Rabu, 22 Juli 2015

Sedikit Perdamaian di Angkatan Enam

Selamat malam teman seperjuangan di masa putih biru! Gimana kabar kalian semua...? Saya harap kondisi kalian sehat selalu. Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat kepada kalian semua angkatan enam yang telah diterima di SMA/SMK impian. Pun yang ketolak SMA/SMK impian, jangan bersedih hati. Di mana pun kalian melanjutkan jenjang pendidikan selagi kalian mempunyai skill yang bagus, Insya Allah emas tetaplah emas. Iya kan? Iyaa dong.. Tetap saya ucapkan selamat! Kalian hebat! Saya tidak menyangka kita semua akan segera merasakan atmosfer masa putih abu-abu yang kata banyak orang merupakan masa yang paling indah. Semoga kita semua diberikan kekuatan dalam menjalani hari-hari baru di jenjang tertinggi wajib belajar selama 12 tahun ini. Aamiin..

Hari ini saya ingin mempersembahkan sebuah tulisan khusus untuk teman seperjuangan dulu di masa putih biru. Mumpung masih dalam suasana lebaran, tidak ada salahnya saya untuk  menyatakan permohonan maaf secara terbuka. Karena saya merasa ini penting untuk disampaikan. Saya menuliskan ini dari desakan beberapa rasa yang tiba-tiba memenuhi ruang kerja kepala. Seperti masih ada tanggung jawab terakhir untuk segera menyelesaikan kisah ini dengan ucapan yang baik. Kalau kata kebanyakan anak organisasi, "Masuknya baik-baik, keluarnya pun harus baik-baik juga." Yaa.. Atau sebut saja, saya terlalu malu untuk meminta maaf secara terang-terangan kepada kalian semua angkatan enam. Jadi, saya putuskan untuk menulisnya saja di blog pribadi saya, barangkali ada di antara kalian yang gak sengaja khilaf membuka blog ini dan membacanya.


Entah berapa ribu jam yang lalu, kita pernah bertikai, lalu membuat perpecahan. Jarak pun timbul di antara kita. Persatuan mulai retak gara-gara ada suatu hal terjadi. Sangat disayangkan hanya karena masalah pribadi bisa membesar hingga masing-masing dari kita harus memilih pihak mana yang harus dibela. Pada akhirnya peristiwa ini banyak memakan korban. Entah berapa banyak hati yang telah saya lukai. Saya memanglah biadab yang tak tahu diri. Saya sungguh menyesali perbuatan ini. Maka dari itu, izinkan saya untuk mempersilahkan pena di tangan berbisik pelan lewat tulisan ini agar semua terasa lega dan bebas. Saya harap ini bisa mengobati rasa sakit hati kalian atas perbuatan saya selama tiga tahun menapaki masa putih biru ini. 




MAAF.  




Itulah kata yang ingin saya ucapkan selama ini. Kenapa baru sekarang? Yaa bisa dibilang karena saya harus mengumpulkan keberanian yang tinggi agar siap dengan balasan apa pun yang akan saya terima. Jujur saja, saya masih jarang sekali meminta maaf kepada orang yang mungkin pernah saya sakiti hatinya. Saya memanglah seorang pecundang yang tidak pantas untuk dikenang. Saya memang tidak layak untuk menjadi bagian dari angkatan ini, saya merasa tidak layak untuk memakai jaket kebanggaan angkatan enam.


Manusia memanglah tempat bersalah. Begitu juga dengan saya. Entah sudah berapa banyak kesalahan yang saya perbuat selama mengenyam pendidikan di masa putih biru yang lalu. Tapi kan yang namanya hidup pasti ada suatu titik dimana kita mengalami perubahan. Perubahan inilah yang selalu diharapkan menuju ke arah yang lebih baik lagi dari sebelumnya, baik yang ada di luar maupun yang ada di dalam diri kita sendiri. Kita semua telah berubah seiring berjalannya waktu, yang tadinya masih putih biru sekarang udah putih abu-abu, yang tadinya masih diaterin sekolahnya sekarang udah pada bisa bawa motor sendiri, yang tadinya jomblo sekarang masih jomblo juga sekarang udah punya gandengan, dan masih banyak lagi saya tak bisa menyebutnya satu per satu. Yang ingin saya tekankan di sini adalah setiap manusia pasti berubah. Kalau tak pernah berubah, mungkin dia bukan manusia. Setiap manusia sejatinya selalu berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Begitu pula dengan saya, Mungkin hari kemarin bukanlah saya hari ini. Maka dari itu saya ingin meminta maaf dari lubuk hati saya yang terdalam. 

Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf.. Maaf..

Entah harus berapa juta kali saya harus mengucapkan maaf yang tulus kepada kalian semua atas perbuatan saya yang selama ini sudah membuat gaduh angkatan enam. Saya benar-benar menyesali perbuatan saya yang telah melampaui batas selama berada di masa putih biru. Saya tak tahu lagi harus berbuat apa selain dengan tulisan ini, saya harap kalian semua mau memaafkan seorang pendosa kelas berat ini. Saya lelah atas segala bisikan-bisikan di kepala untuk segera menyelesaikan beban pikiran ini.

Maafkan semua kesalahan saya karena terlalu mengikuti ego tanpa memikirkan perasaan orang lain. Maafkan saya karena telah melakukan ini semua. Sekali lagi saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya kepada kalian semua. Mohon terima lah permintaan maaf saya ini agar sedikit demi sedikit beban masa lalu yang saya tanggung ini berkurang. Saya biarkan semuanya tercurah di sini agar kalian bisa mengetahui bahwa saya mengakui segala kebodohan saya dan memohon maaf atas keterlambatan permintaan maaf saya. Semoga kita semua selalu dilindungi dari segala sesuatu yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.


Terima kasih banyak telah membaca surat ini sampai habis, bisa dipastikan kalian adalah orang yang rajin tingkat tinggi. Terima kasih juga buat yang sudah sudi memaafkan saya. Itu tandanya kalian masih memiliki hati yang bersih dan sehat. Sekali lagi terima kasih yaa.. Kurang lebihnya mohon dimaafkan..



Sekian.







Sincerely,


TTD


Zulfahmi Adam


Read More

Jumat, 17 Juli 2015

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H

Selamat pagi semua. Alhamdulillah akhirnya kita semua bisa bertemu lagi dalam suasana lebaran. Sungguh suatu pencapaian dan kemenangan bagi kita setelah menahan segala godaan sebulan penuh. Untuk menyambut hari kemenangan ini marilah kita saling memaafkan.

xosys-idul-fitri.jpg

Mungkin perkataan saya, perilaku saya, sifat saya ataupun tindakan saya dimasa lalu telah menyakiti kalian semua. Karena kesalahan itu manusiawi, maka dari itu di hari raya ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua, yang di dunia nyata maupun di dunia maya, yang jauh maupun yang dekat, yang kenal banget maupun yang kenal sebatas nama. Semoga di hari kemenangan ini, kita semua sudah dihapus dosa-dosa yang telah lalu.

Akhir kata saya mengucapkan Selamat hari raya idul fitri 1436 H, mohon maaf lahir dan batin.

Read More

Rabu, 08 Juli 2015

Menjemput Masa Depan

Masa depan hidupku tak bisa kurasakan saat itu, Saat aku masih polos. Dulu aku melakukannya karena keinginan, tapi sekarang sebuah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan. Masih teringat saat aku menginjak kelas lima, guru ku pernah berkata "Jadikanlah pengalaman sebagai dasar dari masa depanmu." Sekarang aku baru mengerti maksud dari perkataan tersebut, saat kita ingin mengejar masa depan hal pertama yang harus disiapkan adalah pengalaman. Sejak saat itu aku terus mencari pengalaman. Dari pengalaman tersebut, aku mulai berkembang dan selalu mempunyai harapan.


Aku memiliki sebuah ruangan istimewa di dalam khayalan. Setiap kali aku ingin membuat harapan, aku selalu datang ke tempat tersebut. Saat mereka bertanya mengapa harus tempat ini lagi, aku hanya bisa terdiam, tak bisa dijelaskan dengan ucapan, hanya bisa dijabarkan dengan kata². Menurutku tempat ini lebih dari sekedar ruangan, tempat inilah yang membuatku mengetahui apa itu rasa sakit, yang membuatku bersemangat menjalani hari, dan yang membuat hidupku berubah.

Dalam perjalanan menuju masa depan, aku memiliki keyakinan penuh terhadap kebebasan. Menurutku, dunia ini tak sesempit tempat kita tinggal. Dunia ini sangat luas, Kita harus terus mengikuti masa depan yang sudah tersusun, karena yang serius ga akan pernah gagal. Itulah yang membuatku bergairah menjemputnya.

Setelah aku keterima disana, langkah menuju masa depan dimulai. Tantangan yang sebenarnya mulai berjalan. Yang kubutuhkan sekarang adalah persiapan menghadapi masa depan tersebut dengan tenang dan rendah hati. Karena aku yakin pasti ada hari dimana semua misteri masa depanku akan terungkap. Hari dimana aku bisa menyatukan seluruh harapan. Itulah yang kusebut menjemput masa depan yang indah.

Read More