Kamis, 11 Oktober 2018

Masa Suram

Entah kenapa malam ini saya gak bisa tidur seperti biasanya. Ada suatu hal yang harus dikeluarkan dari kepala ini agar bisa menuju alam mimpi. Sepertinya tantangan besar yang kemarin saya hadapi nampaknya belum benar-benar selesai. Masih ada jeratan yang tak mau lepas dari hidup saya. Sangat meresahkan sekali. Bikin perasaan saya jadi gak karuan begini. Entah apa yang ada di pikirannya, sampai-sampai saya harus mengisi hari-hari dengan rasa sakit lagi. Padahal baru tiga minggu saya merasakan nikmatnya kebebasan dari segala belenggu yang selama ini menyiksa, mencoba menikmati hidup, dan yang paling penting yaitu berusaha bangkit setelah terjatuh. Ehh.. Kenapa 'Monster' itu datang lagi ke dalam hidup saya!

masa-suram.jpg


Membuat saya semakin yakin bahwa seluruh masa sekolah saya benar-benar tak menyenangkan. Saya rasa tidak ada yang spesial di masa sekolah selama 12 tahun ini. Yang ada malah rasa sakit dan penderitaan yang tak berujung. Sedih karena gak bisa benar-benar merasakan kenikmatan sekolah yang sesungguhnya. Saya merasa telah menyia-nyiakan waktu sekolah begitu saja tanpa ada akhir yang begitu puas. Teman sebaya saya kebanyakan lebih memilih untuk berkata ‘sabar ya’ dengan nada menenangkan, daripada memilih untuk menemani dan menghilangkan pikiran negatif ini. Orang lain pun cenderung lebih memilih untuk menyemangati lalu pergi menghilang daripada memilih untuk merangkul dan tetap menemani hari-hari gelap saya. Rasanya seperti terpisah dari kenyataan dan lingkungan sekitar. Kalau sudah seperti itu, satu-satunya cara untuk mengurangi beban yaitu dengan mencurahkannya dalam bentuk tulisan di blog sunyi ini. Saya jadi ingin sekali bercerita sedikit tentang masa-masa sekolah. Jadi begini..


Masa SD saya cukup suram karena tak punya teman yang pasti, kalaupun ada yaa paling teman yang hanya datang kalo lagi ada tugas, selebihnya saya selalu sendiri. Nahh.. Di masa SMP saya sudah mulai membaik, udah bisa berbaur dan mempunyai teman yang unik, tapi tetap aja kurang nikmat karena suatu hal buruk terjadi. Dan masa SMK adalah masa yang paling terasa penderitaannya bagi saya. Untuk kesekian kalinya saya menelan pil pahit. Tapi yang ini lebih pahit daripada masa SMP. Masa terberat bagi saya ada di masa putih abu-abu. Walaupun awalnya saya bisa mengikuti, tapi makin lama makin sulit bagi saya. Terlebih di semester akhir, saya mengalami pergolakan hati dan pikiran yang luar biasa. Saya hampir menyerah waktu itu karena merasa sudah tak sanggup lagi. Tiga tahun saya melewati dengan berbagai rintangan yang datang. Tugas-tugas aneh yang selalu menyita waktu. Banyak acara yang cuma menambah beban pikiran. Peraturan yang membatasi ruang gerak kehidupan saya. Dan teman yang mulai berkubu-kubu. Pada akhirnya saya dapat menyimpulkan, ternyata sekolah favorit tidak menjamin bahwa isinya itu yang terbaik. Itulah mengapa saya pernah mengatakan bahwa di masa SMK ini sangat menampar saya akan realitas hidup yang terjadi.

Karena hal-hal itu saya jadi sering sendirian saat akhir semester, sering sedih bahkan sampai menangis terlalu lama dengan perasaan sedih yang mendalam. Eitts.. Menangisnya tentu tidak dengan air mata, tapi di dalam hati. Jujur aja saya jarang atau bahkan susah sekali untuk meneteskan air mata ini. Entah kenapa saya seperti itu? Apa ada yang salah? Saya tak tahu. Hidup ini terasa abu-abu. Bukan benar atau salah. Tapi lebih kepada menerima kenyataan bahwa saya sedang berada diambang krisis jati diri. Pendirian saya mulai runtuh. Tergrogoti oleh perundungan yang terus berlangsung selama lebih dari satu dekade. Sudah Begitu lama saya terperosok di dalam gelapnya keterpurukan. Tak ada lagi yang bisa saya lakukan selain bertahan. Berharap ada sinar yang menyelinap masuk ke dasar hati saya dan memantik kembali api semangat saya yang sudah lama padam.


Bagi kebanyakan orang, masa putih abu-abu itu adalah masa yang paling indah saat sekolah. Tapi bagi saya masa yang paling indah dan seru sampai saat ini....  belum ada. Saya tak menemukan satupun keindahan masa sekolah. Bagi saya sekolah itu hanya untuk mengisi waktu luang dan untuk mendapatkan ijazah. Tak lebih dari itu. Bisa dibilang saya sebenarnya benci masa-masa di SMK. Ohh jangan benci kali ya, terlalu sadis. Oke dah saya ganti jadi, gak suka. Saya harap nanti ketika saya kuliah, ini akan menjadi masa yang benar-benar indah. Yang dapat saya nikmati setiap harinya. Saya harap seperti itu. Menjadikan masa kuliah adalah masa-masa yang paling indah!


Read More

Minggu, 23 September 2018

Tentang Putih Abu-Abu Bagian 3

Seperti halnya cerita yang kita baca dalam novel atau film yang menjadi tontotan di setiap bioskop dan TV, semua kisah itu pasti memiliki akhir. Begitu pula dengan kisah saya di penghujung masa putih abu-abu ini. Masa dimana saya merasakan banyak hal yang tidak dimengerti secara bersamaan. Mulai dari pertemanan sampai ke pencarian jati diri. Itu semua terangkum dalam masa ini.

putih-abu-abu-bagian-3.jpg


Jumat kemarin, saya baru saja mengambil SKHUN di sekolah. Ini sekaligus menandakan kunjungan saya ke sekolah untuk yang terakhir kalinya. Untuk saat ini. Sampai waktu yang akan datang. Saya akui, sekolah terakhir saya ini banyak mengubah pola pikir saya. Lebih membuka pikiran dan hati saya terhadap hidup. Tapi juga lebih menampar saya akan realitas hidup yang terjadi bahwa, masa putih abu-abu tidak pernah semenyenangkan yang dikira. Bisa dibilang masa-masa SMK saya tak punya kisah yang indah dan dapat dikenang atau bahkan bisa membuat orang tua bangga. Di masa SMK kemarin, saya kebanyakan bertemu dengan orang yang mempunyai gengsi yang tinggi dan pecinta diri sendiri alias narsis. Dimana solidaritas hanya tentang berpikir untung rugi saja, kalau dirasa merugikan yasudah ditinggal. Persatuan pun hanya jadi wacana yang dari awal masuk selalu dielu-elukan. Hingga lulus pun tak pernah ada yang namanya bersatu, semua sibuk dengan komunitasnya sendiri.

Selain itu, saya adalah murid yang terlampau biasa. Banyak guru yang tak mengenali saya. Nilai pun tak pernah ada yang fantastis. Terus berusaha belajar, tapi tak pernah bisa melampaui Number One —sebutan saya tuk teman yang selalu rangking satu di kelas. Berjuang keras menghafal rumus dan teori, tapi tak bisa ingat seratus persen saat ujian. Tak ada yang namanya kenikmatan dalam menjalani rutinitas kehidupan di sekolah. Tidak seperti dulu saat masih SMP, saat saya bisa menikmati hari-hari. Semua hal itu membuat saya frustasi, tertekan, dan pikiran terasa sangat berat. Sungguh melelahkan memang menyelesaikan masa SMK sekaligus masa wajib belajar selama 12 tahun. Saya lulus tanpa ada yang bisa dikenang. Satu-satunya hal yang selalu saya syukuri sampai saat ini adalah saya bisa bertahan menghadapi segala tantangan besar tahun ini tanpa mengikuti pikiran-pikiran negatif beresiko tinggi yang pernah terlintas di kepala. Karena ada banyak sekali kemungkinan berbeda dari setiap kejadian jika saya mengikuti sisi gelap dalam diri ini. Akhir kisah putih abu-abu saya bisa sangat berbeda dengan apa yang telah terjadi kemarin.

melihat.png


Mungkin, saya sudah terlalu jauh untuk melihat bagaimana semua ini berakhir. Tapi saya harus segera menyadarkan diri bahwa masa putih abu-abu saya telah selesai. Sepenuhnya telah selesai. Sudah saatnya saya tuk perlahan melepaskan semua keterikatan yang melekat hingga tak ada yang tersisa. Tidak seharusnya saya selalu meratapi suatu fase yang telah sepenuhnya hancur. Mungkin langkah yang kemarin saya tempuh itu sedikit keliru, tapi saya berusaha untuk memperbaiki jalan hidup ke arah yang lebih baik. Rasa sakit ini memberi arti bahwa, ada beberapa hal di dalam hidup ini yang berjalan tak selalu sesuai dengan apa yang saya inginkan, bahkan harapan yang sudah dirancang sedemikian rupa bisa saja berubah ataupun bergeser sedikit di luar rencana dan saya terkadang tak selalu siap terlebih dahulu menghadapinya, maka dari sanalah saya belajar dewasa.


Karena yang namanya hidup, pasti selalu ada fase terjatuh. Yang mengakibatkan terjadinya perubahan besar dalam perjalanan hidup. Yang di dalamnya pasti ada penderitaan. Itu merupakan bagian yang bersifat wajib. Tetapi jika saya tak melawan, saya tak akan pernah tau siapa diri saya sebenarnya. Perih luka ini mengajarkan saya tentang bagaimana ikhlas menerima ketetapan-Nya. Jika saya tidak mampu untuk melakukan suatu hal yang baru untuk meningkatkan kualitas dan daya saing yang tinggi, saya akan terus tenggelam dalam penderitaan yang tak terbatas.


Akan ada lebih banyak fase lagi dalam hidup. Menderita hanyalah salah satu dari sekian banyak fase. Tinggal bagaimana saya untuk selalu kuat dan SABAR di setiap fase yang sedang saya lewati. Terkhusus untuk fase ini, banyak orang bilang bahwa penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup. Bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Agar hidup ini seimbang. Maka dari itu saya tak boleh pesimis, walaupun terasa sangat berat dan sakit tentunya. Karena setiap kegelapan dalam hidup, hanya saya sendiri yang bisa melewatinya. Begitu pula dengan penderitaan, hanya saya sendiri yang bisa merasakannya. Saya harus segera bangkit kembali. Saya masih memiliki hari esok, hari dimana saya harus kembali menjemput masa depan.



Sekian.


Read More

Senin, 27 Agustus 2018

Selamat!

Selamat malam sobat blogger! Gimana kabar kalian semua? Semoga selalu diberi kesehatan dan kekuatan untuk menghadapi hari. Oyaa sebelum mulai, saya mau curhat sedikit nih. Boleh kan? Boleh dong.. Jadi begini sob, Post ini sebenarnya adalah perwakilan dari hati kecil saya yang terus menerus bersedih melihat teman sebaya bahkan seperjuangan yang telah mendapatkan pekerjaan ATAU lebih dulu kuliahnya, terlebih yang lolos ujian SBMPTN. Perasaan sedih pasti ada dan terus menyelimuti hari-hari saya. Walau saya tau ini adalah jalan terbaik yang telah diberikan oleh Sang Pencipta. Tapi masih ada aja semacam penolakan dari hati kotor ini yang kurang bersyukur atas segala nikmat yang tak terhingga. Saya mencoba menghibur diri dengan cara yang sederhana, yaitu dengan membuat post ini. Mungkin ini juga mewakili isi hati kalian yang nasibnya sama dengan saya, gak keterima di PTN manapun dan belum bekerja. Walau begitu, kita harus tetap bersyukur ya sob..? Karena orang yang bersyukur akan ditambah nikmatnya. Kita sedang ditempa oleh Sang Pencipta untuk menjadi orang yang lebih sabar dan kuat. Seperti lagunya dmasiv,

Syukuri apa yang ada...
Hidup adalah anugerah...
Tetap jalani hidup ini...
Melakukan yang terbaik...

Ahh.. Bukan begitu sob? Yang terpenting sekarang mah jangan sampai kehilangan semangat. Kalo semangat aja udah gak ada dalam diri, gimana mau menjemput masa depan yang telah direncanakan? Kita semua pasti sudah mempunyai masterplan yang telah siap untuk dijelajahi. Tinggal bagaimana sikap kita dalam menyikapi kegagalan ini.

Nahh.. kembali ke laptop. Mungkin saat kalian membaca tulisan ini, ada yang sudah di kota yang berbeda seperti awal sebelumnya. Ada yang sudah melakukan rutinitas kerja di perusahaan. Dan ada pula yang masih nganggur gak tau mau ngapain. Tenang sob, saya juga masih nganggur nih.. Eitts.. Tapi saya nganggur nya dalam artian belum kerja atau kuliah. Nggak benar-benar plong gitu aja gak ada kerjaan, ada aktivitas yang saya lakukan yaitu membantu pekerjaan orang tua. Pada akhirnya saya dengan mantap memilih untuk menunda kuliah setahun atau istilah mainstreamnya yaitu Gap Year. Yaaa.. sesaat setelah pengumuman kemarin, saya berusaha untuk ikhlas dalam menghadapi kenyataan. Saatnya saya bangkit kembali dan siap menghadapi realita hidup sesungguhnya. Setelah sekian lama saya tak bisa membantu orang tua, akhirnya ada waktunya juga.

selamat.png


Bagi yang milih bekerja, sekarang kalian bagai prajurit perang yang sudah siap dilepas ke medan perang. Dengan senjata berupa tabungan ilmu dan selembar ijazah, kalian sudah siap menjawab tantangan dunia. Kalian akan berjuang sekuat tenaga demi jutaan mimpi yang sudah mengantri. Saya hanya bisa ucapkan selamat ya... Kalian adalah yang terpilih dan yang beruntung. Karena kebanyakan orang bilang nyari kerja itu susah. Tapi nyatanya kalian yang sudah bekerja bisa mendapatkannya. Beruntung bukan? Iyaa dong.. Semangat ya karena sudah mulai merasakan dunia yang sebenarnya!


Dan bagi yang baru saja jadi mahasiswa/i baru, kini impian kalian kuliah sudah terwujud. Ini salah satu dari sekian banyak impian yang kalian inginkan bukan? Jadi jangan sia-siakan keberuntunganmu. Iyaa beruntung, Karena banyak sekali pelajar yang bisa dikatakan galau (termasuk saya :v) karena gak bisa lolos seleksi kuliah, sedangkan kalian dapat merasakan nikmatnya menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Selamat yaa dalam menempuh dunia baru. Dunia pendidikan yang benar-benar beda dari yang pernah kamu rasakan sebelumnya. Kata orang sih seperti itu.. Hehe :D InsyaAllah tahun depan saya menyusul, doakan saja yang terbaik ya sob.. (y)


Okee.. Saya rasa cukup tuk sebuah kata-kata ucapan selamat. Jangan pernah lelah berlari menjemput masa depan. Karena kalau kita sampai berhenti memperjuangkannya, maka masa depan kita akan payah. Semoga sepuluh atau dua puluh tahun lagi dari sekarang kita bisa melihat masa depan yang sama, yaitu kesuksesan. Di masa yang akan datang inilah kita akan memegang kendali negara ini. Aamiin..


Read More