Wajar bila saat ini aku bahagia, langkah
menjemput masa depan berjalan mulus tanpa hambatan. Timbunan asa yang sangat penting satu persatu kini mulai terungkap. Tapi ada beberapa hal yang harus aku perhatikan dalam menyusun sebuah impian. Salah satunya adalah sebuah tantangan. Banyak sekali tantangan dan rintangan saat aku mulai melangkahkan kaki di sana. Jika sebelumnya aku tak pernah aktif di berbagai kegiatan atau sejenisnya di masa lalu. Kini, baru dua belas hari beradaptasi, aku mulai dihadapkan dengan tantangan yang cukup
rumid, dikarenakan aku harus lebih aktif memecah masalah yang tak akan pernah berhenti berdatangan. Maklumlah kurtilas, harus lebih mandiri dan disiplin.
Oya aku Jadi teringat, dua minggu yang lalu aku sempat menyelidiki sebuah kenyataan disana. Bahwa, kebanyakan orang lebih pintar menyalahkan seseorang tanpa memikirkan kesalahannya sendiri. Bukan maksud merendahkan, tapi ini memang fakta di lapangan. Banyak orang pintar tapi bodoh, pintar hanya dari segi akademis. Sedangkan sikapnya
slengean, Begitupun sebaliknya. Aku jadi semakin heran, padahal dulu di sekolah dasar gak gitu² banget, kok sekarang di sekolah tingkat atas malah begini. Hmmm.. :?
Dulu aku terlalu nyaman mencari ilmu di swasta, sampai lengah dan membuat sebuah kesalahan yang lumayan
nyeleneh. Semenjak membuat kesalahan tersebut, aku jadi selalu patuh sama yang namanya peraturan. Namun sekarang aku benar² merasakan kembali menjadi anak negeri. Peraturan bernafaskan religi yang dulu sering aku terapkan kini jarang dipakai. Diriku mulai menomorduakan peraturan. Ikatan dengan berbagai macam aturan perlahan putus. Jiwa ini mulai
lepas kendali dan tak terarah, tuk menjawab berbagai tantangan baru yang semakin rumid dan kompleks.
Read More