Rabu, 31 Oktober 2018

Angan-angan mengikat tubuh

Siapa yang tak pernah melamun? Membayangkan kehidupan yang lebih baik, membayangkan hal-hal yang lebih indah, ataupun membayangkan hal yang mustahil untuk dilakukan. Jelas, semua orang pasti pernah melakukan hal tersebut. Melamun merupakan aktivitas di luar kesadaran manusia yang bisa membawa kita melupakan sejenak kenyataan yang ada dan membawa kita ke dunia batas lain sesuai keinginan kita. Dan Itulah aktivitas yang akhir-akhir ini sering saya lakukan. Melamun tentang kelanjutan dari perjalanan hidup saya. Mulai merasakan apa yang disebut dengan 'pengangguran'. Rasanya setiap hari tidak berwujud. Hanya bisa berangan-angan dan melamun tentang kelanjutan dari perjalanan hidup saya ini. Masa depan saya pun berjalan dengan lambat. Setelah gagalnya saya lolos seleksi kuliah lewat jalur SBMPTN, otak ini selalu berpikir gimana caranya agar saya tak merasa bersedih menjawab chat teman yang selalu bertanya apakah saya lolos atau nggak. Cukup menguras perasaan sebenarnya, tapi ya mau gimana lagi. Ini sudah takdir.

melamun.png


Sedikit bercerita ya sob, kurang lebih satu tahun yang lalu saya pernah membenci diri sendiri. Itu semua bermula ketika saya pernah menyia-nyiakan masa SMP yang berakibat saya sulit untuk beradaptasi dengan jenjang sekolah selanjutnya. Saya jadi tidak tau tahapan apa yang harusnya bisa dilalui dengan baik. Waktu SMP saya sama sekali tidak peduli akan bagaimana kehidupan saya nantinya di masa yang akan datang. Segala beban yang banyak dan mungkin berat selalu tak sempat saya pikirkan. Jangankan untuk memikirkannya, membayangkannya akan seperti apa tantangan besar yang mungkin menghampiri saya di masa mendatang sama sekali belum terlintas dalam pikiran saya waktu itu. Saya terlena dengan segala macam keasikan remaja puber. Rasanya saya ingin kembali ke masa lalu untuk mengubah semuanya. Kalau tau anak SMK agak sedikit sulit untuk dapat mengejar materi SBMPTN, seharusnya saya memilih SMA. Hmm.. Tapi apalah daya manusia pendosa ini memilih untuk pasrah mengikuti kehendak orang tua. Lagi-lagi semua karena kesalahan saya yang tidak mau cari tau tahap apa saja yang harus dilalui agar bisa menuju ke pendidikan yang lebih tinggi lagi.


Kalau boleh jujur, di masa SMK kemarin saya ngebatin banget sob! Pikiran saya habis buat mikirin itu SMK. Saya gak ikut organisasi populer, komunitas, atau lainnya. Lama-kelamaan saya jadi nyaman menyendiri dan menikmati kesendirian itu. Selama ini belum ada pencapaian yang benar-benar spesial dalam hidup saya. Biasa saja. Sekarang, temen-temen saya udah ada yang pada kerja dan kuliah. Sedangkan saya gak tau harus kerja atau lanjut lagi belajar buat SBMPTN tahun depan. Kerjaan saya cuman bantu orang tua, makan, tidur, dan baca tulis gak jelas di rumah. Sedangkan, Tekanan di dalam pikiran sudah timbul sejak lama dan membuat saya  sedih hingga mengganggu rutinitas tersebut. Saya mau cerita sama orang tua saya tentang ini. Tapi gak berani sob, takut nambah beban pikiran mereka. Di kala orang mulai sudah mulai ngejar tujuan hidupnya, saya malah masih kebingungan tuk memulai langkah pertama yang sempurna.

monster.png


Bisa dibilang semua pikiran Ini muncul dikarenakan monster itu datang lagi dan mengusik suasana hati saya yang sedang melakukan pemulihan. Ancaman demi ancaman terus dilakukan oleh makhluk terkutuk nan biadab ini agar saya terus mengikuti kemauannya. Sungguh tak mengenakkan bukan..? Membuat saya benar-benar ingin secepatnya melupakan masa putih abu-abu kemarin. Terlalu banyak penderitaan yang saya rasakan dibanding kesenangan sebagaimana kebanyakan remaja di luar sana. Dalam suasana hati yang penuh tekanan karena banyaknya orang yang merusak, kecenderungan hati saya sebenarnya hanya butuh tempat pelampiasan. Tempat untuk mencurahkan segala beban yang ada. Dan saya pikir hanya di blog ini saya bisa sesuka hati menulis apa pun yang saya inginkan. Kebetulan, blog ini juga nggak ada yang baca. Kesempataan saya buat mencurahkan isi hati dan pikiran. Bodo amat lah mau dibilang cemen atau lembek. Intinya saya ingin bebas dari segala ketidakberdayaan ini!


0 comments:

Posting Komentar

Silahkan komentar, bebas asal sopan dan relevan.