Sabtu, 04 Maret 2017

Waktu Yang Indah

Jiwa dan raga kita ini sudah mulai bertentangan. Mungkin sulit dimengerti oleh akal sehat, tapi masih dapat dimengerti oleh hati. Kebahagian bukan lagi kita yang mengatur, tapi waktu. Sejauh ini, waktu lah yang membuat kita bisa merasakan semuanya. Waktu begitu cepat sekali membawa masa terus berganti menjadi masa yang lain.

Saat kita tidak mengenal apapun bahkan tidak mengingat apa apa. Sampai saat mata dan hati kita mulai dapat merekam setiap detil cerita yang kita jalani. Dahulu Ketika pertama melihatmu, aku seolah melihat keindahan duniawi. Saat itu aku belum memiliki rasa. Lambat laun, semua seakan telah mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat. Dan memori didalam otak, yang memiliki ribuan sel yang mampu menyimpan semua hal, terus saja menyimpan segala hal yang terjadi dalam hidupku. Ternyata waktu yang telah dilewati kita begitu panjang, hingga sampai di tempat kita saat ini berdiri. Namun terasa singkat seakan baru sekejap saja kita melaluinya.



Setelah ini semua terjadi, aku seakan mulai tersadar. Aku membutuhkan pengganti yang baru. Aku ingin seperti dahulu, dengan jiwa yang berbeda. Seperti pertemuan masa lalu yang indah. Di mana banyak hal yang telah ku lalui. Menjadi sebuah rasa yang sangat indah. Dengan banyak tawa, canda, air mata, kemarahan, kesedihan, keacuhan, kasih sayang, dan kerinduan. Kenangan yang takkan pernah terlupa dan akan selalu tersimpan dalam tempat terindah di dasar jiwa. Satu detik yang berharga tentang kita terus akan menjadi kenangan. Karena Semakin dewasa suatu hubungan, akan naik tingkat jadi soal mengembangkan diri. Waktu lah yang membuatku naik ke atas, berusaha bangkit dan coba tuk meninggalkan beberapa jejak di bawah sana. Salah satunya yaitu, keyakinan bahwa kau akan kembali. Semua bisa berubah seperti apapun terserah sang waktu.


Read More

Sabtu, 18 Februari 2017

Sebutir Gula

Kurasa telah cukup lama kita saling kenal. Namun pada akhirnya ku harus bertanya dalam renung sendiriku. Apakah rasa kebersamaan saling terpaut setelah sekian lama? Ahh.. Kurasakan diri ini terabaikan. Padahal, telah kusimpan lama sebuah asa. Yang setiap saat kucoba tepiskan. Karena bertahan selama ini telah menjadi kepedihan yang berlangsung lama. Bahkan sampai saat dirimu mulai terjauhkan.

Kisahmu masih tertulis di beberapa karya tulisku. Walaupun kita tak saling menyapa seperti dulu, tiada yang terlewat dari cerita kita semua. Aku mencoba mengabadikan dirimu melalui setiap karya yang kubuat. Sudah mulai terangkap semua disini sejak awal pertemuan hingga akhir kisah kita. 
Dan kini, selalu kubaca sebelum aku terlelap. Agar aku dapat menemuimu di dalam mimpiku.



Seiring berjalannya waktu dengan keyakinan di hatimu tumbuh , jadi satu hal yang tersisa bagiku untuk dilakukan. Dan biarkan aku terus merasakan itu. Mau jadi apapun kamu dalam hidupku. Kamu sudah punya cerita dan porsi tersendiri di dalam jiwa ini. Kamu akan selalu menjadi sebutir gula manis. Karena ketulusan bukan untuk disebut dan dipamerkan, tapi untuk dirasakan. Menyatu itu tak harus dalam satu ikatan, cukup keyakinan yang kuat. Jadi mulai sekarang aku ingin sekali perlahan-lahan melepaskanmu.

Ahh.. Aku ingin bebas dari semua perasaan yang sengaja kau tinggalkan. Rasa yang telah menghantam nuraniku sejak awal bertemu. Karena setiap kali melihatmu, kepedihan itu masih terasa jelas. Semua yang telah berubah tak akan kembali seperti dulu. Ya pada akhirnya seperti yang kau tahu. Ini nyata dan menyakitkan, memang.

Ahh.. Aku ingin berdiam diri, tak lagi berbicara atau pun bekerja. Membuang jauh perdebatan yang tak berujung, menikmati detak jam tanpa merasa harus diburu, menikmati tanggalan di kalender yang berganti, tanpa harus ada patokan harus begini begitu. Tak ada batasan waktu. Walau begitu, Diamku tak berarti mengabaikanmu. Sebab dalam diam, aku diam-diam menyapamu dalam doa dan puisi.

Hidup harus tetap berjuang, meski lelah terasa. Tapi inilah kenyataan, yang mengharuskanku tetap bertahan. Aku sempat berpikir, terkadang apa yang dilihat dengan mata berbeda dengan apa yang dilihat oleh hati. Dan setelah diamati, ternyata memang benar. Perbedaan itulah yang harus coba dinikmati, agar terbiasa nantinya. Dan pada akhirnya kau pun memberikan nasihat terakhir untukku,

"Cobalah untuk Ikhlas seperti gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna. Tak ada lagi rasa sakit dan pahit, saat keikhlasan terpilih sebagai wasit, dalam permainan dunia yang sengit. Ikhlaslah seperti gula. Larutlah seperti gula. Hiduplah seperti gula.. "


Read More

Jumat, 20 Januari 2017

Kerinduan yang Semu

Malam semakin larut, entah kenapa aku teringat tentang dirimu. Namun ketika aku menyadari kau pergi begitu cepat, kenangan itu selalu menghampiri. Ada semacam garis, yang menghubungkan antara aku dan kau. Meski berulang kali kau telah memutuskan, tetap saja garis itu ada. Tak terlihat, tersimpan dalam pikiran dan hati.

Aku mencoba menjadi lebih kuat saat mengingat semua kenangan tentang dirimu, jadi tolong jangan buat aku lemah sebelum berkembang. Aku terus berlatih tuk mengejarmu. Kau memang mudah dipandang namun sulit bagiku tuk menyentuh. Terkadang aku berpikir, tak akan pernah bisa ikut serta dalam kesenanganmu.

Setiap waktu, setiap hari, setiap jam aku merasakannya. Aku berfikir tidak akan bisa melihatmu lagi. Yang sudah pergi tak tau pasti dimana sekarang. Aku tahu aku tidak akan kuat saat mencoba melupakanmu. postur tubuhmu, wajahmu, senyumanmu. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kamu pasti selalu melintas di pikiran, walau hanya sekilas.



Tak ada yang sebanding dengan mimpi gelapku. Kesabaran, kini rasa kecewa sudah terasa di udara. Melayang tak tentu arah dan tujuan. Dikala bulan sedang mekar, Mengapa harus terjadi perpisahan ini. Dikala rasa ini melebarkan sayapnya. Mengapa kau nekat melakukan tindakan seperti itu. Dikala hatiku terlukis namamu. 

Oh tidak..! Aku sangat merindukanmu aku perlu kamu. Jadi tolong jangan buat aku merasakan dilema tak berujung. Aku selalu menyimpan kamu di dalam hati kecil ku. Aku rindu senyummu. Aku rindu wajahmu. Aku perlu kamu disini aku perlu harapan besarmu. disetiap malam disetiap hari seperti menginginkan mu.

Oh tidak..! Aku rindu suaramu aku rindu tawamu. Mereka semua tau, Mereka semua sudah tau. Aku perlu kamu disini. Beberapa pertanyaan masuk begitu dalam. Dengan bimbingan cahaya bulan, hanya masalah yang akan aku dapati. Dari itu semua, aku hanya butuh harapan itu. Harapan dan kepastian masa depan.

Jangan pernah berhenti untuk ikut menyempurnakan hari-hari ku. Akan terus ada kabar gembira bagi kita, saat semua sama-sama berjuang demi keberlangsungan hidup yang singkat ini. Sampai ketika malam kehilangan gelapnya. Disetiap langkah awal menemukan sandaran baru. Aku selalu menyimpan beribu rasa terpendam. 

Read More