Minggu, 04 Februari 2018

Duri Dalam Daging

Ketika seluruh dunia menjauh dariku.


Ketika sudah hancur tapi tetap harus melangkah.


Ketika aku harus berjuang sendirian.





Lima tahun yang lalu aku memang masih naif melihat dunia, tapi sekarang aku sudah paham betul bagaimana dunia ini berjalan. Sungguh berbeda dengan apa yang selama ini aku bayangkan. Diawali dengan ketidaksukaan ku terhadap lingkungan yang semakin hari semakin beracun, aku melihat bahwa masa depan tak selamanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Terkadang ada beberapa hal yang harus diubah sedikit dari rencana semula. Siap gak siap aku harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Ada satu hal yang selalu terpikir dalam benakku saat ini apakah aku harus takut terhadapnya atau tidak. Satu hal tersebut adalah tersesat. Sepertinya ada benih rasa takut dalam pikiranku jika sampai aku tersesat. Melenceng dari "jalan yang lurus". Karena aku merasa semakin hari semakin menjauh dari jalan kebenaran. Hampir setiap hari aku menuliskan cita-cita dan harapan agar bisa menjadi termotivasi. Namun motivasi tetap lah motivasi. kejenuhan hati dan kebutaan akan kenyataan yang ada membuatku tak pernah merasa tenang. Aku terjebak dalam krisis realitas. Gelisah diri ini memahami makna hidup yang terus dicari namun belum terlihat sedikit pun tanda-tandanya. 


mind-confused.jpg

Aku hanya ingin ditanya apakah aku baik-baik saja atau tidak. Aku ingin agar orang-orang tahu betapa tersiksanya aku dibalik topeng yang selalu aku tampilkan. Aku ingin mendapat perhatian orang lain. Perhatian yang benar-benar berhati. Tak hanya sekedar ingin tau saja. Tapi sepertinya itu hanyalah angan-angan. Tak ada yang benar-benar peduli dengan hal psikis seperti ini. Bisa-bisa aku dianggap kurang iman lagi. Hingga kini tak ada seorang pun yang tahu, bahkan ibuku. Aku terlalu malu pada diriku sendiri.


Mungkin sudah hakekat jalanku meraba dalam gelap. Meratapi nasib buruk ini sendirian tanpa adanya cahaya harapan. Berlari bersama lamunan malam. Menghimpun sisa tenaga. Berusaha untuk tetap bertahan di tengah ketidakberdayaan diri. Terus berupaya mencari jalan keluar, walau banyak duri yang menancap, tetap kulalui. Teman pun seolah lari menjauh. Kini tinggal aku sendiri. Mencoba bangkit dari keterpurukan, meski jatuh, bangkit dan jatuh lagi. Keadaan seperti ini, cukup lama aku rasakan..





Aku menderita.


Aku ingin bebas dari derita ini.
Aku tahu apa yang harus kulakukan,...


" ...tapi aku tak punya kekuatan untuk melakukannya."  


Maukah kalian membantuku?



0 comments:

Posting Komentar

Silahkan komentar, bebas asal sopan dan relevan.