Sabtu, 29 November 2014

Baru sadar

Selamat siang menjelang sore sobat MWB! Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang kenyataan yang sedang saya alami. Yaitu tentang waktu. Jadi begini ceritanya..

Bersekolah merupakan hal yang penting karena dengan sekolah kita bisa mengerti apa yang tidak kita ketahui, dengan sekolah kita akan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat, kita juga bisa mendapatkan masa depan yang cerah karena bersekolah. Sekarang saya baru sadar bahwa saya telah menyia-nyiakan pendidikan yang sedang dijalankan saat ini. Saya terlena dengan segala macam keasikan hidup seorang ABG puber.

Kita semua pasti pernah mengalami yang namanya gejolak sebagai murid di sekolah. Terkadang kita merasa sekolah itu membosankan, karena sistem pembelajaran yang itu itu aja. PR yang setiap hari selalu ada, guru yang mengajar sangat keras dan disiplin tinggi (terlebih di pelajaran matematika), belum lagi tugas kelompok, presentasi, dll. Mungkin karena hal itu juga saya jadi makin tak acuh terhadap sekolah. Lebih enak fban ketimbang ngerjain PR seabrek. Dulu mikirnya gitu..


Saya pernah tidak mengerjakan PR, sekolah hanya digunakan untuk bermain-main aja, tidak mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru, melanggar peraturan sekolah dan lain sebagainya. Itu semua pernah saya lakukan karena saya memang tidak ada gairah untuk belajar. Dan tidak sanggup untuk memikul tanggung jawab sebagai seorang murid. Apalagi saat itu saya sudah mulai kenal yang namanya 'cewek'. Rasanya setiap hari ingin tahu sekali kehidupan lawan jenis itu seperti apa. Bahkan saya sempat... Akkhhh sudahlah jgn dibahas, itu masa lalu yang kelam. Saya tidak ingin mengulangnya kembali. Itu benar² pil pahit yang pernah saya telan.


Setelah kejadian itu, saya merasa gagal dalam menjadi seorang murid. Hanya ada satu hal yang saya pikirkan yaitu lulus. Yak, hari yang paling saya nantikan saat itu adalah hari kelulusan. Dimana di hari itu tidak ada beban tanggung jawab, bebas mau ngapain, dan tentunya tidak memikirkan berbagai tugas sekolah. Saya seakan merasa seperti bayi yang baru terlahir di dunia. Ingin memulai sesuatu yang baru. Ingin melepas topeng yang selama ini sering saya pakai di berbagai kondisi. Intinya saya ingin menjadi diri sendiri.


Dan...  Akhirnya saya baru sadar bahwa sekolah di SMP swasta islam terpadu ini nikmat juga. Banyak hal yang bermanfaat untuk saya. Asupan rohani yang paling terasa. Tiada hari tanpa dzikir menyebut nama-Mu.


Saya baru sadar bahwa banyak pengalaman yang bisa didapatkan saat saya benar² serius belajar. Fasilitasnya juga sangat mendukung kegiatan belajar saya. Kenapa semua ini baru terasa sangat berharga saat saya menuju semester akhir. Setiap harinya sangat terasa berguna sekali.


Saya sangat menyesal karena baru menyadari ini semua. Jadi, apakah masih ada waktu untuk menikmati ini semua..? Hmm.. 

Read More

Minggu, 23 November 2014

Misteri Jin "Qarin" Pendamping Manusia

Assalamualaikum.. Selamat malam sobat mwb. Bertemu lagi dengan saya, seperti biasa di akhir pekan ini saya akan membagikan informasi yang bermakna untuk kalian semua. Pada kesempatan kali Ini saya akan membahas tentang JIN PENDAMPING manusia atau yang biasa disebut dengan Jin QARIN. Pasti sobat semua pernah mendengar yang namanya kerasukan, nah biasanya, orang yang kerasukan ini mengaku bahwa ia adalah sosok seorang yang sudah meninggal, dan sengaja meminjam raga orang lain untuk berkomunikasi dengan orang yang masih hidup, karena konon arwahya masih penasaran karena ada pesan yang belum tersampaikan.


Pasti kejadian ini sudah tak asing lagi bagi kita, Tahukah kamu?? biasanya ketika seseorang kerasukan dan mengaku dirinya adalah sosok orang yg telah meninggal, itu bukanlah setan, melainkan sosok yang merasuk ke dalam tubuhnya itu adalah sahabat almarhum/almarhumah yang tidak lain adalah Qorin atau jin pendamping yang selalu mendampinginya sewaktu hidup. Jadi ia tahu betul apa yang dilakukan almarhum/almarhumah sewaktu hidup.

Siapakah Qarin itu sebenarnya?? apakah ia jin pendamping yang baik atau jahat bagi orang yang di dampinginya?? mengapa qarin tidak meninggal menyusul orang yang didampinginya ke alam baka (kekal)?? secara bahasa”qarin” berarti teman atau pasangan. Karena itu qarin sering di artikan sebagai teman yang selalu mendampingi kita kapan saja kita berada.

Layaknya teman , ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu juga dengan qarin, ia kadang memiliki pengaruh baik pada kita kadang juga memiliki pengaruh buruk pada kita. Tetapi pengaruh kita sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan pengaruh qarin terhadap kita.

Qarin sudah ada sejak kita lahir. Karena itu , ada yang mengistilahkan qarin itu pasangan kembar kita. Hanya saja ia bentuknya ghaib dan tak terlihat. Sebagai pasangan yang selalu mengikuti kita kemana saja , sudah pasti ia tahu betul apa yang kita kerjakan semasa hidup. Seingga qarin bisa menyampaikan keinginan2 yg ingin di sampaikan alkmarhum/almarhumah saat ihdupnya yang belum sempat terucap.

Keberadaan qarin dlm tubuh kita di pertegas oleh hadist nabi riwayat Abdulah bin mas' ud. Dalam hadist tsb di sebutkan bahwa rasullulah bersabda “ tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak di tunjuknya jin pendamping (Qarin) “.” para sahabat bertanya”. “termasuk anda, ya Rosulullah??”

“ya” Jawab nabi. “Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah, sehingga jin pendampingku masuk islam, dan ia tidak pernah mengajak ku kecuali yang baik-baik”

Konon jin (Qarin) yang mendampingi nabi itu bernama Habib al-Huda dan ia beragama islam. Disinyalir jin nabi ini masih hidup hingga sekarang. Dan tinggal di baqi'. Disana ia memiliki majelis dakwah, yang kerap kali di datangi oleh jin-jin lainnya yang beragama islam. Jadi layaknya manusia , jin juga memiliki tempat untuk belajar dan mengajar.

Dalam al-quran sendiri perkataan qarin disebutkan dalam surat Zukhruf (43) : 36, barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (AL-QUR'AN), kami adakan bagionya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi qarin, dan sesungguhnya merka benar-benar menghalangi mereka dari jalan dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk.

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam tafsir Al-Mishbah, penggunaan bentuk tunggal bagi kata qarin dalam ayat di atas mengisyaratkan bahwa setiap orang yang enggan mengikuti tuntunan agama akan memiliki qarin. Ini terjadi bagi perorangan, bukannya sekelompok yang memperoleh satu qarin secara bersama-sama.

Artinya dalam setiap tubuh manusia pasti ada qarinnya. Ia akan mempengaruhi orang yang di dampinginya itu kepada jalan yang sesat. Bagi yang tidak memiliki iman, akan tersesat. Sebaliknya, bagi seseorang yang beriman maka akan dapat menepis godaan qarinnya.

Kata qarin juga disebut dalam surat Qaf (50) ayat 27. “ Dan yang menyertai dia berkata (pula) “Ya Tuhan Kami ,aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan.”[ Blog Misteri Beda Dunia ]

Menurut Quraish shihab , surat Qaf (50) ayat 23, membicarakan tentang keadaan orang-orang kafir di hari kiamat yang telah menjadi korban godaan qarin. Qarin itu mempertunjukan kepada Allah tentang orang yang telah berhasil di godanya yaitu seperti orang kafir, dan ia pantas disiksa di neraka.

Allah pun lalu melemparkan orang-orang kafir itu kepada neraka seperti yang terlukis dalam ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 24, “Allah berfirman :” Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala”

Tetapi Qarin sendiri tak pernah mau bertanggung jawab atas dosa yang dipikul manusia atau siksaan yang diterima oleh orang yang sesat sehingga di masukan ke neraka.. ini terlihat dari penjelasan ayat berikutnya dari surat Qaf ayat 27 tersebut. Qarin mengelak bahwa itu bukan merupakan perbuatannya.

Seperti halnya manusia , qarin juga ada yang beragama islam, ateis, kristen dan yahudi. Konon qarin yang non muslim ini bertengger di bahu kiri pada orang yang di dampinginya.Sebaliknya Qarin yang Muslim berasa di bahu kanan, Dia selalu membantunya untuk taat kepada Allah. Jika kita lupa shalat, dia mengingatkan dan membangunkan kita. Dia tidak pernah meninggalkan orang yang di dampinginya kecuali ia sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu di tutup, maka qarin pun dengan sekejap sudah berada di mekkah untuk shalat disana dan balik lagi dengan sekejap ke rumah muslim tersebut.

Tidak seperti manusia , qarin tidak dapat mati hingga hari kiamat. Sebab ia merupakan bangsa jin. Seperti bangsa jin lainnya, ia pun tidak bisa mati kecuali saat datangnya hari kiamat. Maka dari itu, ketika yang di dampinginya meninggal, qarin kerap kali menampakkan wujudnya seperti diri org yang dulu di dampinginya.

Biasanya qarin itu berperilaku persis seperti orang yang di dampinginya. Jika orang yang di dampinginya adalah orang yang saleh maka ia akan berperilaku persis seperti orang itu, meskipun orang itu sudah meninggal. Karena itu kerap kali kita mendengar kisah-kisah tentang orang saleh yanng sudah meninggal dunia , tetapi kita masih melihat nya sedang mengaji di masjid, beribadah dan sebagainya.

Sebagian orang menilai itu karena karomahnya.padahal itu adalah qarin yang dulu mendampinginya ia akan persis melakonkan perilaku orang yang di dampinginya saat masih hidup.

Dalil tentang Adanya Jin Pendamping

Ibn Mas’ud menceritakan, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, bersabda yang artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.”Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan.” (HR Muslim).

Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu Hibban).

Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya: “Setiap anak Adam mempunyai kelompok, dan bagi malaikat ada kelompok dengan anak Adam. Kelompok setan mengajak kepada kejahatan dan mendustakan yang hak, adapun kelompok malaikat mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang hak. Barang siapa yang mendapatkan yang demikian itu, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah dan pujilah Allah, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk, kemudian ia membaca asy-syaithanu ya’idukumul-faqra wa ya’murukum bil-fahsya’.” (HR. Tirmizi).

Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), kami adakan baginya setan.” (QS. Az-Zukhruf: 36).Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Alloh menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat.’ (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga.

Abadullah Bin Mas’ud mengatakan bahwa : Rasulullah saw bersabda;“Tidak ada seorangpun diantara kalian yang tidak ditunjuk untuknya Jin pendamping (Qarin)”. Para sahabat bertanya; “Termasuk anda ya Rasulullah ?, “Ya” jawab Nabi, Hanya saja aku mendapat pertolongan Allah,sehingga Jin pendampingku masuk Islam, dan dia tidak pernah mengajakku kecuali yang baik-baik”.

Jin pendamping (Qarin) Rasulullah saw, adalah bernama Habib al-Huda, beragama Islam dan menurut para ulama sampai sekarang beliau masih hidup, beliau tinggal di Baqi’. Di Baqi’, beliau mempunyai majelis pengajaran tafsir dan hadis-hadis Rasulullah saw yang didatangi oleh jin-jin muslim. Hal ini bisa saja terjadi sebab umur rata2 Jin panjang bisa mencapai ratusan dan ribuan tahun.

Bagi orang kita orang awam akan timbul pertanyaan : Apakah Jin pendamping muslim itu juga pasti muslim ..?, jawabnya tidak mesti. Kadang-kadang Jin pendamping seorang muslim itu adalah jin muslim, tetapi ada juga jin kafir, ateis, penyembah berhalah, kristen, yahudi. Jin pendamping (qarin) yang non muslim ini, bertengger dibahu kiri pada orang yang didampinginya, dan dia adalah pendukung kejahatan. Tetapi pengaruh manusia terhadap jin lebih besar ketimbang pengaruh jin terhadap manusia.

Jin Pedamping yang muslim, sangat mencintai orang muslim yang didampinginya dalam derajat yang tidak dapat dibayangkan oleh manusia. Dia melindungi manusia yang didampinginya dari berbagai bahaya, dan membantu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketika anda lupa sholat dia membantu mengingatkan dan membangunkan anda. Dia tidak pernah meninggalkan orang muslim yang didampinginya kecuali orang tersebut sedang menggauli istrinya. Ketika sang suami isteri sudah masuk kamar dan pintu ditutup, maka Qarin dengan sekejap sudah berada di Mekkah untuk sholat disana, dan balik lagi dalam waktu sekejap kerumah orang muslim tersebut.

Untuk Melindungi Diri dari Jin Qorin maka Banyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita sungguh-sungguh melakukan hal ini, insyaaAllah, akan datang perlindungan dari Yang Maha Kuasa.


© Source | Dengan perubahan seperlunya



Read More

Sabtu, 15 November 2014

Artinya Waktu dan Kiamat yang Lari Mendekati Kamu


Waktu bagi kebanyakan orang hanyalah sebatas tanda pengingat ketika saat jam kantor. Pengingat masuknya waktu salat, pembeda antara siang dan malam, atau sebagai tanda bergantinya tahun demi tahun yang selalu dirayakan.

Namun, sebenarnya waktu jauh dari sekadar pengingat hal-hal yang diungkapkan di atas. Apa itu? Yaitu pengingat akan dekatnya hari kiamat. Hari berakhirnya kehidupan di alam semesta. Mengapa demikian?

Hal ini terungkap ketika kita mencoba menelaah penggunaan kata-kataal-Waqt dalam Alquran yang sering dikaitkan dengan terjadinya peristiwa hari kiamat. Jadi, al-Waqt dalam Alquran lebih menunjukkan kepada hari kiamat.

Kata al-Waqt hanya dipakai dua kali dalam Alquran, yaitu terdapat pada QS al-Hijr ayat 38 dan QS Shad ayat 81 dalam bentuk kalimat yang sama, Ilaa yaumi al-Waqti al-Ma’luum yang artinya sampai waktu yang telah ditentukan. Tak lain, ini merupakan tanda permulaan hari kiamat.

Dengan demikian, hari kiamat adalah hakikat waktu itu sendiri yang mengingatkan kita kiamat telah dekat. Ada masanya di pengujung perjalanan hidup kita di dunia ini akan bertemu dengan kiamat.

Bagaimana tidak? Semakin bertambahnya waktu hari kiamat semakin dekat, bumi semakin tua, hanya tinggal menunggu waktu hancurnya saja, begitu juga umur kita yang semakin lama semakin tua. Semua itu menunjukkan kiamat itu benar adanya.

Logikanya, makanan yang kita makan memiliki masa kedaluwarsa, tumbuh-tumbuhan, hewan, juga manusia akan melewati masanya, yaitu kematian. Begitu juga jagat raya ini, memiliki masa akhir, yaitu kiamat. Jadi, semua pasti ada akhirnya.

Hidup hanyalah sementara, tidak selamanya. “Allah telah menciptakan kamu sekalian dalam keadaan lemah, lalu menjadikan kamu dari keadaan lemah itu menjadi kuat, lalu menjadikan dari keadaan kuat itu lemah dan beruban.” (QS al-Ruum [30]: 54).

Manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT tentang apa yang telah mereka perbuat selama ini. Tidak heran, pertanyaan mendasar yang dilontarkan pada hari kiamat adalah tentang waktu.

Dari Muadz bin Jabal, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Tidak akan bergeser sepasang kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga ia ditanya empat perkara; bagaimana umurnya ia habiskan, bagaimana waktu muda ia gunakan, bagaimana harta bendanya didapatkan dan dibelanjakan, dan apa yang telah dikerjakan dengan ilmunya.” (HR Thabrani dengan sanad yang sahih).

Jadi, sudah siapkah kita bertemu dengan hari kiamat? Untuk itu, sudah saatnya kita instrospeksi diri kita, sudah sampai di mana amalan kita? Ke mana saja umur kita habiskan?

Manfaatkalah waktu yang ada sebelum waktu itu berlalu, betapapun panjangnya umur manusia di dunia ini, sesungguhnya ia tetap pendek, selama penutup hidup adalah kematian. Seorang penyair berkata, “Jika akhir usia adalah kematian, tidak ada bedanya panjang atau pendeknya usia itu.”


© Source | Dengan perubahan seperlunya

Read More

Selasa, 04 November 2014

Satu Kalimat sederhana yang Sanggup Menjebol Tembok Yajuj & Majuj

Di antara bangsa-bangsa manusia, tidak ada bangsa yang sekuat ya’juj ma’juj, sekejam ya’juj ma’juj, dan sebanyak ya’juj ma’juj. Namun tidak disangka, bahwa kelak yang membebaskan mereka dari tembok kokoh Dzulqarnain adalah kalimat ‘Insya Allah’. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan uraian lengkapnya. 

Nabi Sulaiman a.s. lupa mengatakan "Insya Allah" saat mengatakan, "Malam ini aku akan menyetubuhi 60 atau 70 istriku sehingga merekahamil. Lalu, setiap istriku melahirkan seorang anak lelaki yang akan menjadi mujahid penunggang kuda fisabilillah." maka ia pun gagalmemiliki anak (Kisah Nabi Sulaiman ini terabadikan dalam hadis riwayat Bukhari danMuslim)

Ketika malam itu beliau memang menyetubuhi 60 atau 70 istrinya, tetapi yang hamil hanya salah satu diantara istrinya. Bahkan anak yang dilahirkannya pun dalam keadaan tidak sempurna fisiknya. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda : "Kalau saja Nabi Sulaiman as mengucapkan insya Allah, niscaya mereka akan berjihad di jalan Allah sebagai penunggang kuda semuanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan ‘Uqbah bin Ani Mu’ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy. Pertanyaan yang diajukan oleh kedua orang ini adalah bagaimana kisah Ashabul Kahfi?, Bagaimana kisah Dzulqarnain?, dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?.

Rasulullah SAW bersabda kepada dua orang itu, “Besok akan saya ceritakan dan saya jawab.” Akan tetapi Rasulullah SAW lupa mengucapkan “Insya Allah”. Akibatnya wahyu yang datang setiap kali beliau menghadapi masalah pasti terputus selama 15 hari.

Sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah saw dan berkata “Mana ceritanya? besok.. besok.. besok..” Ketika itu Rasulullah saw sangat bersedih. Akhirnya Allah menurunkan wahyu surat Al-Kahfi yang berisi jawaban kedua pertanyaan pertama, pertanyaan ketiga berada dalam surat Al-Israa ayat 85.

Allah berfirman pada akhir surat Al-Kahfii :
“Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, ‘Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,’ kecuali dengan mengatakan Insya Allah.” (QS Al-Kahfi :23-24)




Sebuah kalimat yang sering kita salah artikan tetapi orang yang paling mulia disisiNya, yang telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang pun ditegur oleh Allah SWT karena lupa mengucapkan “Insyaa Allah”. Ada rahasia besar apa dibalik kalimat Insya Allah?

Perhatikan petikan ayat diatas, di ayat tersebut Allah memerintahkan manusia ketika semua rencana sudah matang dan pasti janganlah mengatakan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” tetapi harus diikuti dengan ucapan Insya Allah.

Sebab ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah sebuah ‘ucapan kepastian’, keyakinan diri jika hal itu benar-benar akan dilakukannya, bukan keraguan-keraguannya.

Benar, Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan. Dari situlah tubuh kita mengeluarkan semacam kekuatan dan kepasrahan total yang tidak kita sadari sebagai syarat utama tercapainya sebuah keberhasilan.

Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena Allah sebagai sang pemilik tubuh ini dapat berkehendak lain.

Ingat baik baik! Jika kalian tidak yakin atau tidak dapat memastikan sebuah rencana, maka jangan pernah mengatakan Insya Allah, cukup katakan saja “Maaf, saya tidak bisa” atau “Maaf, saya tidak dapat menghadiri …”

Tetapi bila kalian yakin bisa melakukan rencana itu, maka katakanlah “Insya Allah”, niscaya kalian akan melihat sebuah ketentuan Allah sesuai dengan apa yang telah dijanjikan oleh-Nya.

“Mereka (Ya’juj & Ma’juj) berusaha untuk keluar dengan berbagai cara, hingga sampai saat matahari akan terbenam mereka telah dapat membuat sebuah lobang kecil untuk keluar. Lalu pemimpinnya berkata,’Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita pasti bisa keluar dari sini.”

“Namun keesokkan harinya lubang kecil itu sudah tertutup kembali seperti sedia kala atas kehendak Allah. Mereka pun bingung tetapi mereka bekerja kembali untuk membuat lubang untuk keluar. Demikian kejadian tersebuat terjadi berulang-ulang.”

“Hingga kelak menjelang Kiamat, di akhir sore setelah membuat lubang kecil pemimpin mereka tanpa sengaja berkata, “Insya Allah, Besok kita lanjutkan kembali pekerjaan kita dan besok kita bisa keluar dari sini.”

“Maka keesokan paginya lubang kecil itu ternyata masih tetap ada, kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya.”

“Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi.”
Jika kaum perusak sekelas ya’juj dan ma’juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita. Apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah, janji Allah SWT selalu benar, Dia-lah sebaik baik penepat janji.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Harmalah dari bibinya berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi musuh, sehingga datanglah Ya’juj dan Ma’juj; yang lebar jidatnya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi, wajahnya seperti martil.”

Jika kaum perusak sekelas Ya’juj dan Ma’juj saja bisa berhasil meskipun tanpa sengaja mengucapkan Insya Allah, bagaimanakah halnya dengan kita umat islam? apalagi jika disertai dengan kesadaran dan penuh kepastian mengucapkannya. Yakinlah.Janji Allah swt selalu benar, Dia lah sebaik baik penepat Janji.

Wallahu’alam bishshawab...

© Source | Dengan perubahan seperlunya


Read More

Minggu, 02 November 2014

Bersyukur itu nikmat

Selamat malam.. Berhubung kemaren saya sakit, saya jadi terinspirasi bukunya Akbar Zainuddin yg berjudul Man Jadda Wajadda yg dlm salah satu nya membahas ttg rasa bersyukur walaupun di timpa cobaan, karna kondisi saya udah agak mendingan, kali ini akan saya sebarkan biar kalian mungkin terinspirasi.

Waidzaa kunta fi ni'matin far'aha, fainnal-ma'ashi tuziilun-ni'ama
Jikalau kamu telah mendapatkan nikmat, jagalah nikmat itu, karena sesungguhnya kemaksiatan itu menghilangkan nikmat.



Bersyukur berasal dari bahasa Arab, “syakara“ yg berarti “fataha“ atau membuka. Bersyukur berarti membuka diri, membuka hati, dan membuka pikiran untuk mendapatkan pencerahan dari berbagai sumber. Rasa syukur harus di mulai dari “membuka diri“ terhadap apa yg sudah di berikan Tuhan kpd kita. Tanpa membuka diri, akan sulit bagi kita untuk mensyukuri apa yg telah ada.

Jika kita telah membuka diri, kita akan terjebak untuk mengingkari nikmat. Ada 2 hal yg menyebabkan manusia mengingkari nikmat, yaitu merasa dirinya blm di beri apa², dan yg kedua merasa bahwa apa yg ia dapatkan sekarang semata-mata hasil kerja kerasnya, dan bkn pemberian Tuhan.

Orang yg merasa blm mendapatkan apa², merasa hidupnya paling merana di dunia, dgn segala kekurangan yg dimilikinya. Ia slalu melihat ke atas, mendongakkan kepala kpd orang² yg di beri rejeki lebih banyak darinya. Jika ada orang yg lebih maju darinya, ia merasa bahwa Tuhan tidak adil. Ia merasa sendiri dan tdk mendapatkan rahmat serta pertolongan dari Tuhan. Padahal, itu semua terjadi karena ia tdk melihat hal² positip yg ada pd dirinya. Ia slalu melihat semuanya secara negatip, dari sisi yg berseberangan. Ia tdk menyadari betapa nikmat Tuhan begitu banyak telah diberikan kepada nya. Ia tdk menyadari bahwa begitu banyak orang yg lebih tdk beruntung dibandingkan dirinya. Kesadaran dirinya tertutup, dan karenanya ia tdk merasa mendapatkan apa².

Karena itulah, sangat menarik apa yg di difirmankan Allah SWT. dlm Al Quran surah Al-Mulk ayat 23 : “katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.“

Al Quran menyebut 3 hal yg sering tertutup oleh yg menghalangi manusia untuk bersyukur, yaitu penglihatan(abshar), pendengaran (sam'un), dan hati nurani (af'idah). Bukan hanya sekali Allah menekankan ke 3 hal ini harus di buka. Ini menunjukkan bahwa 3 hal itu memiliki posisi penting agar manusia mau bersyukur.

Membuka mata, penglihatan (abshar) menjadi syarat pertama yg harus dilakukan. Membuka penglihatan berarti melihat apa² di sekeliling kita, dan menyadari betapa banyak nikmat yg telah diberikan Allah kpd kita. Membuka mata menjadi titik awal rasa syukur kita kpd nikmat yg telah Allah berikan.

Nabi Muhammad mengajarkan, agar kita pandai bersyukur, kita mesti melihat orang² yg secara ekonomi dan kehidupan jauh dibawah kita. Dengan memperhatikan hal tersebut, kita akan merasakan bahwa nikmat yg diberikan kpd orang lain.

Lihat lah orang² yg mempunyai harta yg lebih sedikit dibanding kita, lebih miskin, dan lebih kekurangan. Lihatlah orang² yg mempunyai kedudukan masih jauh di bawah kita. Lihatlah orang² yg sakit. Lihatlah orang² yg untuk mendapatkan pekerjaan atau penghasilan kecil pun harus bersusah payah dan bekerja keras membanting tulang. Dan lihatlah berbagai kekurangan yg ada pd orang lain. Semua itu akan membuat kita lebih pandai bersyukur.

Setelah membuka mata, orang juga mesti membuka telinga. Membuka telinga artinya mendengarkan secara jernih berbagai masukan dan informasi dari luar. Terbukanya wawasan dan pengetahuan yang kita miliki akan memberi makna lebih besar bagi proses memahami nikmat yang telah diberikan.

Membuka diri secara lebih besar ada pd membuka hati nurani. Membuka hati nurani artinya berjiwa besar terhadap apa yg terjadi dan slalu berpikir positif. Apapun yg terjadi pd diri kita, baik maupun buruk, adalah “nikmat“ yg diberikan Tuhan untuk menguji apakah kita tambah “bersyukur“ atau “mengingkari“ nikmat tersebut.

Berjiwa besar artinya memahami bahwa jika mendapatkan suatu “nikmat yg buruk“ menurut pandangan kita hal itu bukanlah akhir dari segalanya. “Nikmat yg buruk“ akan memberikan kesadaran bahwa slama ini begitu banyak nikmat yang diberikan Tuhan yang blm kita syukuri. Orang tidak akan merasakan nikmatnya sehat jika ia blm pernah sakit. Tatkala sakit itulah orang bisa merasakan betapa kesehatan merupakan nikmat yang sangat berharga.

Begitu juga orang tidak bisa merasakan nikmatnya mempunyai harta banyak, jika ia tak pernah merasakan hidup sebagai orang miskin. Karena itu, jika kita mempunyai kekurangan, kekurangan itu mesti kita syukuri dgn baik karena dgn kekurangan itulah kita bisa merasakan nikmat yang sesungguhnya saat kita merasakan kelebihan.

Jiwa besar itu juga diperlukan saat kita mendapatkan nikmat yg menurut kita positif. Nikmat sehat, rejeki, dan berbagai nikmat lain adalah pemberian yg tidak diberikan kpd semua orang. Bersyukur akan mencegah kita dari kesombongan bahwa apa yg kita terima adalah hasil upaya kita sendiri. Bersyukur akan memberikan kesadaran bahwa di balik usaha² yang kita lakukan ada tangan Tuhan yang membantu memberikan nikmat itu.

Kesadaran semacam itu akan memberikan ketenangan hati, apapun kondisi yg menimpa kita. Jika kita mendapatkan nikmat yang banyak, kita akan bersyukur bahwa Tuhan memberikan apa yang kita usahakan. Tetapi sebaliknya, jika tertimpa musibah atau situasinya tdk sesuai dgn apa yang kita inginkan, kita jg tdk terlalu larut dalam kesedihan.

Mengapa bersyukur bisa menambah nikmat yang telah di berikan? Firman Allah yang sangat terkenal dlm Surah Ibrahim ayat 7 mengatakan, “Dan (ingatlah) ketika Tuhan mu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Ku sangat berat'.“

Bersyukur bisa menambah nikmat, karena dgn bersyukur manusia menemukan kedamaian hati dan orientasi hidup yang benar. Bersyukur akan membuat hidup manusia lebih bermakna. Ia tidak lagi berpikir jangka pendek, tetapi bagaimana memaknai hidup secara lebih baik di masa mendatang.

Mensyukuri nikmat yang telah di berikan tidak hanya terucap di bibir, tetapi juga dgn tindakan² yg mendukung sifat dan sikap positif tersebut. Bersyukur terhadap harta yang diberikan adalah dengan membelanjakan harta tersebut untuk nilai² positif dalam kehidupan, yang berguna baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat secara umum.

Mensyukuri nikmat sehat berarti menggunakan kesehatan tersebut sebaik-baiknya dengan bekerja keras, tidak bermalas-malasan, dan selalu mengembangkan diri secara serius. Mensyukuri nikmat kehidupan berarti tidak menyia-nyiakan hidup ini dgn berbagai kegiatan yang tidak berguna dan sia².

Makna pertambahan nikmat dlm ayat Qur´an di atas tentu saja bukan semata-mata ditambah nikmatnya, tetapi juga atas dasar usaha dan kerja keras yang kita lakukan. Jika orang berpikir positif, berjiwa besar, dibarengi dengan kerja keras dlm hidupnya, akan terbuka potensinya untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi.

Produktivitas yang lebih tinggi inilah jelmaan dari janji Allah bahwa Dia akan menambah nikmat bagi orang² yang mau bersyukur. Dengan bersyukur, orang akan lebih termotivasi dlm hidup, bekerja lebih keras, tumbuh sikap positif dan pantang menyerah. Kondisi negatif apapun dipahami sebagai wadah untuk membuat hidup ini lebih baik. Itulah makna nikmat yang akan selalu ditambah jika kita bersyukur.

©Man Jadda Wajada, The Art Of Excellent Life

Read More