Kamis, 24 September 2015

Selamat hari raya idul adha 1436 H

Selamat pagi sobat. Alhamdulillah ya, kita masih diizinkan bertemu dengan Hari Raya Qurban ini. Sepertinya, cuma dari rangkaian kata ini yang bisa saya sampaikan dari postingan saya yang terkadang tak terjaga. Melalui tulisan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua, apabila masih banyak kesalahan. Air tak selalu jernih, begitu juga ucapan saya. Semoga di hari raya ini, Allah SWT selalu memberikan kemudahan, berkah, rizki, dan kesehatan tentunya pada kita semua.

xosys-idul-adha.jpg


Akhir kata saya dan keluarga mengucapkan Selamat hari raya idul adha 1436 H. Minal aidin wallfaidin. mohon maaf lahir dan batin. Selamat Qurban sob!
Read More

Senin, 21 September 2015

Lepas kendali, menjawab tantangan

Wajar bila saat ini aku bahagia, langkah menjemput masa depan berjalan mulus tanpa hambatan. Timbunan asa yang sangat penting satu persatu kini mulai terungkap. Tapi ada beberapa hal yang harus aku perhatikan dalam menyusun sebuah impian. Salah satunya adalah sebuah tantangan. Banyak sekali tantangan dan rintangan saat aku mulai melangkahkan kaki di sana. Jika sebelumnya aku tak pernah aktif di berbagai kegiatan atau sejenisnya di masa lalu. Kini, baru dua belas hari beradaptasi, aku mulai dihadapkan dengan tantangan yang cukup rumid, dikarenakan aku harus lebih aktif memecah masalah yang tak akan pernah berhenti berdatangan. Maklumlah kurtilas, harus lebih mandiri dan disiplin.

garislurus.jpg 


Oya aku Jadi teringat, dua minggu yang lalu aku sempat menyelidiki sebuah kenyataan disana. Bahwa, kebanyakan orang lebih pintar menyalahkan seseorang tanpa memikirkan kesalahannya sendiri. Bukan maksud merendahkan, tapi ini memang fakta di lapangan. Banyak orang pintar tapi bodoh, pintar hanya dari segi akademis. Sedangkan sikapnya slengean, Begitupun sebaliknya. Aku jadi semakin heran, padahal dulu di sekolah dasar gak gitu² banget, kok sekarang di sekolah tingkat atas malah begini. Hmmm.. :?

Dulu aku terlalu nyaman mencari ilmu di swasta, sampai lengah dan membuat sebuah kesalahan yang lumayan nyeleneh. Semenjak membuat kesalahan tersebut, aku jadi selalu patuh sama yang namanya peraturan. Namun sekarang aku benar² merasakan kembali menjadi anak negeri. Peraturan bernafaskan religi yang dulu sering aku terapkan kini jarang dipakai. Diriku mulai menomorduakan peraturan. Ikatan dengan berbagai macam aturan perlahan putus. Jiwa ini mulai lepas kendali dan tak terarah, tuk menjawab berbagai tantangan baru yang semakin rumid dan kompleks.
Read More