korbankan. 

Sudah lima semester saya menempuh pendidikan di jenjang SMK. Itu berarti ini adalah semester terakhir bagi saya dan saya akan segera menyelesaikan masa sekolah sekaligus masa wajib belajar selama 12 tahun. Ini adalah akhir perjalanan sekolah saya, tapi entah kenapa tak ada perasaan senang ataupun bahagia sama sekali. Yang ada hanyalah perasaan bersalah mengingat masa lalu yang terus menghantui. Hiks hiks hiks.. Sangat hampa rasanya saya menyudahi masa sekolah ini. Mungkinkah harus saya ratapi dalam-dalam semua perasaan aneh ini. Hmm.. Disetiap waktu pulang sekolah, terkadang saya melamun dan suka merasa sedih kalau melihat anak yang berseragam SMA. Saya sedih karena gak bisa benar-benar merasakan apa yang seharusnya terjadi di masa putih abu-abu ini. Di jenjang tertinggi wajib belajar selama 12 tahun ini. Yang katanya masa sekolah terindah. Yang katanya masa yang sulit untuk dilupakan. Yang katanya punya banyak kenangan. Yang katanya masa yang paling berkesan. Cihh.. Omong kosong! Sampe sekarang saya gak bisa menikmati kata-kata tersebut. Saya rasa sudah hampir TIDAK mungkin untuk saya bisa menikmati apa yang disebut dengan 'keindahan' tersebut. Saya merasa ada yang beda dengan kebanyakan orang diluar sana. Mereka terlihat sejahtera. Mereka kelihatannya hanya tahu tentang kesenangan semata. Dan lebih enaknya lagi yaitu dimudahkannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka setidaknya sudah pernah mempelajari materi ipa/ips. Sedangkan saya sama sekali tidak. Saya benar-benar merasa 'buta' akan materi kuliah. Saya sedih sekali karena harus berjuang keras sendiri. :(

Kebanyakan 80% temen di kelas saya ingin langsung bekerja, 15% ada yang mau lanjut pendidikan tapi masih pada galau mau ngambil jurusan apa, sisanya ada belum menentukan pilihan mau dibawa kemana hidupnya setelah lulus sekolah nanti. Bilangnya,  liat aja nanti gimana... mengikuti arus yang entah kemana akan berlabuh. Kalau saya sih udah punya tujuan, yaitu mau lanjut pendidikan yang lebih tinggi. Saya juga sudah tau ngambil jurusan apa, tinggal eksekusinya nih yang agak susah. Karena saya harus menyeimbangkan antara ngejar materi SMK yang cukup memberatkan dan materi SMA tingkat lanjut yang ada di ujian SBMPTN. Jujur aja, materi SMK ini sangat menguras otak. Banyak tekanan sana sini untuk dapat menyelesaikannya sesuai target sebelum UKK (Ujian Kompetensi Keahlian) dilaksanakan. Saya bingung ingin membagi fokus kemana, saya ingin sekali ada seseorang yang dapat membimbing saya untuk mengajarkan materi SBMPTN ini. Tapi apa daya, tak ada satupun yang peduli. Emangnya gak punya temen yang SMA? Halahhh.. Boro-boro inget dengan saya. Mungkin mereka sudah melupakan saya, kelihatannya mereka udah sibuk dengan dunianya masing-masing. Kalau dikatakan sedih mah yaa sedih dah.. Gak tau lagi harus dijalani dengan apa agar saya bisa terus menatap masa depan. Semoga aja saya bisa kuat menghadapi kenyataan pahit ini. Hufftt.. 
Read More

Minggu, 31 Desember 2017

Coretan Akhir Tahun 2017

Selamat malam sobat blogger.. Tahun 2017 beberapa jam lagi akan segera berakhir. Tahun ini cukup berat bagi saya. Maka dari itu sebelum melewatkan tahun yang penuh dengan segala peristiwa suka dan duka ini, saya ingin sekali menuliskan kilas balik peristiwa yang saya alami selama tahun 2017 ini. Yaa bisa dibilang ini merupakan Coretan Akhir tahun 2017. Mungkin isinya gak terlalu lengkap, hanya beberapa kejadian yang saya ingat di tahun ini. Akibat banyaknya aktivitas di dunia nyata daripada mengisi blog. Oke daripada banyak nyimeng langsung aja sob!

► 9 Februari 2017
Yak pada tanggal ini saya melaksanakan sidang PKL. Buat yang belum tau, setiap sehabis PKL murid dituntut untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan selama pkl dengan membuat sebuah laporan dan mempresentasikannya ke guru. Jadi ini masih kelanjutan dari proses prakerin. Saya benar-benar lega bisa melewati masa ini.

► Maret - mei 2017
Nah setelah selesai melaksanakan sidang PKL yang begitu menguras tenaga, sekarang saya ngejar materi sekolah yang beberapa waktu lalu sempat ketinggalan. Tiada hari tanpa tugas. Selalu aja ada kesibukan yang sedang dilakukan di kelas. Rasanya saya begitu lelah menghadapi tantangan ini. Banyak guru yang bahkan tidak masuk kelas tapi tetap memberikan tugas yang tidak logis. Maksudnya dalam artian harus dikumpulkan hari itu juga. Yailah buu... emang tugas dari ibu doang apa. Belum lagi ada satu tugas yang benar-benar menyiksa otak. Yaitu kita disuruh bikin drama teatrikal. Setelah sebelumnya disuruh bikin puisi 16 lembar. Setdah ni guru sbk gak kira-kira kalo ngasih tugas. Dikata kita sangat kreatif kali sampe sebanyak itu. Hmm... Ada-ada aja guru jaman sekarang. Tapi saya coba menikmati itu semua. Saya tetap yakin dan jalani aja seperti air mengalir.

► 24 mei 2017
Hari ini adalah hari 17 tahun saya. Alhamdulillah teman-teman saya membantu merayakannya, dengan cara yang sederhana dan bermoral bagi saya. Gak ada acara cebur ceburan, tepung tepungan, atau bully bully an. Semua dilakukan penuh rasa syukur. Saya sangat berterima kasih sama teman-teman SMK sekalian, terkhusus yang ngadain tumpengan ini Hehehe.. Saya sempet terharu liat keadaan ini. Saya cukup senang hari itu. Hari itu gak bakal saya lupakan.

► juni 2017
Sehabis lebaran tepatnya. Saya diajak sama saudara untuk ikut serta dalam kegiatan kemping. Jadi dia ngadain kemping di gunung gede, Bogor. Berhubung saya jarang sekali naik gunung, begitu ada kesempatan langsung dah saya mengiyakan. Kami berangkat bertujuh ke sana. Pemandangan alamnya indah juga. Hawanya sangat sejuk, benar-benar nikmat sekali menghirup udara bersih pegunungan.

► 19 juli 2017
Yak saya hari ini mengikuti acara demo eskul MOS. Entah kesambet apa saya tiba-tiba nekat aja mengiyakan tawaran waktu itu udh tampil demo. Saya tampil di depan para adek kelas yang baru aja pada masuk. Wahh rasanya lumayan degdegan juga. Tapi saya melakukannya dengan lancar. Setelah acara itu, eskul kita dapat 23 pendatang baru. Yaa lumayan dah. Buat pengalaman juga tampil di depan umum. Wahaha..

► 25 juli 2017
Nah ini dia yang saya tunggu pada tahun ini, yaitu bikin E-KTP. Tahun ini kan 2017, otomatis usia saya juga sudah 17 tahun. Saya sudah bisa bikin E-KTP yang sangat penting untuk berbagai keperluan. Oya tidak hanya E-KTP, saya juga langsung mengurus pembuatan SIM agar bisa pergi kemana-mana hehe..

► Agustus - desember 2017
Nah ini dia yang paling greget pada tahun ini. Saya begitu baru masuk udah langsung kejar target belajar. Jadi pada semester ini materi belajarnya adalah gabungan semester satu dan dua. Behh.. Kebayang gak tuh gimana padatnya bulan-bulan ini. Lebih padat daripada awal tahun. Dobel tugas, dobel materi, dobel pusing. Udah gitu sempet ada konflik pribadi dengan diri sendiri sampai saya sempat nge down, dan merasa bahwa saat ini adalah titik terendah dalam hidup. Bener-bener menyiksa jiwa raga.


Yak.. Cukup segitu saja peristiwa yang memorable. Mudah-mudahan ini dapat menjadi sebuah refleksi, paling tidak untuk saya sendiri. Biar gak mudah lupa juga mengingat masa lalu. Dan pada akhirnya diantara beberapa tulisan saya di tahun ini, saya masih dapat merangkumnya untuk menjadi sebuah Coretan akhir tahun yang cukup mewakili atas segala sesuatu yang terjadi sepanjang tahun 2017.

Bisa dikatakan tahun ini seimbang lah antar kebahagiaan dan penderitaan. Walaupun penderitaan yang paling terasa sih sebenarnya, tapi tahun ini akan selalu saya ingat sebagai seorang Blogger dengan adanya coretan ini. Saya harap rasa sakit ini cepat berakhir. Semoga tahun depan akan lebih baik lagi dari tahun ini. 

Okey cukup sekian.. Terima kasih banyak telah membaca! Selamat akhir tahun 2017 sob!


Read More

Minggu, 24 Desember 2017

Fourth Anniversary

Hari ini empat tahun yang lalu, saya menekan tombol publikasi Post pertama di blog ini. Dulu saya tidak pernah memiliki niat menjadi seorang blogger. Saya hanya suka berselancar di internet. Setiap hari selalu aja ada yang dibaca. Saya bukan penulis, saya tidak memiliki tata bahasa yang baik dan pasti sobat sekalian sering melihat kesalahan ejaan dalam posting saya. Sepanjang empat tahun ini, banyak sekali tantangan yang dihadapi. Khususnya tahun ini, lebih banyak saya melakukan aktivitas di dunia nyata daripada mengisi blog ini. Yaa mau gimana lagi ya, sudah menjadi tuntutan anak sekolah. Hehe :D

fourth-Anniversary.jpg

Sedikit bercerita ni sobat, mungkin banyak yang belum tahu bahwa dulu saya kebanyakan mendapatkan ide ketika ingin beranjak tidur. Itu adalah waktu terbaik bagi saya untuk ngeblog. Saya adalah seorang yang terkadang bosan untuk tidur dan memilih untuk meluapkan seluruh isi kepala setiap harinya. Itu berguna untuk menekan stres agar beban di kepala sedikit berkurang. Dan saya tak sadar sering menemukan diri saya terjaga sepanjang malam. Tapi ketika umur saya semakin berkurang, saya sudah tak bisa lagi begadang seperti dulu. Sebagai pelajar yang masih memiliki satu semester lagi untuk dilalui bukanlah mudah menyeimbangkan antara sekolah dan ngeblog. Terlebih sekarang dan nanti merupakan masa yang sangat sibuk sekali bagi saya. Tugas tak pernah berhenti berdatangan. Saya harus selalu siap menghadapi itu semua. Karena sebentar lagi saya akan memasuki dunia nyata yang sebenarnya.

Empat tahun ini saya berusaha. Empat tahun sudah saya menjelajahi dunia blog. Tapi baru tahun ini blog saya benar-benar sepi pengunjung. Tak ada seorang pun yang berkomentar di salah satu Postingan di tahun ini. Hmm.. Padahal saya sudah menyempatkan sesekali buat mampir kesini, Apa daya belum ada yang komentar. Empat tahun bukan waktu yang lama untuk konsisten mengisi blog. Sangat banyak perubahan yang cukup besar selama empat tahun ini. Rasanya benar-benar beda ngeblog di mywapblog sama di Blogspot. Saya sebenarnya masih belum bisa move on dari MWB. Tapi ya sudahlah lupakan, tak ada yang bisa disesali. Itu sudah menjadi takdir. Saya harus terus berjalan, menatap ke depan. Karena untuk jadi berkelas butuh kerja keras.


Read More

Sabtu, 09 Desember 2017

Kehilangan Arah

Yak selamat malam sobat. Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu datang juga. Libur! Satu kata yang membawa kesegaran. Saya udah gak sabar banget untuk nulis lagi di blog ini. Setelah kurang lebih dua puluh minggu saya menjalani rutinitas kehidupan dengan segala permasalahnya. Sangat berat. Memang berat. Berat sekali. Adanya tekanan yang luar biasa dari lingkungan di sekitar saya, membuat saya frustrasi. Saya sering berfikir yang nggak-nggak tentang hidup ini. Selalu melihat semuanya dengan tatapan yang negatif. Arrgh.. Kacau lah pokoknya mah! Tapi ya sudahlah lupakan, yang penting sekarang sudah masuk liburan dan saya punya waktu untuk ngeblog lagi. Dan pada kesempatan kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang saya yang mengalami suatu fase lumrah, yaitu kehilangan arah. Pastinya banyak dari kita yang sudah merasakannya, nah sekarang giliran saya. Jadi begini ceritanya.. 

Saat awal masuk SMK, raga ini bisa dikatakan sangat bersemangat menyambut kehidupan baru sebagai pelajar dengan seragam putih abu-abu. Saya masih ingat sekali pernah menulis kata-kata yang kurang lebih seperti ini, 

Alhamdulillah.. Sekolah baru. Teman baru. Pengalaman baru. Akhirnya aku bisa merasakan masa putih abu-abu juga. Semoga dengan ini aku bisa melupakan masa laluku yang berantakan. 

Terdengar sangat optimis untuk ukuran seorang pemberontak pensiun. Dipikiran saya waktu itu hanyalah belajar, belajar, dan belajar. Berusaha menjadi orang baik-baik dan mencoba sekuat tenaga melupakan masa lalu dengan fokus pada masa depan saat itu yang sudah terbuka. Tak ada beban yang berarti, yang ada hanya kesenangan menjalaninya. Karena saya tau, teman lama saya pun sama masa depannya saat itu, masuk SMK jurusan akuntansi juga. Makin tambah lah semangat saya waktu itu. 

Sampai ketika saya menginjakkan kaki di kelas dua belas. Hal-hal ganjil sudah mulai terasa. Mulai dari temen yang sering mengejek dan mempermainkan saya (secara halus) , sampai banyaknya teman kelas yang membuat geng. Kondisi kelas menjadi terkotak-kotak, semacam ada sekat pemisah antara geng-geng tersebut. Persatuan pun hanya jadi wacana yang dari awal selalu ingin diwujudkan. Sudah terasa jelas kalo ada yang gak beres. Sampai saat tulisan ini dibuat, bisa dikatakan saya sedang menuju puncak dari cobaan yang sulit dilupakan oleh otak. Makin kerasa sekali beban yang harus saya tahan terus menerus agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Hidup dikelilingi dengan lingkaran kegelapan. Tak ada tujuan yang pasti. Keyakinan saya pun mulai goyah, karena adanya satu hambatan besar yang mau tidak mau harus saya jalankan. Saya terjebak dalam kondisi yang sangat amat sulit. Hidup pun berjalan datar, terasa tak berarti. 

kehilangan-arah.jpg

Saya jadi teringat juga dulu saat kelas enam saya ingin cepat-cepat menyelesaikan masa sekolah ini yang bagi saya sangat membosankan. Tapi sekarang saat sudah berada di akhir perjalanan masa sekolah, saya bingung mau kemana arahnya. Seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Saya benar-benar kehilangan arah tujuan hidup. Serasa harapan saya satu per satu mulai hilang. Padahal dulu saya yakin setiap orang yang hidup di dunia ini pasti punya tujuan utama. Kalaupun ada orang yang belum menemukannya, setidaknya ada tujuan untuk terus hidup, seperti memenuhi kebutuhan yaitu makan agar tidak mati sekarang. 

Dan kini saya selalu bertanya pada diri sendiri, sebenarnya saya sedang membimbing diri ini ke arah mana? Tujuan utama saya itu apa? Saya kira diri ini hanya berputar-putar mengelilingi sesuatu yang tak pasti. Tak ada kemajuan yang signifikan antara kemampuan akademik dan keahlian yang saya miliki. Selalu saja saya rasa seperti ada yang kurang walaupun sebenarnya saya sudah merasa cukup. Rasa ketidakmampuan saya melawan cobaan ini bagaikan kawat berduri yang melilit kaki saya agar tak bisa melangkah. Jangankan melangkah, bergerak saja pasti akan terluka. Sungguh tak berdaya saya dikendalikan oleh kondisi yang sangat sulit seperti ini. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, saya iseng searching di internet mengenai permasalahan yang sedang saya hadapi ini. Setelah kurang lebih tiga puluh menit mencari, akhirnya ketemu juga sebuah artikel yang perlahan membuka kembali pikiran dan hati saya. Saya kutip sedikit dari situs ini, inilah pencerahannya.. 

"Bila anda merasa bingung, lelah, tidak punya arah. Maka berhentilah sejenak, istirahatkan diri, dan fokuslah untuk menguatkan diri dahulu, agar Anda menjadi kuat kembali, dan bisa meneruskan kembali sisa perjalanan Anda.
Abaikan untuk sementara urusan dengan manusia, kecuali yang darurat saja. Karena saat Anda lelah atau lemah, Anda harus meringankan dan menurunkan beban di pundak Anda untuk sementara waktu, hingga Anda kuat kembali mengangkatnya dan berjalan lagi."

Wah.. Setelah direnungkan sejenak, ada benarnya juga ya.. Mungkin saya harus mengasingkan diri dari dunia luar. Saya harus rehat sebentar mencari ketenangan agar bisa introspeksi diri sendiri. Terlebih sekarang lagi libur, pas banget nih momen nya. Walaupun liburannya gak lama, Cuma dua minggu. Tetap saja harus saya maksimalkan dengan baik untuk merefresh otak agar bisa bekerja dengan baik kembali. Saya tak ingin berkomunikasi dengan temen selama libur ini tuk mengurangi beban di pundak. Hufft... Entah tulisan macam apa yang saya tulis di blog sunyi kali ini, yang jelas saya hanya ingin mengutarakan isi kepala seorang pendosa yang sedang kehilangan arah dalam hidupnya. Dengan segenap tenaga yang masih tersisa tuk satu semester lagi. InsyaAllah saya akan kuat tuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai. 
Read More

Sabtu, 18 November 2017

Bosan (hidup)?

Saya hanya manusia biasa. Makhluk yang bisa merasakan lelah dan bosan. Bisa juga kehilangan motivasi. Seakan tak ada gairah untuk hidup lebih lama. Dapat dikatakan bahwa, saya memang terlalu jenuh dengan aktivitas maupun masalah yang ada saat ini. Saya tak tahu lagi harus dengan apa mencari. Saya ingin bebas dari masalah diri saya. Saya merasa babak belur secara fisik dan secara emosi. Terlalu banyak hal-hal negatif di pikiran saya. Perjalanan panjang saya sejauh ini terasa sangat putus asa. Sebelumnya saya tak pernah setakut ini dalam menghadapi hari. Tapi sekarang seakan-akan setiap hari adalah 'neraka'. Selalu aja ada yang menusuk pikiran. Inikah rasanya terkurung dalam penderitaan yang tak berujung? Terasa hampa. 

Sudah hampir sebulan belakangan saya dilanda perasaan bosan yang luar biasa ini. Rasanya benar-benar kehilangan semangat. Yaa tak bisa dipungkiri memang, bahwa sebagian orang (termasuk saya) pernah merasakan kebosanan dalam menjalani rutinitas kehidupan dengan segala permasalahnya. Entah itu menyenangkan ataupun membosankan. Pasti ada aja suatu hambatan yang membuat kita bosan dan tak bisa lagi melangkah, seakan berada di jalan buntu. Nahh... sekarang, Hambatan terbesar saya ialah banyaknya orang yang mengejek, meleceh, dan mengusik usaha saya. Apalagi ditambah dengan penyangkalan dari lingkungan sekolah yang kurang mendukung. 


bosan-hidup.jpg 

Apakah saya sanggup melaluinya...? Entahlah. Saya mulai tak semangat. Sungguh tak semangat. Hari-hari berjalan dengan sangat lambat. Setiap jam berlalu dengan perasaan yang resah. Tak ada seorangpun mengerti. Saya dipandang sebelah mata oleh situasi dan kondisi sekarang. Awalnya sih memuji tapi lama kelamaan mulai menjatuhkan, dan bahkan mengubur kecerdasan. Prestasi saya menurun drastis. Berada di titik terendah selama saya bersekolah. Rasanya sungguh sangat tidak mengenakkan. Bukan masalah capaian, tapi harga diri dan kepercayaan saya dipertaruhkan. Untuk sekarang, saya akan berhenti sementara melihat susunan masa depan. Berhenti meratapi segala pikiran yang cukup memberatkan, termasuk ambisi dan impian. Karena terkadang impian juga bisa bikin kepala penat. Pikiran pun melemah. Hati saya sekarang jadi gelisah dan was-was. Setiap hari jadi tak keruan. Setiap malam yang ada hanya penyesalan yang tak terbendung.

Hati kecil saya sering bertanya, "Kenapa kamu nggak menikmatinya saja dam?" hmm.. Gimana ya, saya Nggak tau. Saya nggak tau kenapa sangat sulit sekali menikmati suatu hal yang saat ini kurang disukai. Dalam praktiknya gak segampang yang dikira. Banyak tekanan dari berbagai pihak. Bukan berarti saya tak bersyukur, tapi saya tak ingin rasa sakit ini terus menjadi-jadi. Saya berharap ini bukan masalah besar. Untuk saat ini, saya hanya bisa memendam. Memendam seluruh perlakuan orang-orang yang sering membuat saya sakit. Saya tak pernah membalasnya. Saya tidak berhak, saya hanya mencoba tuk doakan mereka agar menjadi pribadi yang lebih baik. Walaupun logika berkata lain. Pertentangan itu pasti ada. Antara hati dan pikiran. Saya berusaha menutup ekspresi ini agar tak ada yang curiga. Tapi apa daya? Setelah beberapa bulan, akhirnya semua perasaan campur aduk ini pecah berantakan. Saya mendekati depresi. Agar tak semakin parah, saya putuskan untuk mencurahkannya di blog kesayangan ini tuk mengurangi rasa stres yang berlebihan. Entah sampai kapan saya bisa bertahan. Saya tak tau. Saat ini saya benar-benar butuh penerangan batin. Sebuah petunjuk tentang suatu hal yang dapat membimbing saya ke arah kebaikan. (?)  

Read More