Rabu, 07 Oktober 2015

Mencicipi Ulangan Online

Selamat malam sob. Gimana kabarnya semua? Semoga kedaaan kalian selalu sehat. Alhamdulillah malam ini saya nyempetin buku blog sederhana ini. Seperti yang sudah kalian baca diatas, saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman pertama mencicipi ulangan online.

Jadi begini ceritanya, Minggu kemarin saya baru saja mengikuti UTS dari tanggal 28 sampai 3. Nah, sekolah saya ini dulu kan mantan RSBI, jadi ulangannya menggunakan sistem Online. Sebenarnya ulangan dengan menggunakan sistem Online ini sudah berlangsung sejak setahun yang lalu. Perlu saya jelaskan terlebih dahulu, Sistem Ulangan Online ini berupa halaman web dinamis, yang dibuat menggunakan pemrograman PHP, yang dibuat oleh guru. Karena saya masih anak baru, seminggu sebelum UTS seluruh kelas X termasuk saya disosialisasikan dengannya yang namanya Ulangan Online, diruang aula. Saat guru menerangkan tentang ulangan online, dalam hati saya sempat beropini, "Duh, kayaknya nih ulangan online agak ribet dah. Segala harus log in lah, inilah, itulah.."

ulangan-online.jpg

Hari ulangan pun tiba, dengan berbagai persiapan yang agak matang. Saya menyakinkan diri untuk bisa. Setelah nunggu beberapa menit, peserta ulangan boleh masuk ke lab. sesuai nomor yang disediakan. Posisi saya di paling ujung pinggir deket guru pengawas, bisa dibilang kurang strategis untuk ulangan. Tapi ya mau gimana lagi, resiko namanya huruf terakhir. Saat ulangan banyak kendala yang saya hadapi, tapi ada satu yang sangat menonjol yaitu, jenis soal ulangannya pilihan ganda! Bayangkan sob, pilihan ganda! sensasinya kayak UN aja dah.

Hari demi hari ulangan dilewati, dengan nilai yang belum bisa memuaskan jiwa ini. Rasanya ingin terus berusaha lagi untuk mendapatkan nilai terbaik. Semoga aja kedepannya saya bisa lebih baik lagi, karena ini masih tahapan awal dari yang paling awal untuk menjemput masa depan!
Read More

Kamis, 24 September 2015

Selamat hari raya idul adha 1436 H

Selamat pagi sobat. Alhamdulillah ya, kita masih diizinkan bertemu dengan Hari Raya Qurban ini. Sepertinya, cuma dari rangkaian kata ini yang bisa saya sampaikan dari postingan saya yang terkadang tak terjaga. Melalui tulisan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua, apabila masih banyak kesalahan. Air tak selalu jernih, begitu juga ucapan saya. Semoga di hari raya ini, Allah SWT selalu memberikan kemudahan, berkah, rizki, dan kesehatan tentunya pada kita semua.

xosys-idul-adha.jpg


Akhir kata saya dan keluarga mengucapkan Selamat hari raya idul adha 1436 H. Minal aidin wallfaidin. mohon maaf lahir dan batin. Selamat Qurban sob!
Read More

Senin, 21 September 2015

Lepas kendali, menjawab tantangan

Wajar bila saat ini aku bahagia, langkah menjemput masa depan berjalan mulus tanpa hambatan. Timbunan asa yang sangat penting satu persatu kini mulai terungkap. Tapi ada beberapa hal yang harus aku perhatikan dalam menyusun sebuah impian. Salah satunya adalah sebuah tantangan. Banyak sekali tantangan dan rintangan saat aku mulai melangkahkan kaki di sana. Jika sebelumnya aku tak pernah aktif di berbagai kegiatan atau sejenisnya di masa lalu. Kini, baru dua belas hari beradaptasi, aku mulai dihadapkan dengan tantangan yang cukup rumid, dikarenakan aku harus lebih aktif memecah masalah yang tak akan pernah berhenti berdatangan. Maklumlah kurtilas, harus lebih mandiri dan disiplin.

garislurus.jpg 


Oya aku Jadi teringat, dua minggu yang lalu aku sempat menyelidiki sebuah kenyataan disana. Bahwa, kebanyakan orang lebih pintar menyalahkan seseorang tanpa memikirkan kesalahannya sendiri. Bukan maksud merendahkan, tapi ini memang fakta di lapangan. Banyak orang pintar tapi bodoh, pintar hanya dari segi akademis. Sedangkan sikapnya slengean, Begitupun sebaliknya. Aku jadi semakin heran, padahal dulu di sekolah dasar gak gitu² banget, kok sekarang di sekolah tingkat atas malah begini. Hmmm.. :?

Dulu aku terlalu nyaman mencari ilmu di swasta, sampai lengah dan membuat sebuah kesalahan yang lumayan nyeleneh. Semenjak membuat kesalahan tersebut, aku jadi selalu patuh sama yang namanya peraturan. Namun sekarang aku benar² merasakan kembali menjadi anak negeri. Peraturan bernafaskan religi yang dulu sering aku terapkan kini jarang dipakai. Diriku mulai menomorduakan peraturan. Ikatan dengan berbagai macam aturan perlahan putus. Jiwa ini mulai lepas kendali dan tak terarah, tuk menjawab berbagai tantangan baru yang semakin rumid dan kompleks.
Read More